TOP

Belajar Kepemimpinan

Banyak cara belajar kepemimpinan dan belajar menjadi pemimpin yang baik……coba kita tengok sejenak pepatah-pepatah di Nusantara yang menggambarkan jiwa dan semangat yang hendaknya dimiliki oleh seorang pemimpin

“Resopa temmagingi namalomo naletei pammase dewata”
artinya: hanya perjuangan dan kerja keras terus menerus yang akan mendapatkan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa (pepatah Bugis)
Bahwa kesempurnaan seorang pemimpin terletak pada kekuatan dia berusaha dan kedekatan kepada Tuhan YME

“Dika tumon tuanggoi tak mononggadi mako tala’an mangoi”
artinya: Jangan seperti burung maleo, setelah bertelur ditinggal pergi (pepatah Sulawesi)
Bahwa setiap pemimpin harus bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan perbuatannya

“Panjangnye uler masih ade buntutnye, panjangnye kate harus ade maksudnye”
artinya: Panjangnya ular masih ada buntutnya, panjangnya kata harus jelas isi pesannya (pepatah Betawi)
Bahwa Pemimpin yang hebat harus mampu bicara jelas dan mudah untuk dimengerti

“Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok”
artinya: Air jatuh di atas batu lama-lama menimbulkan lubang (Pepatah Sunda)
Bahwa seorang pemimpin yang dengan tekun berusaha terus-menerus maka lama-kelamaan pasti akan membuahkan hasil

“Lakar punyane tumbuh ngamenekang, lakar akahe tumbuh nganuunag”
artinya: Apa yang akan menjadi batang tumbuh ke atas, yang menjadi akar tumbuh ke bawah (Pepatah Bali)
Bahwa setiap pemimpin hendaknya memahami potensi diri untuk digali, diasah, dan dikembangkan guna menopang masa depan

“Tege batang tege kulat tumbu”
artinya : Ada batang ada cendawan tumbuh (Pepatah Dayak)
Di mana saja kita berada, di situ kita pasti ada rezeki, oleh sebab itu seorang pemimpin harus optimis dengan setiap pekerjaan

“Bengal kathonding takok ka tajam”
artinya: Hanya berani gagangnya tapi takut dengan tajamnya celurit (Pepatah Madura)
Seorang pemimpin harus berani menghadapi setiap resiko kepempimpinannya. Jangan mau enak memimpin tapi takut menghadapi beban berat di hadapannya.

“Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani”
artinya : Di depan menjadi teladan, di tengah ikut bekarya, dari belakang memberi dorongan (Pepatah Jawa)
Pemimpin hakikatnya harus bisa berdiri di mana saja. Siap memberi komando sekaligus sanggup bekerjasama dengan kalangan yang dipimpin.

 “Manat unang tartuktuk, nanget unang tarrobung”
artinya : Berhati-hati agar tidak tersandung, pelan-pelan agar tidak terperosok (Pepatah Batak)
Dalam setiap tindakan, seorang pemimpin sepatutnya bertindak hati-hati

“Raje adil Raje disembah, Raje Lalim Raje Disanggah”
artinya : Raja adil disembah, raja lalim disangah (Pepatah Aceh)
Ketaatan terhadap perintah pimpinan tergantung pada perangai pemimpin itu sendiri

“Bejalan paliharolah kaki, bakato paliharolah lidah”
artinya : Berjalan peiharalah kaki, berkata peliharalah lidah (Pepatah Minang)
Menjadi seorang pemimpin tetaplah berhati-hati dalam berjalan begitu juga dalam melihat, sehingga tidak menyakiti orang lain

 “Mak pateh lamun lemeh, mak pegat lamun kendur”
artinya : tidak patah jika lemah, tidak putus jika kendur (Pepatah Lampung)
Seorang pemimpin jangan mengumbar keberanian untuk menghidar dari kekalahan

 

*belajar memahami kepemimpinan sekaligus belajar pepatah yang ada di negeri tercinta

 

 

 

Read More
TOP

Social Skills

Dalam salah satu kepustakaan Social Skills disebutkan sebagai Emotional Intelegence. Manusia seperti kita ini memang adalah makhluk sosial, tetapi dalam kenyataannya sifat sosial itu tidak dengan sendirinya hadir begitu saja. Terbukti bahwa ada individu-individu yang asal bicara, padahal tak jarang ternyata apa yang mereka omongkan (katakan) membuat suasanya jadi kisruh, brantakan, menyakitkan hati, maunya didengar namun tidak pernah mau mendengarkan, mudah sekali dendam, senang menebar kebencian, menumbuh suburkan rasa iri hati, suka mencuri ide, mengorbankan orang lain untuk kepentingan pribadi dan lebih parahnya tidak berani mengambil tanggung jawab.

Individu yang saya sebutkan diatas adalah individu yang BELUM cerdas secara sosial, tidak memiliki keterampilan sosial karena dalam hidupnya tidak menimbulkan kesejahteraan bersama. Individu semacam itu seringkali mengundang luka bathin, konflik negatif, ketidakpedulian dan dalam hidupnya penuh intrik-intrik negatif.

Lalu individu seperti apa yang bisa dikatakan telah memiliki social skill ??? beberapa ciri yang bisa menjadi parameternya antara lain:

1. Emotional Expressity

Individu yang mampu membuat ekspresi non verbal yang sangat menarik (tentunya posistif), misal tersenyum ….hm simple ya 🙂

2. Emotional Sensitivity

Individu yang mampu membaca emosi dan perilaku non verbal dari pihak lain, misalnya mengetahui jika ada orang lain yang sedang marah atau tidak enak hati

3. Emotional Control

Individu yang mampu mengendalikan gejolak emosi negativ yang datangnya tiba-tiba, misalnya meluapkan rasa benci bahkan cinta dapat dikontrol dengan baik

4. Social Expressity

Individu yang menyenangkan dalam interaksi, mampu memberikan apresiasi dan berfikiran positif pada orang lain

5. Social Sensitivity

Individu yang memiliki pemahaman terhadap pernyataan pihak lain, mengikuti norma sosial dan mampu menempatkan diri di berbagai situasi yang ada disekitarnya

6. Social Control

Individu yang terampil dalam penampilan dirinya, dengan cara-cara yang menyenangkan dan berperan sosial dalam masyarakat

7. Self Monitoring

Individu yang mampu mengatur perilaku diri dan sangat antisipatif.

Hmmmmm sudahkah diri ini demikian ??? terkadang diri kita (diri saya terlebih dahulu) terbelengguh dengan technical skills semata ;-(

Read More
TOP

Belajar dari kitab Percikan Filsafat (3)

7. Kesalahan Moral

Unsur yang pokok dalam kehidupan moral ialah kesadaran tentang kesalahan moral. Disimpulkan bahwa tiap-tiap kesalahan adalah pelanggaran dan bahwa kesalahan moral adalah lain daripada yang lain. Dalam lapangan moral pelanggaran hanya terjadi bila orang mengerti dan berbuat dengan sengaja. Sebagai contoh manusia melihat dirinya dalam kejelekan karena melakukan perbuatan pelanggaran misalnya membunuh atau pelanggaran lain yang berat atau dapat juga mengenai pelanggaran ringan seperti pertengkaran atau perselisihan. Manusia setelah melakukan kesalahan, kemudian menjadi sadar keluhurannya yang diinjak-injak oleh dirinya sendiri, dengan rasa tidak tentram, rasa malu, dan sebagainya lalu manusia ingat akan kewajibannya dan sadar akan yang seharusnya, kemudian bangkit dan berjuang sehingga kesadaran akan kesalahan menjadi permulaan kemenangan.

8. Kesusilaan dan nilai

Nilai yang manakan kesusilaan itu ?

Kesusilaan adalah suatu nilai, suatu kebenaran yang tidak dapat dibantah. Aristoteles mengemukakan bahwa manusia itu dalam semua perbuatannya bagaimanapun juga mengejar sesuatu yang baik oleh sebab itulah definisi dari yang baik adalah sesuatu yang dikejar dan sesuatu yang dituju. Bagi manusia harus dibedakan nilai alat dan tujuan. Nilai tujuan adalah kesempurnaan pribadi manusia, nilai alat adalah untuk memuaskan atau menolong kejasmanian manusia, dan ini berbeda dengan nilai tujuan dan tidak boleh pernah menjadi nilai tujuan.

9. Ke-Tuhanan dan kesusilaan

Saat ada manusia berpikir tentang kesusilaan, disitulah terlihat juga adanya usaha untuk mencari  dasar yang lebih tinggi daripada manusia itu sendiri. Dalam berpikir tentang kesusilaan, manusia selalu mencari dasar yang lebih tinggi lagi, dasar yang terakhir untuk itulah kesusilaan bagaimanapun juga selalu dihubungkan dengan Tuhan. Suara batin manusia pada dasarnya adalah suara dari Tuhan, dan bila manusia tunduk terhadap suara batin maka makin lama manusia akan mengerti tentang kesempurnaan dan kebaikan dan dan sesungguhnya pelanggaran moral pada hakekatnya adalah pelanggaran kehendak dan hukum Tuhan, menyesali atas kesalahan moral berarti kembali kepada Tuhan. Untuk itu dapat dipahami bahwa moral atau kesusilaan pada dasarnya berhubungan dengan Tuhan, Tuhanlah yang menjadi dasar kesusilaan.

10. Mencari arti hidup

Manusia tahu apa itu radio, TV dll akan tetapi lebih penting lagi musti tahu arti dan kegunaannya.

– Manusia harus berani menghadapi pertanyaan-pertanyaan dengan sikap terbuka
– Manusia harus berani berkonfrontasi dalam macam-macam soal dan pendapat
– Jika sudah memiliki pegangan yang dapat dipertanggung jawabkan –> membangun hidup berdasarkan pandangan tersebut

11. Keheningan budi (sebagai sikap dasar)

Dibutuhkan penelitian dan penimbangan à mengambil keputusan yang baik, tujuan yang baik dan perbuatan yang baik pula, serta didukung dengan adanya sikap teguh dan ulet. Keheningan budi merupakan sikap aktif manusia, dimana manusia meneliti dan mengarahkan seluruh proses perbuatannya kearah kesusilaan, dimulai dari ketertarikan melakukan sesuatu, melaksanakan dan setelah melaksanakan perbuatan tersebut. Tidak hanya pangkal perbuatan yang harus dibawah keheningan hati dan budi teapi seluruh perbuatan dan tidak hanya untuk menghindarkan dari perusakan moral tapi untuk bertindak sebaik-baiknya. Mengarahkan dilakukan agar perbuatan menjadi pelaksanaan moral karena tiap-tiap perbuatan manusia harus bermoral. Buah dari keheningan budi adalah kewaspadaan, hati-hati, bersiasat dan penuh perhitungan.

12. Dialetik dari keheningan budi

Sikap asasi dari manusia menjadikan menusi susila dan bertindak susila dan ini dibutuhkan sebuah dasar keheningan budi. Hasil dari keheningan budi adalah mengatur perbuatan sehingga menjadi perbuatan yang susila.

Terdapat tiga langkah yaitu :

  • keheningan budi adalah penelitian dan penimbangan dari perbuatan yang diwujudkan dengan tujuanuntuk keserasian perbuatan. Pelaksanaan penelitian dan penimbangan sebaiknya dilakukan secara tepat, karena bila tidak akan dapat menjadi rintangan dan perusak kesusilaan.
  • mengambil keputusan yang bijaksana yang berdasarkan keheningan hati yaitu keputusan diambil dengan merdeka, namun semuanya itu mempertimbangkan atau didasarkan dan ditujukan ke arah yang baik.
  • keteguhan dan keuletan. Dalam pelaksanaan perbuatan yang telah diputuskan sering dijumpai adanya kendala dan kesukaran-kesukaran, keragu-raguan namun orang yang mempunyai keheningan budi meskipun bimbang, ragu, bahkan gentar, tetapi tetap untuk tidak mundur, pikiran tetap waspada, teguh pada niatnya, berpendirian dan bertanggung jawab pada apa yang telah diperbuat.
Read More
TOP

Belajar dari kitab Percikan Filsafat (2)

3. Suara batin

Merupakan bentuk konkrit dari kesadaran moral.

Suara batin ini selalu ikut serta dalam setiap perbuatan manusia à baik sebelum melakukan/ berbuat atau setelah melakukan suatu perbuatan (baik itu perbuatan baik maupun buruk).
Baik dan buruk tidak berarti menyenangkan atau tidak menyenangkan, menguntungkan atau merugikan.
Manusia agar menjadi manusia sebagai seharusnya memang harus berjuang kesadaran moral harus dibangun dan diperkembangkan.

4. Ikatan yang membebaskan

Suatu unsur yang sangat fundamental dari kesusilaan ialah wajib. Wajib ridak membujuk tetapi menuntut ketaatan. Wajib adalah sesuatu yang melekat pada manusia. Beberapa tindakan manusia dapat dikatakan bahwa manusia menerima wajib sebagai ikatan bahkan ikatan yang berat tetapi manusia tetap memiliki ikatan. Pada saat melanggar manusia merasa rendah dan hina, manusia merasa menodai kemanusiaannya bila melanggar wajib. Sebaliknya manusia merasa bertindak sesuai dengan kemanusiaannya bila dia bisa mengerti dan mentaati wajibnya. Wajib disini merupakan keniscayaan dari dalam dan bukan paksaan. Hanya dengan menerima ikatan wajiblah manusia menjadi luhur.

5. Siap sedia untuk kebaikkan

Moral atau kesulilaan adalah nilai yang sebenarnya bagi manusia, satu-satunya nilai yang betul-betul dapat di sebut nilai bagi manusia.
Moral atau kesusilaan adalah kesempurnaan manusia sebagai manusia/ tuntutan kodrat/ perkembangan manusia sebenarnya. Dalam perkembangan manusia dapat menentukan sikap, sikap yang kita sebut kebajikan/ keutamaan. Sikap dalam sebuah perbuatan moral yang baik adalah siap sedia untuk kebaikan.

6. Tanggung Jawab

Merupakan salah satu aspek dari kemandirian dan dari kehendak manusia untuk melakukan kebaikan sebagai pemenuhan kodrat sebagai manusia. Perlu diingat yang bertanggung jawab itu hanya manusia. Bertanggung jawab berarti orang mengerti perbuatannya, baik sebelum berbuat, selama berbuat atau setelah berbuat. Dalam pengalamannya dia mengerti apakah perbuatannya itu wajar atau tidak. Sebab manusia dalam tiap-tiap perbuatannya yang kongkrit dia tidak mengejar perbuatan itu, yang dikejar atau harus di kejar adalah kebaikan atau kesempurnaan yang sejati bagi manusia menurut tabiatnya yang terdalam.

Tanggungjawab adalah kewajiban menanggung bahwa perbuatan yang dilakukan oleh seseorang adalah sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, berarti juga sikap atau pendirian yang menyebabkan manusia menetapkan bahwa dia hanya akan menggunakan kemerdekaannya untuk melaksanakan perbuatan yang susila.

Read More
TOP

Belajar dari kitab Percikan Filsafat (1)

Kitab tersebut ditulis oleh seorang tokoh “Drijarkara”, banyak mengupas tentang filsafat kesusilaan, yang jika kita pelajari dan baca kata demi kata, serasa sulit sekali untuk memahaminya. Dituliskan dalam kitab tersebut ada 12 point yang kesemuanya berbicara tentang bagaimana sebenarnya moral kita, kesusilaan kita sebagai seorang manusia seutuhnya.

1. Manusia dan Dunia

Kesusilaan yang dilakukan dalam kehidupan manusia dengan menjalankan kesatuanya dengan alam jasmani, menjadi empat aspek :

  • Aspek Ekonomis à manusia merubah barang-barang sehingga berguna untuk kehidupannya
  • Aspek Kulturil/ Kebudayaan à manusia dalam pengabungannya dengan alam mampu melahirkan dunia baru à  ilmu pengetahuan, sistem-sistem, adat-adat dan perundang-undangan negara
  • Aspek peradapan : tabiat manuasia / peradapan yang melekat pada manusia à cara-cara pergaulan yang sopan, halus, pakaian yang baik tingkah laku yang teratur dsb
  • Aspek Teknik : aspek yang menyeluruh dalam kehidupan manusia baik yang meliputi lapangan ekonomi, kesenian, bahasa maupun wilayah rohani à teknik bisa menjadikan manusia menjadi lebih baik bisa juga merendahkan manusia dan menginjak-injak perikemanusiaan

2. Timbulnya kesadaran moral

Adalah kesadaran tentang diri manusia saat berhadapan dengan segala sesuatu yang baik dan buruk. Namun harus dapat membedakan antara halal dan haram à boleh atau tidak oleh dilakukan à meskipun mampu melakukannya.

Kesadaran moral timbul melalui suatu proses à setelah mengerti manusia mungkin akan melaksanakan atau malah melanggar.

Timbulnya juga di pengaruhi pemilihan : apakah memilih yang baik atau yang jelek. Namun manusia selalu punya kecenderungan tertarik pada kebaikan dan bangkit menjadi lebih baik

Read More
TOP

Belajar dari Gagasan Dave Ulrich

Banyak sekali tulisan yang menyebutkan tentang pembentukan SDM, dari yang biasa-biasa saja menjadi SDM pemenang atau melejitkan prestasi SDM, salah satunya gagasan yang disampaikan oleh Dave Ulrich (1997), ada empat peran SDM guna membangun organisasi yang kuat, fleksibel, adaptif dan kompetitif yang berujung pada organisasi pemenang.

Keempat peran SDM tersebut adalah :

–         Strategic human resources
–         Management of firm infrastrukture
–         Management of employee contribution
–         Management of transformation and change

Peran yang pertama adalah Strategic human resources, berbicara tentang penyelarasan antara manajemen SDM dengan strategi bisnis secara menyeluruh, menyesuaikan antara visi SDM dengan visi organisasi.

Peran kedua, management of firm infrastructure, sudut pandang berada pada proses dan operasional sehari-hari. Hasil yang diharapkan dalam peran kedua ini adalah infrastruktur yang efisien, sehat dan produktif. Kegiatan pokok adalah melakukan rekayasa ulang menuju perbaikan terhadap proses organisasi. Dengan dibangunnya infrastruktur organisasi yang diperkuat oleh teknologi menjadi agenda utama pada peran management of firm infrastructure.

Peran ketiga, management of employee contribution, adalah untuk meningkatkan loyalitas dan kemampuan karyawan. Loyalitas berhubungan dengan motivasi dan etos, tidak sekadar uang. Sementara kemampuan bersinggungan dengan keahlian, kecakapan dan kecepatan dalam merespons suatu persoalan. Meningkatkan kemampuan melalui pelatihan, coaching dan mentoring. SDM yang loyal dan mempunyai kemampuan akan selalu memberi kontribusi bagi organisasi. Dalam banyak kasus karyawan akan merasa berperan dan dihargai apabila ia berkontribusi pada perusahaan, tidak sekadar menjadi parasit.

Peran yang terakhir adalah management of transformation and change. Inilah peran paling sulit karena bersinggungan dengan orang, strategi dan masa depan. Transformasi manajemen sendiri merupakan suatu metodologi yang komprehensif dari  program percepatan pembaruan organisasi (perusahaan). Desain utamanya adalah membawa organisasi ke arah yang lebih produktif dengan tingkat keuntungan yang tumbuh secara sinambung. Unsur trust, komitmen dan work excellent menjadi dominan untuk dijalankan. Saling percaya yang didasari komitmen yang kuat dari seluruh jajaran organisasi akan mempermudah pencapaian tujuan perusahaan.

Agenda yang perlu dilakukan dalam proses management of transformation and change adalah :

1 Perencanaan pengembangan SDM yang komprehensif, bersifat proaktif dan jangka panjang
2 Ukuran sukses investasi SDM sesuai dengan model sukses bisnis yang telah disepakati.

Read More
TOP

Belajar dari kitab Hasta Brata

Belajar dari konsep kepemimpinan Hasta Brata, ditulis dalam kitab tersebut bahwa ”kepemimpinan memiliki sifat matahari, bulan, bintang, angin, api, awan, samudra dan bumi”.

Matahari (enabling leader), Pemimpin yang memiliki sifat matahari, harus mampu memberikan transparansi, energi hidup, memberdayakan (memberikan pemberdayaanan) dan semangat yang membara dan kekuatan spirit kepada anak buahnya dan kepada semua saja yang ada di sekitarnya. Matahari terbit di timur, tenggelam di barat, artinya sebagai seorang pemimpi haruslah memiliki keteraturan dan ketegasan tanpa ragu.

Bulan (team bulding leader), Pemimpin dengan sifat bulan, harus menarik, memberikan keindahan suasana kerja, suasana pergaulan, serta membuat terang bagi orang lain disaat mulai muncul kegelapan hingga datangnya terang kembali. Mampu memberikan makna harmoni, menumbuhkan kerukunan dan kerjasama.

Bintang (visioning and master leader), Pemimpin yang memiliki sifat bintang, harus dapat memberikan arah yang benar bagi perjalanan suatu organisasi dan menjadi panutan serta penuntun ke arah kebenaran (memberi makna kejelasan mata angin). Pemimpin tahu arah masa depan dan mampu menegaskan visi dan misi menuju kemana organisasi akan dibawah.

Udara (soul-mate leader), Pemimpin juga harus mempunyai sifat angin. Bahwa pemimpin tersebut harus mampu berkomunikasi dengan baik, mampu memotivasi dan dapat mengisi kekurangan anak buahnya dengan ungkapan-ungkapan kata yang menyejukkan, bukan sekadar mencela. Unsur udara ada dimana-mana menandakan bahwa seorang pemimpin harus selalu dapat dirasakan keberadaannya

Air (democratic leader), Air menjadi pedoman seorang pemimpin, air selalu waterpass dengan kata lain pemimpin haruslah adil, tidak miring ke kiri atau ke kanan, artinya tidak ada ”anak tiri” dan ”anak mas”

Api (justice and lawful leader), Pemimpin dengan sifat api, dapat bersikap tegas, tanpa pandang bulu menindak yang bersalah tanpa ragu-ragu, dan membela yang benar dengan ketulusan hati.

Samudra (creative, wise and decisive leader), Pemimpin juga harus memiliki sifat samudera.Yakni pemimpin harus mampu menampung segala permasalahan, tetap sabar dan tenang dalam memberikan solusi. Pemimpin adalah orang yang tangguh, tidak surut bila ditimba dan tidak meluap jika di guyur. Pemimpin tidak akan pernah habis untuk berpikir kreatif.

Bumi (prosperity leader), Pemimpin juga harus teguh dan kuat pendirian tetapi siap pula mendengar masukan dari mana pun untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang nantinya berkenaan dengan orang banyak. Bumi sebagai simbol ketiadaan dendam dan senantiasa pemaaf.

Hmmmm mampukah ???

Read More
Skip to toolbar