TOP

Budaya Ilmiah

Bicara tentang budaya berati kita sedang fokus pada value of life, budaya terbukti bertahun-tahun yang pada akhirnya menjadi sebuah tradisi. Siapapun orangnya yang masuk kedalam wilayah itu harus ikut dan tunduk pada apa yang diyakini oleh para pendahulu-pendahulunya. Suatu misal diaerah tertentu seseorang (warga) harus berjalan merunduk jika ketemu seorang raja, maka jika suatu ketika kita masuk ke daerah tersebut maka kita harus juga merunduk jika ketemu sang raja, satu kali saja kita tidak mengikuti arus maka kita menjadi orang aneh buat mereka (kata orang jawa: ngowah-ngowahi adat).

Sedangkan budaya ilmiah, dicirikan dengan adanya rasionalitas didalamnya dan indikatornya adalah adanya sebab akibat yang dikendalikan dengan sebuah data, analisa dan pengecekan/ pemeriksaan terhadap benar dan tidaknya (cek recek, cek croscek dan cek total cek). Budaya ilmiah menjauhkan diri seseorang dari usaha-usaha plagiat, mengambil hasil karya orang lain dan mengatasnamakan sesuatu yang bukan menjadi hak nya.

Budaya ilmiah bukan hanya sekedar bagaimana kita menulis sebuah karya ilmiah, tapi lebih pada bagaimana kita menempatkan sebuah pemikiran, perkataan dan perbuatan kita pada budaya yang berlaku di daerah kita dengan berpikir ilmiah. Pada titik tertentu ada sesuatu yang tidak boleh diungkapkan pada khalayak ramai, karena kita ketahui bahwa pada titik tertentu tersebut sesuatu hal yang dianggap benar di suatu daerah, bisa jadi menjadi hal yang tabu di daerah kita (dengan kata lain yang benar di suatu tempat belum tentu benar ditempat yang lain)

Read More
TOP

Belajar dari kitab Percikan Filsafat (3)

7. Kesalahan Moral

Unsur yang pokok dalam kehidupan moral ialah kesadaran tentang kesalahan moral. Disimpulkan bahwa tiap-tiap kesalahan adalah pelanggaran dan bahwa kesalahan moral adalah lain daripada yang lain. Dalam lapangan moral pelanggaran hanya terjadi bila orang mengerti dan berbuat dengan sengaja. Sebagai contoh manusia melihat dirinya dalam kejelekan karena melakukan perbuatan pelanggaran misalnya membunuh atau pelanggaran lain yang berat atau dapat juga mengenai pelanggaran ringan seperti pertengkaran atau perselisihan. Manusia setelah melakukan kesalahan, kemudian menjadi sadar keluhurannya yang diinjak-injak oleh dirinya sendiri, dengan rasa tidak tentram, rasa malu, dan sebagainya lalu manusia ingat akan kewajibannya dan sadar akan yang seharusnya, kemudian bangkit dan berjuang sehingga kesadaran akan kesalahan menjadi permulaan kemenangan.

8. Kesusilaan dan nilai

Nilai yang manakan kesusilaan itu ?

Kesusilaan adalah suatu nilai, suatu kebenaran yang tidak dapat dibantah. Aristoteles mengemukakan bahwa manusia itu dalam semua perbuatannya bagaimanapun juga mengejar sesuatu yang baik oleh sebab itulah definisi dari yang baik adalah sesuatu yang dikejar dan sesuatu yang dituju. Bagi manusia harus dibedakan nilai alat dan tujuan. Nilai tujuan adalah kesempurnaan pribadi manusia, nilai alat adalah untuk memuaskan atau menolong kejasmanian manusia, dan ini berbeda dengan nilai tujuan dan tidak boleh pernah menjadi nilai tujuan.

9. Ke-Tuhanan dan kesusilaan

Saat ada manusia berpikir tentang kesusilaan, disitulah terlihat juga adanya usaha untuk mencari  dasar yang lebih tinggi daripada manusia itu sendiri. Dalam berpikir tentang kesusilaan, manusia selalu mencari dasar yang lebih tinggi lagi, dasar yang terakhir untuk itulah kesusilaan bagaimanapun juga selalu dihubungkan dengan Tuhan. Suara batin manusia pada dasarnya adalah suara dari Tuhan, dan bila manusia tunduk terhadap suara batin maka makin lama manusia akan mengerti tentang kesempurnaan dan kebaikan dan dan sesungguhnya pelanggaran moral pada hakekatnya adalah pelanggaran kehendak dan hukum Tuhan, menyesali atas kesalahan moral berarti kembali kepada Tuhan. Untuk itu dapat dipahami bahwa moral atau kesusilaan pada dasarnya berhubungan dengan Tuhan, Tuhanlah yang menjadi dasar kesusilaan.

10. Mencari arti hidup

Manusia tahu apa itu radio, TV dll akan tetapi lebih penting lagi musti tahu arti dan kegunaannya.

– Manusia harus berani menghadapi pertanyaan-pertanyaan dengan sikap terbuka
– Manusia harus berani berkonfrontasi dalam macam-macam soal dan pendapat
– Jika sudah memiliki pegangan yang dapat dipertanggung jawabkan –> membangun hidup berdasarkan pandangan tersebut

11. Keheningan budi (sebagai sikap dasar)

Dibutuhkan penelitian dan penimbangan à mengambil keputusan yang baik, tujuan yang baik dan perbuatan yang baik pula, serta didukung dengan adanya sikap teguh dan ulet. Keheningan budi merupakan sikap aktif manusia, dimana manusia meneliti dan mengarahkan seluruh proses perbuatannya kearah kesusilaan, dimulai dari ketertarikan melakukan sesuatu, melaksanakan dan setelah melaksanakan perbuatan tersebut. Tidak hanya pangkal perbuatan yang harus dibawah keheningan hati dan budi teapi seluruh perbuatan dan tidak hanya untuk menghindarkan dari perusakan moral tapi untuk bertindak sebaik-baiknya. Mengarahkan dilakukan agar perbuatan menjadi pelaksanaan moral karena tiap-tiap perbuatan manusia harus bermoral. Buah dari keheningan budi adalah kewaspadaan, hati-hati, bersiasat dan penuh perhitungan.

12. Dialetik dari keheningan budi

Sikap asasi dari manusia menjadikan menusi susila dan bertindak susila dan ini dibutuhkan sebuah dasar keheningan budi. Hasil dari keheningan budi adalah mengatur perbuatan sehingga menjadi perbuatan yang susila.

Terdapat tiga langkah yaitu :

  • keheningan budi adalah penelitian dan penimbangan dari perbuatan yang diwujudkan dengan tujuanuntuk keserasian perbuatan. Pelaksanaan penelitian dan penimbangan sebaiknya dilakukan secara tepat, karena bila tidak akan dapat menjadi rintangan dan perusak kesusilaan.
  • mengambil keputusan yang bijaksana yang berdasarkan keheningan hati yaitu keputusan diambil dengan merdeka, namun semuanya itu mempertimbangkan atau didasarkan dan ditujukan ke arah yang baik.
  • keteguhan dan keuletan. Dalam pelaksanaan perbuatan yang telah diputuskan sering dijumpai adanya kendala dan kesukaran-kesukaran, keragu-raguan namun orang yang mempunyai keheningan budi meskipun bimbang, ragu, bahkan gentar, tetapi tetap untuk tidak mundur, pikiran tetap waspada, teguh pada niatnya, berpendirian dan bertanggung jawab pada apa yang telah diperbuat.
Read More
TOP

Belajar dari kitab Percikan Filsafat (2)

3. Suara batin

Merupakan bentuk konkrit dari kesadaran moral.

Suara batin ini selalu ikut serta dalam setiap perbuatan manusia à baik sebelum melakukan/ berbuat atau setelah melakukan suatu perbuatan (baik itu perbuatan baik maupun buruk).
Baik dan buruk tidak berarti menyenangkan atau tidak menyenangkan, menguntungkan atau merugikan.
Manusia agar menjadi manusia sebagai seharusnya memang harus berjuang kesadaran moral harus dibangun dan diperkembangkan.

4. Ikatan yang membebaskan

Suatu unsur yang sangat fundamental dari kesusilaan ialah wajib. Wajib ridak membujuk tetapi menuntut ketaatan. Wajib adalah sesuatu yang melekat pada manusia. Beberapa tindakan manusia dapat dikatakan bahwa manusia menerima wajib sebagai ikatan bahkan ikatan yang berat tetapi manusia tetap memiliki ikatan. Pada saat melanggar manusia merasa rendah dan hina, manusia merasa menodai kemanusiaannya bila melanggar wajib. Sebaliknya manusia merasa bertindak sesuai dengan kemanusiaannya bila dia bisa mengerti dan mentaati wajibnya. Wajib disini merupakan keniscayaan dari dalam dan bukan paksaan. Hanya dengan menerima ikatan wajiblah manusia menjadi luhur.

5. Siap sedia untuk kebaikkan

Moral atau kesulilaan adalah nilai yang sebenarnya bagi manusia, satu-satunya nilai yang betul-betul dapat di sebut nilai bagi manusia.
Moral atau kesusilaan adalah kesempurnaan manusia sebagai manusia/ tuntutan kodrat/ perkembangan manusia sebenarnya. Dalam perkembangan manusia dapat menentukan sikap, sikap yang kita sebut kebajikan/ keutamaan. Sikap dalam sebuah perbuatan moral yang baik adalah siap sedia untuk kebaikan.

6. Tanggung Jawab

Merupakan salah satu aspek dari kemandirian dan dari kehendak manusia untuk melakukan kebaikan sebagai pemenuhan kodrat sebagai manusia. Perlu diingat yang bertanggung jawab itu hanya manusia. Bertanggung jawab berarti orang mengerti perbuatannya, baik sebelum berbuat, selama berbuat atau setelah berbuat. Dalam pengalamannya dia mengerti apakah perbuatannya itu wajar atau tidak. Sebab manusia dalam tiap-tiap perbuatannya yang kongkrit dia tidak mengejar perbuatan itu, yang dikejar atau harus di kejar adalah kebaikan atau kesempurnaan yang sejati bagi manusia menurut tabiatnya yang terdalam.

Tanggungjawab adalah kewajiban menanggung bahwa perbuatan yang dilakukan oleh seseorang adalah sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, berarti juga sikap atau pendirian yang menyebabkan manusia menetapkan bahwa dia hanya akan menggunakan kemerdekaannya untuk melaksanakan perbuatan yang susila.

Read More
TOP

Belajar dari kitab Percikan Filsafat (1)

Kitab tersebut ditulis oleh seorang tokoh “Drijarkara”, banyak mengupas tentang filsafat kesusilaan, yang jika kita pelajari dan baca kata demi kata, serasa sulit sekali untuk memahaminya. Dituliskan dalam kitab tersebut ada 12 point yang kesemuanya berbicara tentang bagaimana sebenarnya moral kita, kesusilaan kita sebagai seorang manusia seutuhnya.

1. Manusia dan Dunia

Kesusilaan yang dilakukan dalam kehidupan manusia dengan menjalankan kesatuanya dengan alam jasmani, menjadi empat aspek :

  • Aspek Ekonomis à manusia merubah barang-barang sehingga berguna untuk kehidupannya
  • Aspek Kulturil/ Kebudayaan à manusia dalam pengabungannya dengan alam mampu melahirkan dunia baru à  ilmu pengetahuan, sistem-sistem, adat-adat dan perundang-undangan negara
  • Aspek peradapan : tabiat manuasia / peradapan yang melekat pada manusia à cara-cara pergaulan yang sopan, halus, pakaian yang baik tingkah laku yang teratur dsb
  • Aspek Teknik : aspek yang menyeluruh dalam kehidupan manusia baik yang meliputi lapangan ekonomi, kesenian, bahasa maupun wilayah rohani à teknik bisa menjadikan manusia menjadi lebih baik bisa juga merendahkan manusia dan menginjak-injak perikemanusiaan

2. Timbulnya kesadaran moral

Adalah kesadaran tentang diri manusia saat berhadapan dengan segala sesuatu yang baik dan buruk. Namun harus dapat membedakan antara halal dan haram à boleh atau tidak oleh dilakukan à meskipun mampu melakukannya.

Kesadaran moral timbul melalui suatu proses à setelah mengerti manusia mungkin akan melaksanakan atau malah melanggar.

Timbulnya juga di pengaruhi pemilihan : apakah memilih yang baik atau yang jelek. Namun manusia selalu punya kecenderungan tertarik pada kebaikan dan bangkit menjadi lebih baik

Read More
TOP

Belajar dari Gagasan Dave Ulrich

Banyak sekali tulisan yang menyebutkan tentang pembentukan SDM, dari yang biasa-biasa saja menjadi SDM pemenang atau melejitkan prestasi SDM, salah satunya gagasan yang disampaikan oleh Dave Ulrich (1997), ada empat peran SDM guna membangun organisasi yang kuat, fleksibel, adaptif dan kompetitif yang berujung pada organisasi pemenang.

Keempat peran SDM tersebut adalah :

–         Strategic human resources
–         Management of firm infrastrukture
–         Management of employee contribution
–         Management of transformation and change

Peran yang pertama adalah Strategic human resources, berbicara tentang penyelarasan antara manajemen SDM dengan strategi bisnis secara menyeluruh, menyesuaikan antara visi SDM dengan visi organisasi.

Peran kedua, management of firm infrastructure, sudut pandang berada pada proses dan operasional sehari-hari. Hasil yang diharapkan dalam peran kedua ini adalah infrastruktur yang efisien, sehat dan produktif. Kegiatan pokok adalah melakukan rekayasa ulang menuju perbaikan terhadap proses organisasi. Dengan dibangunnya infrastruktur organisasi yang diperkuat oleh teknologi menjadi agenda utama pada peran management of firm infrastructure.

Peran ketiga, management of employee contribution, adalah untuk meningkatkan loyalitas dan kemampuan karyawan. Loyalitas berhubungan dengan motivasi dan etos, tidak sekadar uang. Sementara kemampuan bersinggungan dengan keahlian, kecakapan dan kecepatan dalam merespons suatu persoalan. Meningkatkan kemampuan melalui pelatihan, coaching dan mentoring. SDM yang loyal dan mempunyai kemampuan akan selalu memberi kontribusi bagi organisasi. Dalam banyak kasus karyawan akan merasa berperan dan dihargai apabila ia berkontribusi pada perusahaan, tidak sekadar menjadi parasit.

Peran yang terakhir adalah management of transformation and change. Inilah peran paling sulit karena bersinggungan dengan orang, strategi dan masa depan. Transformasi manajemen sendiri merupakan suatu metodologi yang komprehensif dari  program percepatan pembaruan organisasi (perusahaan). Desain utamanya adalah membawa organisasi ke arah yang lebih produktif dengan tingkat keuntungan yang tumbuh secara sinambung. Unsur trust, komitmen dan work excellent menjadi dominan untuk dijalankan. Saling percaya yang didasari komitmen yang kuat dari seluruh jajaran organisasi akan mempermudah pencapaian tujuan perusahaan.

Agenda yang perlu dilakukan dalam proses management of transformation and change adalah :

1 Perencanaan pengembangan SDM yang komprehensif, bersifat proaktif dan jangka panjang
2 Ukuran sukses investasi SDM sesuai dengan model sukses bisnis yang telah disepakati.

Read More
TOP

Belajar dari Alexander Agung

“Kalian adalah Pemenang”

Perjuangan Alexander Agung dalam rangka menaklukan kerajaan Persia ini jika kita lihat dari sudut pandang organisasi adalah suatu upaya membangun manusia-manusia menjadi Pemenang.

Diceritakan oleh sebuah buku bahwa dalam kelelahan yang luar biasa Alexander Agung berdiri gagah di atas tanah lapang. Dikumpulkannya prajuritnya yang masih tersisa. “Di tanah Axios ini, para dewa berdiri dibelakang kita” Alexander berkata lantang kepada para prajuritnya. Ditatapnya wajah para prajuritnya sembari berkata “Atas Nama Dewa, aku memimpin kalian menuju kejayaan dan kekayaan yang lebih besar yang tidak pernah dicapai oleh siapapun di bumi ini, Kalahkan Raja Darius !! Taklukkan Kerajaan Persia !! Tidak Ada yang berubah selain Raja Kalian, Kalian Adalah Pemenang !!

 Sejarah kemudian menulis Alexander Agung berhasil menaklukkan kekuasaan Raja Darius, Raja dari Kerajaan Persia, Raja terbesar di Asia pada waktu itu.

Sebuah pertanyaan kemudian muncul, “Bagaimana Alexander Agung membangun kerajaannya ??”
Alexander membangun dan memimpin kerajaannya hanya dengan dua bekal :

  1. Prajurit terbaik
  2. Prajurit loyal

Dalam setiap malam prajuritnya ditempa dengan motivasi menguasai bumi. Untuk memotivasinya dia katakan  bahwa “bulan yang benderang, cucuran air hujan dari langit menandakan bahwa para dewa selalu mendampingi perjalanan mereka”

Dalam Tinjauan teori organisasi Alexander Agung telah menempatkan aspek organisasi mekanistik yaitu dengan semangat yang dikobarkan dengan tujuan utama yang disampaikan pada setiap prajuritnya bahwa dalam setiap pertempuran pasukan yang dipimpinnya harus selalu menang, dan tunduk terhadap apa yang menjadi tihtahnya.

Di lain sisi Alexander juga menempatkan aspek organik dalam mengembangkan setiap kerajaan yang telah di taklukkannya, salah satu contoh yang Alexander beserta para prajuritnya lakukan adalah menyebarkan kebudayaan hellenis yang merupakan perpaduan kebudayaan Yunani kuno, Laut Tengah, Mesir, dan Persia. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Tiongkok, dan sebelum kematiannya, Alexander juga membangun kota Alexandria di Mesir, dengan perpustakaannya yang lengkap dibuka hingga seribu tahun lamanya dan berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia.

Wow !!!

Read More
TOP

Dapatkah kita mengajari anak angsa menari?

Jawabnya, “tentu, Ya”
sebab semua binatang (terlebih lagi manusia) memiliki perilaku yang variable, sehingga kita bisa mengajarkannya/ melatihnya untuk menari dan kita bertindak sebagai seorang pelatih.

Pertanyaan berikutnya, Lalu apa yang bisa kita lakukan ???
Rahasia seorang pelatih adalah mengamati anak angsa dengan cermat, ketika anak angsa bergerak ke arah yang kita inginkan, sesegeralah sebagai seorang pelatih memberikan motivasi dengan memberikan makan. Anak angsa tersebut akan bingung sambil bertanya dalam hatinya, kenapa saya diberi makan ?.
Setiap bergerak ke arah yang di inginkan, pelatih selalu menghadirkan sebuah motivasi untuk mereka, dengan demikian anak angsa akan berusaha bergerak ke arah yang di inginkan pelatih, dan inilah yang mengakibatkan terbentuknya sebuah tarian

Sesungguhnya manusia jauh lebih kompleks daripada anak angsa, namun kita  bisa belajar untuk menggunakan prinsip pelatihan ini (saya menyebutnya juga sebagai pengkondisian) untuk membantu diri sendiri dan orang lain guna membentuk suatu kebiasaan yang berhasil.

Timing yang tepat sangat penting dalam pelatihan/ mengkondisikan dengan efektif. Mari kita membuat daftar reward (mental, emosi dan fisik / tidak selalu berkaitan dengan uang) yang menyenangkan yang dapat segera kita berikan kepada diri kita atau orang lain ketika mereka berbuat baik, kemudian tentukan kondisi tertentu dimana kita secara sadar melaksanakan komitmen untuk menggunakan reward sebagai salah satu yang dapat memotivasi. Kalau anak angsa saja mampu menari dengan bantuan kita sebagai pelatih, maka saya teramat sangat yakin kita pasti bisa melakukan banyak hal yang lebih dari sekedar tarian anak angsa….tinggal katakan “Saya Pasti Bisa !!!”

Read More
TOP

14 Agustus

Kalau Group Band Gigi punya lagu 11 Januari, buat saya dan mungkin sebagian orang memiliki memory istimewa dengan subject diatas.
Ya…Hari Pramuka, yang sudah mulai dilupakan oleh sebagian besar orang, apalagi yang sudah tidak duduk dibangku sekolah. Kegiatan Pramuka kini sudah banyak ditinggalkan, kalah dengan beberapa kegiatan baru seperti kongkow kongkow, main Facebook, ngegames online atau kegiatan lain yang lebih gaul buat anak muda.

Semasa sekolah dulu, banyak hikmah yang bisa saya ambil dengan bergabung di kegiatan tersebut, nilai-nilai yang ditanamkan sungguh luar biasa. Salah satu yang sangat melekat adalah Tri Satya dan Dasa Dharma, yaitu 3 janji dan 10 dharma yang harus dihafalkan dan lebih lagi di jalankan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap anggota.

Dari 10 Dharma yang sampai saat ini masih kuingat, ada satu point yang setiap kali saya lafalkan…saya renungkan, setiap kali itu pula membuat merinding, bukan karena rasa takut, tapi lebih pada betapa kecil diri ini sehingga tidak dapat mengamalkan dharma tersebut. Bunyi dari dharma ke sepuluh tersebut adalah “Suci dalam Pikiran, Perkataan dan Perbuatan”
Duh….Gusti….kata yang indah jika kita mampu mengamalkannya, terlebih lagi di Bulan yang suci ini bahwa kita belajar untuk selalu jujur dalam pikiran, niatan yang kita miliki, dan juga jujur dalam setiap tutur kata yang keluar dari mulut kita hingga sebuah kejujuran dalam bertindak dan berbuat.

hmmmmmm semoga kita adalah orang yang dapat meneladani dharma ke sepuluh dari Dasa Dharma Pramuka meskipun kita bukan seorang anggota dalam kegiatan tersebut.

Read More
TOP

Catatan kecil: lentera hati

Lamat-lamat terdengar syair lagu dari group musik jaman dulu ’Koes plus’ yang kurang lebih syairnya seperti ini

“Jo podo nelongso jamane jaman rekoso.
Urip pancen angel kudune ra usah ngomel
Ati kudu tentrem nyambut gawe karo seneng
ulat ojo peteng nek dikongkon yo sing temen”

Sejenak ku urungkan niatku untuk mengetuk pintu rumah yang terlihat sangat sederhana, rumah itu ditempati seorang bapak yang telah mengarungi hidup ini lebih dari 60 tahun. Syair lagu yang kudengar berganti suara penyiar radio. Akhirnya niatku ku lanjutkan dengan perlahan mengetuk pintu rumah itu.

“Asslamualaikum……”  , salam kusampaikan dengan berharap  seorang Lelaki Tua menyambut salamku dan membukakan pintu rumahnya, dan tak lama kemudian terdengar sahutan dari dalam rumah.
“Wa’alaikumsalam…..siapa ya..? ayo silahkan masuk”
“Saya Fian Pak, bolehkah saya menemani Bapak bersantai siang ini ?”  sahutku dengan mantap.

Wajah yang penuh dengan gurat-gurat kehidupan tampak di hadapanku, tersenyum dan mengangguk penuh makna. Kehidupan yang penuh kesederhanaan terpancar di balik raut muka Pak Sugito, satu tahun yang lalu beliau  pernah mengisi relung hati ku dengan petuah dan kearifannya di kala aku bimbang menentukan jalan dalam melanjutkan studiku.

“Oh…Fian, ayo masuk, bagaimana kuliahmu di Jakarta, sudah tingkat berapa ? Sudah punya kekasih belum dan bagaimana kabar Ayah, Ibu? semua baik kan ?  
Pak Sugito memberondongku dengan berbagai pertanyaan, satu hal yang membuatku tertampar dan tak mampu berkata-kata,

“Bagaimana kabar Ayah dan Ibu ?”. Semenjak enam bulan yang lalu ketika persidangan mengetukkan palu nya, saat itu juga seakan-akan aku ingin melupakan segalanya, melupakan bahwa aku pernah memiliki keluarga, melupakan bahwa aku pernah berbahagia dengan keluargaku, keputusan bercerai dari orang tuaku membuat aku sakit hati, sakit pada kenyataan hidupku, sakit pada porak porandanya keluarga yang membesarkanku. Sejenak aku terdiam dan berusaha menyembunyikan segala yang tengah terjadi dari Pak Sugito yang saat ini adalah salah satu orang yang menjadi tauladanku dan ku anggap sebagai Bapak dalam kehidupanku.

 “Nak…..kok kamu malah diam dan sedih, ono opo tho iki ?”,

 Wajah Bapak sempat kebingungan mendapatiku seperti itu, tanpa ingin membuat Bapak bersedih sepontan aku tersenyum simpul di antara galaunya hati dan rapuhnya diri.

“Tidak ada apa-apa kok Pak, saya hanya kangen saja sama Bapak, dan ingin mendengar petuah-petuah Bapak seperti dulu”

 Bapak adalah seorang pekerja keras, kesehariannya di isi dengan menjadi buruh pabrik peralatan pecah belah, dan waktu luangnya seperti hari ini di isinya dengan mendengarkan radio sambil mengutak-atik peralatan elektronik tetangganya yang butuh diperbaiki. Dari Radio yang sedari tadi mengumandangkan lagu-lagu nostalgia terdengar lagu dari penyanyi yang menjadi idola teman sekamarku di Jakarta, ya…Ebiet G. Ade

“Pernahkah engkau coba menerka apa yang tersembunyi di sudut hati?
Derita di mata, derita dalam jiwa kenapa tak engkau pedulikan?”

Tidak tahan rasanya untuk segera bertanya pada Bapak tentang kegelisahanku, tentang derita dalam jiwaku yang tersembunyi jauh di sudut hati…..ya…kok jadi mirip lirik lagu yang baru saja aku dengar.

 “Saya datang jauh-jauh dari Jakarta sebenarnya ingin mendapatkan nasihat dari Bapak tentang bagaimana caranya untuk membuat diri sendiri selalu bahagia, sekaligus membuat orang lain selalu merasa berbahagia juga, kira-kira apa ya Pak resepnya ? saya melihat Bapak terasa sempurna menjalankan hidup ini” kataku lirih penuh harap kepada Bapak
Sambil tersenyum bijak, Bapak berkata, “Nak Fian, orang seusiamu memiliki keinginan mulia, ini sungguh tidak biasa dan luar biasa. Baiklah, untuk memenuhi keinginanmu, Bapak akan memberimu empat kunci. Perhatikan baik-baik ya…”
“Kunci Pertama, anggap dirimu sendiri seperti orang lain!” Kemudian, Bapak bertanya, “Nak Fian, apakah kamu mengerti kunci pertama ini? Coba pikir baik-baik dan beri tahu Bapak apa pemahamanmu tentang kunci pertama ini.”

Aku terdiam dan berfikir sejenak, kemudian keluar jawaban dari mulutku yang makin kelu “Jika bisa menganggap diri sendiri seperti orang lain, maka saat saya menderita, sakit dan sebagainya,  maka dengan sendirinya perasaan sakit itu akan jauh berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika saya mengalami kegembiraan yang luar biasa, dengan menganggap diri sendiri seperti orang lain, maka kegembiraan tidak akan membuat diri kita menjadi lupa diri. Apakah benar demikian Pak ?”

Dengan senyum simpul dan wajah berbinar, Bapak mengangguk-anggukkan kepala dan melanjutkan kata-katanya untuk memberikan kunci ke dua. “Kunci kedua, anggaplah orang lain seperti dirimu sendiri!”

Sejenak aku bingung dengan kata-kata Bapak, yang menurutku hanya sedang  bermain kata dan memutar-mutarnya saja. Namun demikian aku tetep mengikuti petuah Bapak dan menjawab ” Dengan menganggap orang lain seperti diri kita, maka saat orang lain sedang tidak beruntung, kita bisa berempati, bahkan mengulurkan tangan ikhlas kita untuk membantu. Kita juga bisa menyadari akan kebutuhan dan keinginan orang lain. Senantiasa berjiwa besar serta penuh toleransi. Apakah benar seperti itu Pak penjelasannya ?”

Dengan raut wajah yang makin cerah, Bapak kembali mengangguk-anggukkan kepala sambil melanjutkan kalimatnya, “Lanjut ke kunci ketiga. Perhatikan kalimat ini baik-baik, anggap orang lain seperti mereka sendiri!”

Aku sudah mulai memahami arah petuah Bapak, maka tidak canggung lagi saya mengutarakan pendapat, “Kunci ketiga ini menunjukkan bahwa kita harus menghargai hal-hal yang menjadi urusan pribadi orang lain, menjaga hak asasi setiap manusia dengan sama dan sejajar. Dengan demikian, kita tidak perlu lagi saling menyerang, mengganggu dan menyakiti orang lain. Setiap orang memiliki hak menjadi dirinya sendiri. Bila terjadi ketidakcocokan atau perbedaan pendapat, masing-masing bisa saling menghargai.”

 Sejenak aku teringat dengan keputusan orang tuaku, rasa kangen menyergap hati dan rasanya ingin bertemu mereka dan memeluk sembari meminta maaf atau kelakuan anehku terakhir ini dan ketidak adilan yang telah kulakukan untuk mereka. Aku tersentak ketika Bapak melanjutkan kalimatnya pada kunci ke empat.

 “Bagus, bagus sekali Nak! Nah, ini adalah kunci terakhir atau kunci keempat: anggap dirimu sebagai dirimu sendiri! Bapak telah menyelesaikan semua jawaban atas pertanyaanmu. Kunci yang terakhir ini memang sesuatu yang sepertinya tidak biasa. Karena itu, tolong renungkan baik-baik Nak Fian.”

Aku sesaat terdiam dan kebingungan, setelah itu ku sampaikan uneg-unegku yang tidak terjawab  ”setelah memikirkan keempat kunci dari Bapak tadi, saya merasa ada ketidakcocokan, bahkan ada yang kontradiktif. Bagaimana cara saya bisa merangkum keempat kata kunci  tersebut menjadi satu? Dan, rasanya perlu waktu lama untuk mengerti semua kalimat Bapak sehingga aku bisa selalu gembira dan sekaligus bisa membuat orang lain juga merasa gembira?”

Sambil meminum seteguk kopi, Bapak menjawab, “Itu masalah yang sangat mudah Nak. Renungkan saja semua yang sudah Bapak sampaikan dan gunakan waktu seumur hidupmu untuk belajar dan mengalaminya sendiri.”

 Itulah jawaban Bapak yang diberikan untukku. Hari mulai beranjak senja dan saatnya untukku berpamitan kepada Bapak. Sambil bergegas satu harapan di hatiku, bahwa hari ini juga aku harus bertemu Ayah dan Ibu, apapun keadaan beliau dan dalam kondisi sesakit apapun hatiku ini. Bukankah aku sudah punya keinginan yang telah ku tanam dalam hati untuk senantiasa merasa bahagia dan membahagiakan orang lain, bak sebuah lentera hati yang tidak pernah padam hingga tutup usiaku kelak.

Sejak saat itulah saya berusaha keras mencari jawab dari gundah hatiku dengan mengalami dan mengamalkan empat kunci yang telah di wariskan oleh Bapak, yang tak lain dan tak bukan adalah Pak Sugito si buruh pabrik yang bijak

~~~hmmmm harus punya 4 kunci, bahkan menjadi juru kunci~~~~

Read More
TOP

Belajar dari kitab Hasta Brata

Belajar dari konsep kepemimpinan Hasta Brata, ditulis dalam kitab tersebut bahwa ”kepemimpinan memiliki sifat matahari, bulan, bintang, angin, api, awan, samudra dan bumi”.

Matahari (enabling leader), Pemimpin yang memiliki sifat matahari, harus mampu memberikan transparansi, energi hidup, memberdayakan (memberikan pemberdayaanan) dan semangat yang membara dan kekuatan spirit kepada anak buahnya dan kepada semua saja yang ada di sekitarnya. Matahari terbit di timur, tenggelam di barat, artinya sebagai seorang pemimpi haruslah memiliki keteraturan dan ketegasan tanpa ragu.

Bulan (team bulding leader), Pemimpin dengan sifat bulan, harus menarik, memberikan keindahan suasana kerja, suasana pergaulan, serta membuat terang bagi orang lain disaat mulai muncul kegelapan hingga datangnya terang kembali. Mampu memberikan makna harmoni, menumbuhkan kerukunan dan kerjasama.

Bintang (visioning and master leader), Pemimpin yang memiliki sifat bintang, harus dapat memberikan arah yang benar bagi perjalanan suatu organisasi dan menjadi panutan serta penuntun ke arah kebenaran (memberi makna kejelasan mata angin). Pemimpin tahu arah masa depan dan mampu menegaskan visi dan misi menuju kemana organisasi akan dibawah.

Udara (soul-mate leader), Pemimpin juga harus mempunyai sifat angin. Bahwa pemimpin tersebut harus mampu berkomunikasi dengan baik, mampu memotivasi dan dapat mengisi kekurangan anak buahnya dengan ungkapan-ungkapan kata yang menyejukkan, bukan sekadar mencela. Unsur udara ada dimana-mana menandakan bahwa seorang pemimpin harus selalu dapat dirasakan keberadaannya

Air (democratic leader), Air menjadi pedoman seorang pemimpin, air selalu waterpass dengan kata lain pemimpin haruslah adil, tidak miring ke kiri atau ke kanan, artinya tidak ada ”anak tiri” dan ”anak mas”

Api (justice and lawful leader), Pemimpin dengan sifat api, dapat bersikap tegas, tanpa pandang bulu menindak yang bersalah tanpa ragu-ragu, dan membela yang benar dengan ketulusan hati.

Samudra (creative, wise and decisive leader), Pemimpin juga harus memiliki sifat samudera.Yakni pemimpin harus mampu menampung segala permasalahan, tetap sabar dan tenang dalam memberikan solusi. Pemimpin adalah orang yang tangguh, tidak surut bila ditimba dan tidak meluap jika di guyur. Pemimpin tidak akan pernah habis untuk berpikir kreatif.

Bumi (prosperity leader), Pemimpin juga harus teguh dan kuat pendirian tetapi siap pula mendengar masukan dari mana pun untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang nantinya berkenaan dengan orang banyak. Bumi sebagai simbol ketiadaan dendam dan senantiasa pemaaf.

Hmmmm mampukah ???

Read More
Skip to toolbar