Strategic Asset Management

Strategic Asset Management (SAM) adalah suatu model baru untuk mengekstraksi nilai dari aset-aset produksi. Konsep dasar SAM adalah penggunaan sumber daya secara total untuk keunggulan berkompetisi. SAM mencakup prediksi penjualan sampai pada perencanaan produksi, dan berakhir pada serahan produk ke pelanggan. SAM juga meliputi pengelolaan investasi kapital terhadap program peningkatan ROA (Return On Assets) jangka panjang.

Konsep dasar manajemen aset berbasis pada 3 hal, yaitu:

  1. Tujuan bisnis yang merupakan arah keputusan beradasarkan pada kegunaan dan kepedulian terhadap aset peralatan.
  2. Strategi aset yang ditentukan berdasarkan pada pertimbangan operasional.
  3. Perawatan dan reliabilitas berdasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan.

Intensi dilakukan untuk mengoptimalkan penerapan semua sumber daya, tidak hanya merawat. Manajemen aset didefinisikan sebagai suatu manajemen proses secara global untuk membuat dan mengeksekusi nilai keputusan tertinggi tentang penggunaan dan perawatan aset secara konsisten.

SAM merupakan fungsi atas-bawah yang lengkap dalam pengelolaan peralatan dan sumber daya manusia untuk mencapai profitabilitas maksimum. Pengelolaan ini terdiri dari penetapan suatu spesifikasi kinerja untuk tiap unit utama operasional, pengidentifikasian komponen-komponen kritis kinerja, dan pengembangan variabel-variabel kunci operasi yang dapat dikendalikan secara sistematis.

Pengelolaan aset secara strategis mencakup setiap fungsi organisasi yang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan. Operation dan Maintenance dinilai berdasarkan pada kemampuan produksi dan penggunaan kapasitas tiap unit. Purchasing memiliki tujuan utama untuk menunjang reliabilitas operasional, dengan tetap mempertimbangkan biaya sebagai suatu hal yang penting, namun sebagai tujuan kedua. Engineering berdasarkan pada total nilai siklus hidup yang terjadi, termasuk karakteristik-karakteristik produk, maintainability, operability, dan total biaya per keluaran tiap unit.

Gambar 1 Model Empiris Operational Reliability Maturity Continuum

Siklus pengembangan SAM berbasis pada Operational Reliability Maturity Continuum (gambar 1). Model empiris ini terbagi dalam 5 tahap utama yang merupakan dasar dari kinerja yang dikembangkan, dengan potensi pertumbuhan secara berkelanjutan lebih dari 10 tahun dari suatu horison strategis. Model ini telah didiskripsikan secara detil di tahun 1997, pada majalah Maintenance Technology, dengan judul Developing an Asset Management Strategy.

Stage 1, Planned Maintenance, memiliki tujuan utama untuk meningkatkan pengendalian kerja dan meminimalkan biaya perawatan. Biasanya direferensikan sebagai perencanaan dan penjadwalan untuk memaksimalkan efektifitas penggunaan waktu pekerja/teknisi. Stabilisasi dan penggunaan suatu sistem terintegrasi di semua unit sangat membutuhkan otoritas pusat.

Stage 2, Proactive Maintenance, bertujuan untuk menghilangkan mode kegagalan yang umum atau biasa terjadi dan pengaruh-pengaruh antar fasilitas, sehingga biaya perbaikan dan biaya waktu tunggu akibat terjadinya kegagalan dapat dikurangi. Akusisi biaya dari pemonitoran kondisi peralatan harus dievaluasi dengan seksama untuk mendapatkan penerapan dan nilai yang terbaik. Keputusan-keputusan ini dibuat antar fungsi, dan dieksekusi secara terpusat.

Stage 3, Organizational Excellence, menangani aktivitas operasional pada Asset Health Care yang tersisa. Dimana pada tahap 1, operator menyiapkan peralatan untuk dirawat; dan pada tahap 2, operator dibantu untuk mengidentifikasi dan mendiagnosa permasalahan-permasalahan kronik. Pada tahap 3, operator mulai untuk diberi tanggung jawab terhadap kondisi peralatan. Bagian dari tanggung jawab ini adalah untuk melakukan aktivitas Basic Care, termasuk lubrikasi, penyesuaian, observasi, dan mencatat parameter operasional. Karena perawatan peralatan telah dapat dikendalikan, dimana manajemen proses telah jelas diidentifikasikan, direncanakan, dijadwalkan, dipastikan bekerja dengan semestinya, dan kebanyakan kegagalan umum telah dieliminasi dengan perawatan proaktif, sehingga pada tahap ini lebih difokuskan pada pelatihan, dan pembelajaran pekerja terhadap peralatan. Teknisi masih tetap melakukan perawatan dalam jumlah kecil, namun tugas lebih diarahkan sebagai fasilitator dan pelatih, dengan spesialisasi terhadap peralatan yang menjadi tanggung jawab mereka. Organisasi telah berubah dari manajemen terpusat menjadi terdistribusi.

Stage 4, Engineered Reliability, berbasis unit, menghilangkan defect pada sistem secara khusus, lebih dari pada mode kegagalan umum. Bila peralatan memiliki unit cukup banyak, maka tahap ini akan membutuhkan kolaborasi berbasis unit lebih lanjut. Saat pada tahap sebelumnya sumber daya telah dikelola secara terdistribusi, selanjutnya dibutuhkan seorang manajer pusat yang dapat melihat keseluruhan sistem. Dan pada tahap ini merupakan saat yang tepat me-review untuk melakukan outsourcing pada fungsi-fungsi tertentu.

Stage 5, Operational Excellence, menambahkan suatu dimensi yang diarahkan berdasarkan tujuan bisnis dan menentukan semua usaha-usaha perawatan dan reliabilitas. Saat ini akan dilakukan optimalisasi yang sebenarnya, dan tugas tim berbasis shift akan meningkat, karena memiliki tanggung jawab memonitor dan merawat kesehatan aset, selain juga mengoptimalkan produksi dan lapangan. Tanggung jawab sumber daya pada tahap ini merupakan suatu hal yang bersifat minor untuk ditekankan, karena telah stabil. Banyak pekerjaan yang akan dilanjutkan berbasis unit, namun kesempatan berbagi antar unit masih bisa dilakukan. Karakteristik organisasi pada tahap ini adalah desentralisasi yang aktual atau matrixed, namun tingkat manajemen diri (self-management), disiplin dan perencanaan menjadi sangat tinggi, dan peta organisasi digantikan oleh suatu proses manajemen kerja yang ditetapkan untuk semua sumber daya yang berada dalam fasilitas.

Gambar 2 Elemen-Elemen Manajemen Aset

Implementasi manajemen aset merupakan suatu proses (gambar di atas), yang terdiri dari beberapa elemen, dan model keputusan untuk menentukan kapan menggunakan elemen-elemen tersebut. Elemen-elemen manajemen aset dapat didaftar sebagai berikut:

  • Empowered Workforce
  • Reliability Centered/Control Maintenance
  • Work Management Processes
  • Predictive and Preventive Maintenance (PdM & PM)
  • Self-managed Work Teams
  • Measures of Leading and Lagging KPI’s
  • Reliability Leadership and Planning
  • Safety, Health and Environment
  • Continuous Improvement
  • Reliability Modeling and Equipment Risk Assessment
  • Cost of Unreliability Tracking
  • Root Cause Failure Analysis
  • Capacity/Business Objectives Modeling
  • Lifecycle Costing/Engineering
  • Activity-based Management

[ROM]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Powered by WordPress | Designed by: diet | Thanks to lasik, online colleges and seo
Skip to toolbar