Anjik Sukmaaji

Universitas Dinamika

Contoh Subnet Routing Statis-1

Berdasarkan gambar arsitektur jaringan tersebut untuk pengaturan subnet jika alamat jaringan yang akan di subnet adalah 10.0.0.0/8 maka menghasilkan subnet dengan tahapan sebagai berikut :

Pertama tentukan kebutuhan bit untuk host, sbb : 400 host -> 512 = 2^9, 1000 host -> 1024 = 2^10, dan untuk 15.000 host -> 16384 = 2^14.

Kedua menentukan jumlah subnet bit, sbb : 400 host ->  9 bit host maka total subnet bitnya adalah 32-9 = 23 (SM=255.255.254.0), 1000 host ->  10 bit host maka total subnet bitnya adalah 32-10 = 22 (SM=255.255.252.0), dan 15.000 host ->  14 bit host maka total subnet bitnya adalah 32-14 = 18 (SM=255.255.192.0).

Ketiga menentukan alamat subnetwork, sbb:

  1. Subnetwork A : 14 bit host dan 18 bit subnet,
    10.0.00|000000.0, ->10.0.0.0/18 (next subnet)
    10.0.01 |000000.0,->10.0.64.0/18
    10.0.10 |000000.0,->10.0.128.0/18
    10.0.11  |
    000000.0,->10.0.192.0/18 (subnetwork A)
  2. Subnetwork B : 10 bit host dan = 22 bit subnet,
    10.0.00|0000|00.0,->10.0.0.0/22
    10.0.00|000 1|00.0,->10.0.4.0/22 (Subnetwork B)
    10.0.00|00 10|00.0,->10.0.8.0/22 (next subnet)
    10.0.00|00 1 1|00.0,->10.0.12.0/22
    ……………………………
    10.0.00|1 1 1 1 |00.0,->10.0.60.0/22
  3. Subnetwork C : 9 bit host dan = 23 bit subnet,
    10.0.00|00 10|0|0.0,->10.0.8.0/23 (Next Subnet)
    10.0.00|00 10||0.0,->10.0.10.0/23 (subnetwork C)
  4. Subnetwork D : 2 bit host dan = 30 bit subnet,
    10.0.00|00 10|0|0.000000|00,->10.0.8.0/30 (subnetwork D)
    10.0.00|00 10|0|0.00000 1|00,->10.0.8.4/30
    10.0.00|00 10|0|0.00001 0|00,->10.0.8.8/30
    ……………………………………………..
    10.0.00|00 10|0|1.1 1 1 1 1 1 |00,->10.0.9.252/30

Sedangkan untuk mengatur statis routing dari masing-masing router adalah dengan memperhatikan sejumlah network yg belum terhubung dengan masing-masing router. Untuk router R1, subnetwork yang terhubung adalah 10.0.192.0/18 dan 10.0.8.0/30, sedangkan dua subnetwork lain yang tidak terhubung langsung adalah 10.0.10.0/23 dan 10.0.4.0/22, maka definisi statis routingnya pada R1 adalah sebagai berikut:

ip route 10.0.4.0 255.255.252.0 10.0.8.2
ip route 10.0.10.0 255.255.254.0 10.0.8.2

Sedangkan untuk router R2, subnetwork yang terhubung langsung adalah 10.0.8.0/30, 10.0.4.0/22 dan 10.0.10.0/23, sedangkan yang tidak terhubung langsung adalah 10.0.192.0/18, maka definisi statis routing untuk R2 adalah ip route 10.0.192.0 255.255.192.0 10.0.8.1

Sehingga hasil subnet dan statis routingnya adalah seperti pada gambar berikut ini:

 

 

You can leave a response, or trackback from your own site.

Leave a Reply