-
Recent Posts
Recent Comments
Archives
Categories
Analisa Rangkaian Listrik terdiri dari beberapa metode, yaitu
semua ke-empat metode tersebut digunakan untuk mempermudah dalam menyelesaikan masalah guna mencari arus, tegangan atau daya dari komponen pada suaru rangkaian listrik. Dari ke-empat metode yang telah dipelajari yang membuat pusing atau ribet adalah superposisi (based on pengalaman), karena superposisi terdiri dari beberapa langkah dengan mematikan salah satu sumber. Sebenarnya superposisi mempermudah dalam penyelesaian rangkaian yang rumit pada rangkaian yang kompleks bersifat linier, namun karena rangkaian kompleks dengan letak resistor yang beragam membuat menguras otak dan lama sekedar dengan mencoba. Hal ini bisa diatasi apabila telah menguasi dua hal konsep penting yaitu :
a. Pembagi Arus
b. Pembagi Tegangan
Berikut salah satu contoh soal yang dapat diselesaikan dengan teorema superposisi (serta ditambahkan bukti simulasi dengan menggunakan multisim)
Soal ini diambil dari ebook (Basic Engeneering Circuit yang ditulis oleh J.David), sudah ada jawaban namun tidak ada penjabaran jawaban, memang diberikan bentuk soal seperti itu agar mahasiswa bisa mengerjakan dengan cara yang pasti dengan jawaban yang pasti pula sebagai latihan.
Langkah Pertama :
jika sumber tegangan 12 Volt bekerja (gunakan prinsip Pembagi tegangan untuk mendapatkan nilai tegangan pada resistor 2 kiloOhm)
hasil Simulasi dan perhitungan sama. 🙂
Langkah Kedua :
Jika Sumber Arus 2 mA bekerja, maka :
untuk mendapatkan nilai tegangan, mendapatkan nilai arsu terlebih dahulu (prinsip pembagi arus), kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai Vo. (hasil perhitungan dan simulasi terbukti sama :))
setelah melakukan langkah satu dan langkah dua, maka selanjutnya adalah menjumlahkan hasil keduanya
Jawaban Soal No.1 adalah 4/3 Volt.
Bagaimana ??? apakah mudah mencari nilai tegangan dengan superposisi??? mudah untuk rangkaian sederhana seperti di atas, bagaimana dengan rangkaian berikutnya ? ? Mari kita coba…. (Kesulitan bersama orang-Orang yang Bersungguh-Sunguh 😀 )
Langkah pertama :
Jika sumber tegangan 12 Volt yang bekerja (dengan sumber arus dibuka /opencircuit),maka rangkaian menjadi
Perhatikan gambar di atas, didapatkan bahwa nilai r2=3kOhm didapatkan dari nilai resistor 2k dan 1k yang terhubung seri. Gunakan prinsip Pembagai Arus, maka nilai tegangan pada 2kiloOhm dapat dihitung sebagai berikut :
Dicek dengan multisim untuk rangkaian di atas, jika sumber arus di-offkan,
Hasil menunjukkan bahwa perhitungan sama dengan hasil simulasi yaitu 1.6Volt atau 8/5 volt
Langkah Kedua :
Jika sumber arus 8mA yang bekerja
Berikut hasil simulasi dengan multisim :
hasil simulasi dengan perhitungan sama yaitu 16/5V = 3.2Volt .. 😀
Langkah Ketiga :
Jika sumber arus 2mA yang berkerja, maka gambar rangkaian menjadi :
dengan menggunakan prinsip pembagi arus, maka didapatkan nilai tegangan dari hasil pembagi arus tersebut, perhitungannya sebagai berikut :
maka hasil untuk soal rangkaian ini adalah : (total hasil dari langkah-langkah di atas)
terimakasih semoga bermanfaat untuk postingan kali ini… (khusunya bagi mahasiswa yang ambil mata kuliah RL)
Postingan kali ini akan membahas tentang pengertian SMART HOME. Penelitian Prodi Sistem Komputer Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya sedang mengembangkan teknologi yang digunakan untuk Smart Home.
Contohnya riset yang sedang berkembang.
Masih banyak lagi hal-hal yang harus dikembangkan untuk smart house. Sebelum mengarah kemana-mana maka alangkah baiknya jika kita harus mengerti dulu apa itu sebenarnya pengertian dari Smart House.
Smart House : Rumah Pintar yang menjadi impian setiap orang. Teknologi yang saling berintegrasi yang memberikan kenyamanan, keselamatan, keamanan dan penghematan energi, yang berlangsung secara otomatis dan terprogram melalui komputer, pada gedung atau rumah tinggal anda.
Berikut salah satu artikel yang diambil dari majalah yang terkait dengan pengertian smart house.
(to be continued…)
Tulisan yang sangat menggugah : Sumber –> https://www.duniadosen.com/profesionalisme-membuat-karya-ilmiah/
Di antara kritik yang sering dilontarkan terkait kualitas dosen perguruan tinggi di Indonesia adalah: Pertama, sekarang ini minat sebagian dosen untuk terus membaca dan mengerjakan karya ilmiah di bidang keilmuannya sudah menurun. Mereka tampak sudah merasa puas dengan gelar doktor atau Ph.D. yang diraihnya. Mereka sudah tidak lagi sibuk dengan karya ilmiah yang menjadi tugas pokok mereka untuk menyumbangkan hal-hal baru dalam bidang keilmuannya. Kalaupun mereka melakukan sebuah penelitian, biasanya itu tidak dimaksudkan untuk menemukan hal baru atau menyumbang sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat, tetapi untuk meraih kenaikan pangkat atau mencapai posisi guru besar .
Kedua, tidak sedikit para dosen yang beranggapan bahwa tugas utamanya hanya menyampaikan pengetahuan atau menugaskan karya ilmiah kepada para mahasiswa. Mereka sering alpa bahwa mereka adalah pendidik dalam pengertian seluas-luasnya. Di pundak mereka terpikul tanggung jawab yang melampaui tembok kampus, yaitu untuk mendidik mahasiswa, baik dari sisi keilmuan, mental, cara berpikir, perilaku, dan sebagainya.
Ketiga, banyak dosen yang menghindarkan diri dari tugas utamanya sebagai pendidik dengan berbagai cara untuk menutupi kekurangannya. Misalnya dengan menerapkan “despotisme ilmiah” karena tidak mampu mengatasi dialog kritis dengan mahasiswa, lari dari topik utama perkuliahan untuk menghabiskan waktu karena tidak menguasai materi, atau memberi penugasan kemudian membiarkan para mahasiswa berdebat sendiri dengan alasan melatih mereka berdiskusi, dan sebagainya.
Data yang dimiliki Litbang Depdiknas menunjukkan, dari 120.000 dosen tetap PTS dan PTN di Indonesia, masih ada 50,65 persen atau sekitar 60.000 di antaranya belum berpendidikan S2 atau baru S1. Menurut data lain, jumlah seluruh dosen di PTN sebanyak 240.000 orang, 50% di antaranya belum memiliki kualifikasi pendidikan setara S2.
Di antara jumlah tersebut, baru 15% dosen yang bergelar doktor. Sementara itu, di perguruan tinggi di Malaysia, Singapura, dan Filipina jumlah doktornya sudah mencapai angka 60% lebih. Jika dibandingkan dengan Indonesia, maka tampak bahwa dosen di perguruan tinggi Indonesia masih jauh ketinggalan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa masih ada jurang yang lebar antara cita-cita ideal, dan kondisi riil para dosen perguruan tinggi di Indonesia saat ini. Kondisi tersebut tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti manajemen pendidikan, ekonomi, realitas sosial, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk membenahinya juga diperlukan sebuah program pengembangan profesionalisme dosen yang komprehensif serta melibatkan berbagai pihak, mulai dari perguruan tinggi, pemerintah, hingga masyarakat.
Menurut Permendiknas No.16 tahun 2007, dijelaskan bahwa seorang dosen harus memiliki empat jenis kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Merujuk pada gagasan Spencer (Learning and Teaching in The Clinical Environment, 2003), bahwa kompetensi terdiri dari 5 (Lima) Karakteristik.
…
dst
Review : Setelah membaca artikel ini, bertanya kembali di cermin besar apakah sudah diri ini berstatus DOSEN atau Pengajar sebagaimana mestinya..? Jawabannya adalah masih HARUS BELAJAR Terus..
Sebuah buku yang berisi motivasi yang ditulis oleh Ahmad Rifa’i Rif’an (sosok anak muda yang penuh dengan ribuan prestasi dan perjalanan hidup nya yang sangat menginspirasi). Tulisan ini dituju untuk mahasiswa yang sedang merancang mimpi dan untuk saya pribadi.. mari kita lihat mungkin di antara kebiasaan tersebut sudah kita lakukan atau bahkan kita harus menambah kebiasaan – kebiasaan lain yang menunjang bagi kita terutama untuk ANAK MUDA.
25 Kebiasaan tersebut terdiri dari :
1. Tidak Malu Bilang Tak Tahu
2. Tergila-gila Membaca
3. Inilah makanan orang-orang cerdas
4. Menemukan passionnya di usia muda
5. Musiknya orang-orang cerdas
6. Aktif Bergerak
7. Aktif Berorganisasi
8. Tidak enggan untuk berbagi ilmu
9. Tidak puas jadi nomor dua
10. Gemar Menolong
11. Disiplin dalam membagi waktu
12. Suka mencoba hal baru
13. Percaya diri
14. Punya impian tinggi
15. Pilih sahabat yang tepat
16. Malu berbuat curang
17. Niatnya cari ilmu, bukan memburu nilai
18. Tidak manja
19. Tetap butuh Refreshing
20. Tidak menunda-nunda pekerjaan
21. Jauhi Maksiat
22. Sangat tekun beribadah
23. Punya Keingintahuan yang Tinggi
24. Buat suasana belajar jadi menyenangkan
25. Menghormati orang tua dan guru
Jangan ragu untuk memulai sebuah latihan , karena dengan latihan menjadi bisa dari tidak tahu, menjadi mahir dari biasa saja, menjadi percaya diri dari keminderan. Jika berbicara soal pemograman maka kita diwajibkan untuk terus berlatih dan mencoba, karena sesungguhnya dengan berlatih kita mulai mengenal sintak atau gaya/model pemograman tersebut . Hal ini secara tidak langsung membangun logika kita. Jika pemahaman ttg logika terbentuk maka membuat progam dengan soal apapun atau menggunakan bahasa pemograman apapun (Code Block, Matlab, Java) maka dpt teratasi.. Jadi kesimpulan nya ‘jangan pernah lelah untuk mencoba’. Apakah sinyal harus butuh seseorang pemograman bu? jawabannya tidak sebenarnya sinyal itu dibutuhkan teori atau analisa yang sgt detil namun karena sinyal merupakan representasi isyarat secara matematis maka sangat dibutuhkan keahlian khusus untuk menampilkan hasil analisa sinyal tersebut. (kebanyakan di luar sana mengerti secara teoritis tapi masih gagap dalam hal pengaplikasiannya ya contohnya representasi sinyal dalam matlab, sehingga kebanyakan yang analisa sudah benar, akibat kegagapan tersebut analisa menjadi terlihat salah karena tidak bisa mengolahnya / merepresentasikannya)
kita lihat salah satu contoh mengenerate sinyal diskrit di bawah ini
mari kita coba menyusun programnya.
************* program untuk Langkah 1 *************
clc; clear all ; close all
n = -7 :-4;
n1 = -3:0;
n2 = 1:4;
y = 3*ones(1,length(n));
yy = 0*ones(1,length(n));
yyy = 0*ones(1,length(n));
figure
stem(n1,y,’r’ )
grid on
hold on
stem(n,yy,’g’)
grid on
stem(n2,yyy,’m’)
grid on
axis([ -8 5 0 3.5])
Hasil Sinyal Diskrit (Sebelum Penggeseran)
**************** Program untuk Langkah 2 *********************
n_fix = [n n1 n2];
y_fix = [yy y yyy]
n_baru = n_fix + 3;
figure
stem(n_baru, y_fix )
grid on
axis([ -8 10 0 3.5])
title (‘Sinyal Diskrit’)
xlabel(‘n’)
ylabel (‘x[n]’)
Hasil sinyal Diskrit Setelah Bergeser
************************* Program Untuk Langkah 3 *********************
% Pencerminan Sinyal
n_baru2 = -(n_fix)-3;
figure
stem(n_baru2, y_fix,’m’)
grid on
axis([ -10 10 0 3.5])
title (‘Sinyal Diskrit’)
xlabel(‘n’)
ylabel (‘x[n]’)
Hasil Pencerminan Sinyal dan Penggeseran Sinyal
Himne STIKOM terdengar dengan Script MATLAB
Mata kuliah sinyal sistem bukan hanya bertujuan untuk menganalisa sinyal, melainkan diharapkan mahasiswa bisa membangkitkan sinyal dan mengerti sinyal dengan menggunakan MATLAB. Matlab merupakan salah satu Bahasa pemograman yang sangat sederhana dan sangat cocok diajarkan atau mulai dikenalkan pada mahasiswa semester 2.
Alasan yang paling kuat adalah, mahasiswa prodi SK(Sistem Komputer) telah mendapatkan ilmu ‘Matriks dan Transformasi Linier’ dan ‘’Sinyal Sistem” . Kedua mata kuliah ini mereka dapatkan bersamaan, Hal ini mempermudah bagi mahasiswa untuk mengenal apa-apa yang ada di matlab, karena pada dasarnya variabel yang ada di matlab merupakan matriks atau variabel yang mempunyai ukuran baris dan kolom. Tapi bagaimana cara mereka belajar mengembangkan logika pemograman ???? upss.. jangan kuatir mereka juga mendapatkan ilmu ‘algoritma pemograman’ belajar membangun logika untuk membuat sebuah program nantinya..
Pada pembahasan kali ini, mahasiswa kelas Q1 ditugaskan membuat sebuah tugas besar membuat coding lagu ‘HIMNE STIKOM’ yang kemudian bisa didengarkan dan dianalisa setiap bagian scriptnya. Langkah pertama mereka mendapatkan not-not lagu Himne STIKOM di bagian kemahasiswaan. Langkah kedua mereka mempelajari tangga nada yang didefinisikan oleh matlab. Langkah ketiga mereka membuat codingannya dan menyimpannya.
Tugas besar ini sangat mudah dan sangat simple…
Penasaran untuk mengetahui scriptnya dan HOW? Silahkan berkunjung ke alamat web mahasiswa di bawah ini. Silahkan bertanya kepada mereka di BLOG Mereka,… Penjelasan mereka cukup KECE (alias keren) meski jauh dari kata sempurna.
Berikut alamat blog mahasiwa yang sudah berhasil membuat tugas besar ini.
Sebelum ke scriptnya bagaimana mari kita tengok dulu sekilas teorinya dulu (mengingat mahasiswa langsung ngoding tanpa mempelajari teori terlebih dahulu)
Pengenalan sinyal sinus dapat dilakukan dengan membangkitkannya di m-file matlab, bukan hanya sekedar membangkitkan, melainkan juga membuat aplikasinya yang diterapkan dengan membuat sebuah lagu. Sebelum membuat sebuah lagu, mari kita pelajari dasar teorinya terlebih dahulu.
Salah satu aplikasi sinyal sinus diterapkan pada frekuensi suara musik. Frekuensi music dikenal dengan nada dasar awal atau disebut nada A pada frekuensi 440Hz. Sedangkan untuk frekuensi nada-nada yang lain dihitung berdasarkan rumus di bawah ini :
Dimana
f = frekuensi nada-nada yang lain (dengan ketentuak frekuensi nada A = 440 Hz)
n = langkah oktaf dari nada-nada yang akan dicari (terdapat 12 jumlah oktaf missal C, C#, …A,A#,B)
untuk nada-nada yang lain dapat dilihat tabel di bawah ini :
Dalam pembuatan nada lagu di matlab frekuensi dasar yang digunakan pada Oktaf2 yang merupakan nada dasar. Selain frekuensi, parameter selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah penggunaan Frekuensi sampling . Penentuan frekuensi sampling untuk file.wav adalah … dan juga varibel t sebagai temponya lagu yang akan dibuat. Bagaimana menghitung frekuensi tersebut ? (Silahkan dicoba)
Script Matlab Hymne STIKOM
clc
clear all
close all
fs=441000; % frekuensi sampling yang paling sering digunakan dalam multimedia adalah kualitas CD 44.1 kHz, 22.05 kHz dan 11.025 kHz dengan ukuran sampel 8 bit dan 16 bit
t=0:1/fs:0.80; % panjang not 4/5 detik
al=sin(3*pi*130*t);
bl=sin(3*pi*146*t);
cl=sin(3*pi*164*t);
dl=sin(3*pi*174*t);
el=sin(3*pi*196*t);
fl=sin(3*pi*220*t);
gl=sin(3*pi*247*t);
a=sin(3*pi*264*t); % nada c /do
b=sin(3*pi*297*t); % nada d /re
c=sin(3*pi*330*t); % nada e /mi
d=sin(3*pi*352*t); % nada f /fa
e=sin(3*pi*396*t); % nada g /sol
f=sin(3*pi*440*t); % nada a /la
g=sin(3*pi*495*t); % nada b /si
aa=sin(3*pi*528*t); % nada C / do tinggi
nol=zeros(size(t));% spasi
test=[el,a,b,c,d,e,f,e,e,f,e,d,c,b,nol];
test2=[b,d,c,d,e,f,e,d,d,c,d,c,f,e,nol];
test3=[e,d,c,d,e,c,b,c,d,e,d,c,d,b,b,c,nol];
test4=[e,d,c,d,e,c,b,c,d,e,e,d,d,e,f,g,e,nol];
test5=[el,a,b,c,a,dl,el,f,e,d,c,b,a,b,a,a];
lagu=[test,test2,test3,test4,test5];
sound(lagu,fs);
wavwrite(lagu,fs,’d:\Himne_STIKOM.wav’);
———————————————————————————————
kamu juga dapat download file.wavnya, Himne_STIKOM
———————————————————————————————
Semoga dengan tugas sederhana ini mampu memicu mereka menemukan hal-hal baru yang bisa diterapakan pada ilmu yang telah mereka pelajari selama ini. (mungkin tugas ini jauh dari kata sempurna, tapi saya sebagai dosen pengampuh mk ini sangat menghargai hasil mereka, karena mereka awalnya nothing menjadi something .. semangat terus mahasiswa semester baru tetep setia pada prodi dan kembangkan terus bakat kalian dan jgn pernah putus semangat belajar mencari pengetahuan yang bisa diterapkan untuk tugas akhir kelak.)
MK : Sinyal Sistem
Tujuan : mahasiswa memahami konsep dasar dari sinyal sistem, metode pengolahan sinyal dan desain sistem untuk kebutuhan analisis dan perencanaan sistem kontinyu maupun diskrit
media belajar : Matlab
Berikut adalah salah satu model soal UAS periode 2015, silahkan dipelajari untuk shorttest (quiz). Selamat belajar …
1. Konversi sinyal domain waktu ke domain frekuensi
tujuan : mahasiswa dapat mengubah sinyal domain waktu ke domain frekuensi
Bangkitkan 2 sinyal sinus dalam domain waktu dengan frekuensi yang berbeda, kemudian sinyal pertama dan sinyal kedua dijumlahkan. Setelah dijumlahkan ubahlah ke dalam domain frekuensi. Berikut gambar sebagai contoh :
Source Code :
clc; clear all; close all
A1 = 5;
A2 = 10;
f1 = 5;
f2 = 10;
Fs = 100;
t = (1:400)/Fs;
y1 = A1*sin(2*pi*f1*t);
y2 = A2*sin(2*pi*f2*t);
y_jumlah = y1+y2;
figure,
% diubah ke dalam domian waktu
subplot 211
plot(t,y1,’r’)
title(‘Sinyal sinus f : 5 Hz’)
grid on
subplot 212
plot(t,y2,’b’)
grid on
title(‘Sinyal sinus f : 10 Hz’)
figure,
subplot 211
plot(t,y_jumlah,’k’)
grid on
xlabel(‘t’)
ylabel(‘x(t)’)
title (‘Hasil Penjumlahan Kedua Sinyal dlm domain Waktu’)
% diubah ke dalam frekuensi
y_fre = fft (y_jumlah,512);
w=(0:255)/256*(Fs/2);
power = abs(y_fre(1:256));
power2 = power./max(power);
subplot 212
plot(w,power2 ,’m’)
grid on
title (‘Hasil Penjumlahan Kedua Sinyal dalam domain Frekuensi’)
xlabel(‘t’)
ylabel(‘x(t)’)
2. Dekomposisi Sinyal
Bangkitkanlah sinyal sinus dan lakukan dekomposisi dari sinyal tersebut sehingga membentuk sinyal kotak (contohnya seperti di bawah ini ). Jelaskan maksud dar peristiwa tersebut.
Source Code :
clc;clear all; close all
t = 0:.01 : 5;
n = input (‘Jumlah sinyal =’)
y = 0.5*ones(1,length(t));
for m = 1:2:n
y = y+ 4/(m*pi) *sin(m*pi/2)*cos(m*pi*t);
end
figure
plot(t,y)
grid on
3. Konsep Frekuensi
Bangkitkan sinyal sinusoidal dengan frekuensi 5 Hz, kemudian ubahlah sinyal tersebut ke dalam bentuk diskrit dengan frekuensi sampling (Fs = 50Hz). Apa yang terjadi ? berikan analisa anda!
Source Code :
clc;clear all; close all
t = 0:0.0001:2;
f1 = 5;
A1 = 2;
xt = A1*sin(2*pi*f1*t);
figure
subplot 211
plot(t,xt)
grid on
title (‘sinyal sinus f:5Hz’)
xlabel(‘waktu(msec)’)
ylabel(‘x(t)’)
n = [0:50];
fs = 50;
Ts = 1/fs;
nTs = n*Ts;
xn = A1*sin(2*pi*f1*nTs);
subplot 212
stem(n,xn,’r’)
grid on
title(‘sinyal diskrit’)
xlabel(‘sample ke n’)
ylabel(‘y(n)’)
Tarbiyah Selasa, 24 Mei 2016
Membahas tentang
Definisi Ilmu
Agar terhindar dari “jahlul Muroqhob” atau kebodohan bertingkat dimana seseorang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, maka sangat penting bagi kita untuk mempelajari definisi tentang ilmu. Ilmu dibutuhkan agar amalan yang dilakukan sesuai dengan ajaran Rosul serta terhindar dari bid’ah. Perlu diingat bahwa amalan akan diterima jika mencapai point berikut ini :
Jangan sampai amalan yang kita lakukan selama ini sia-sia dan tidak mendapatkan pahala dikarenakan salah dalam peng-amalannya.
Mari kita simak pengertian ILMU hakekatnya…
Pengertian ilmu adalah sebagai berikut :
Dalil menuntut ilmu, Sahabat Abdullah bin Umar r.a berkata Rosulloh SAW pernah bersabda pengertian ilmu itu ada tiga :
Perkataan Ibnu Qoyim Al-Jawziyah mengatakan bahwa ilmu itu adalah
Hukum Menuntut Ilmu
Hukum menuntut Ilmu agama wajib bagi umat muslim (fadhu ain), dalil yang memperkuat hukum menuntut ilmu agama wajib adalah hadist Anas bin Malik r.a yang mengatakan bahwa Rosululoh bersabda menuntut ilmu agama adalah kewajiban bagi setiap muslim, wajib diartikan wajib sesuai porsi masing-masing, semisal dicontohnya wajib menuntut ilmu tentang ‘haji’ apabila hendak melaksanakan HAJI (bagi yang melakukan). Hukumnya bersifat WAJIB bagaimana yang tidak melakukanya? Nahhh ini pertanyaan menarik, termasuk saya pribadi yang terkadang mempunyai paradigma sama seperti pendapat yang sangat trend saat ini, bunyinya “saya TIDAK MAU belajar agama, karena jika saya sudah TAHU dan TIDAK mengamalkannya maka saya akan berdosa”. Pendapat ini awalnya saya dukung karena pendapat yang sehati dengan pendapat saya, namun para ustadz mengatakan bahwa bagi orang yang mempunyai paradigm tersebut maka dia akan dikenai 2 dosa, yang pertama mendapatkan dosa karena tidak memunaikan KEWAJIBAN nnya sebagai seorang muslim untuk menuntut agama serta dosa kedua dia mendaptakan dosa karena tidak menyampaikannya. Namun bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama meski belum mengamalkannya maka orang tersebut terlepas dari dosa kewajiban menuntun ilmu agama sebagai seorang muslim.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Keutmaan menuntut ilmu terdiri dari 8 yaitu
Dari Abu Hurairah r.a berkata Rosulluloh bersabda jika seseorang meninggal maka terputus amalnya, kecuali tiga hal yaitu shodaqoh jariyah (ex : bershodaqoh untuk pembangunan masjid), ilmu yang bermanfaat (pastinya ilmu agama, akan tetapi jika ilmu dunia masuk juga dalam kategori ini, ilmu dunia atau ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi agama Alloh) dan anak sholih (bukan hanya anak kandung, melainkan anak didikpun masuk dalam kategori ini) yang mendoakannya.
Sejarah : Abu Hurairah sahabat Nabi yang dijuluki Bapak Kucing karena beliau suka memelihara kucing masih waktu kecil
2. Pondasi Amal
Dengan menuntun ilmu, maka perkara-perkara kecil dapat mendatangkan pahala. Seseorang yang berilmu akan dipermudah segala urusan dunianya oleh Alloh, urusan dunia ini diartikan sama dengan perkara kecil.
3. Setara dengan JIHAD
Bicara soal tentang JIHAD, banyak orang awam yang mengartikan JIHAD itu adalah ‘PERANG’ sehingga ISLAM identic dengan kata “teroris” karena di dalam ISLAM diajarkan untuk berjihad, Hal ini SALAH BESAR. Mereka (baik muslims maupun non muslim) telah berprasangka bahwa JIHAD diartikan dengan angkat senjata, dekat dengat kata kekerasan, dekat dengan kata teroris. Padahal JIHAD itu sesungguhnya artinya adalah berjuang di jalan Alloh, yang dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah menuntut ilmu demi keselamatan diri kita sendiri.
Dalil berjihad : Surat At-Taubah : 122
Dengan semakin banyak ilmu (apalagi ilmu agama), maka kita akan terselamatkan dari hal-hal yang dilarang Alloh maupun hal-hal yang sia-sia. Dengan Berilmu kita akan menjadi orang yang lebih baik lagi dan mendapatkan pahala setiap amalannya.
Mari kita bahas manusia dibagi menjadi 4 golongan ,
Dari ke-empat golongan manusia di atas, pilih yang mana anda sebagai seorang muslim ?
Mari berlomba-lomba menjadi manusia Golongan pertama Berilmu dan Banyak Harta, Pernah diceritakan seorang sahabat meminta kepada Rosulluloh untuk didoakan agar menjadi orang yang banyak harta, dengan niatan harta tersebut digunakan untuk agama Alloh. Maka dari kisah ini tidak disalahkan jika kita berdoa meminta menjadi kaya raya, dengan niat yang baik.
4. Makanan Ruh
Perkataan Imam Ahmad, manusia lebih membutuhkan makanan berupa ilmu daripada makanan dan minuman, karena makan dan minum dibutuhkan 2 atau 3 klai sehari dalam sehari, sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat.
5. Alloh memerintahkan nabiNYA untuk meminta tambahan ilmu bagi orang yang berilmu
Jadi orang yang menuntut ilmu akan semakin banyak ilmunya, tidak pernah habis karena dilindungi didrinya dari hal-hal yang menjauhkannya dari ilmu tersebut. Dulu para nabi meninggakan harta warisan berupa ilmu.
6. Jalan menuju Surga
Dari Abu Hurairah r.a berkata Rosulluloh bersabda “Barang siapa meniti jalan menuntut ilmu dimudahkan baginya jalan menuju ke surge (H.R Muslim)”
7. Satu dari dua perkara yang diperbolehkan hasad (iri) di dalamnya
Postingan kali ini tentang ‘terapi berpikir positif’ yang saya dapatkan dari sebuah buku bestseller yang ditulis oleh Dr Elfiky. dari buku beliau saya mempunyai catatan tersendiri yang dipenuhi dengan stabilo warna warni, dimana menurut saya catatan tersebut bisa disebarkan oleh siapapun. Catatan didapatkan dari paragraf buku tersebut. Sangat disayangkan jika tulisan tersebut hanya dibaca, direnungkan tapi tidak disebarkan ke para nitizen (‘para warga medsos’) yang membutuhkan motivasi tetap berfikir positif.
Berpikir sederhana hanya butuh waktu sekejap. Namun, ia memiliki proses yang kuat dari tujuh sumber yang berbeda. Tujuh sumber tersebut memberi kekuatan luar biasa pada proses berpikir dan menjadi referensi bagi akal yang digunakan setiap orang, entah disadari atau tidak. Berikut tujuh sumber tersebut,
1. Orang Tua
Pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Proses berpikir didapatkan dari orang tua, karena melalui mereka budaya meniru dan penanaman sikap terhadap masalah secara tidak langsung meniru dari orang tua, sehingga pepatah buah jatuh tidak jauh dari buahnya sangat benar keakuratannya. Selain itu Dr Elfiky menyatakan bahwa proses berpikir pertama di dunia berasal dari orang tua.
2. Keluarga
Setelah orang tua, merambat ke dunia kecil yaitu familiy atau kerabat seperti nenek, kakek, paman, bibi, dll. Kebersamaan yang menggabungkan pola pemikiran menjadi satu dalam sebuah keluarga besar. Pola pemikiran yang positif maupun negatif sangat dipengaruhi oleh orang-orang terdekat kita yaitu keluarga.
3. Masyarakat
Setiap manusi berinteraksi dengan masyarakat sekitar termasuk tetangga, tukang sayur, dan semua oarng yang tinggal di lingkungan kita. Secara tidak langsung pola pemikiran tersebut mempengaruhi pola pikir. Pola pemikiran tersebut terus mengikat informasi yang masih simpang siur kebenarannya, yang berkemungkinan bersatu dengan pola pemikiran kita di bawah alam sadar.
4. Sekolah
Menurut Dr.Elfiky lingkungan sekolah membentuk pola pikir kita berdasarkan ucapan, perilaku, dan sikap guru atau pengelola sekolah. Karena sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran sehingga mudah uintuk meniru apa-apa yang ada di sekolah.
5. Teman
Teman itu paling penting setelah orang tua. Berteman sangat mempengaruhi dalam membentuk pola pikir kita, teman yang baik akan berpengaruh positif pada pola pikir kita, begitu juga sebaliknya teman yang buruk berpengaruh negatif pada pola pikir kita.
6. Media Masa
Media masa sangat berpengaruh terhadap pembentukan pola pikir atau cara berpikir kita, semisal media sosial atau tayangan televisi yang menyebarkan informasi yang sangat diragukan kebenaran, sehingga hal ini secara langsung mempengaruhi pola pikir kita. Dr Elfiky juga menyebutkan bahwa kondisi menyedihkan 60% yang disebabkan oleh media masa di New Zealand seperti perangan, seksualitas, dan pelanggaran tata nilai. Kondisi tersebut sangat berbahaya dalam pembentukan pemikiran setiap orang.
7. Diri Sendiri
Diri sendiri merupakan hal utama dalam pembentukan pemikiran kita, karena jika kita bisa mem-filter informasi dari ke-enam faktor di atas, maka pembentukan pola pikir tersebut akan menjadi benar versi kita.
Ada pernyataan yang menyatakan bahwa Pikiran bisa jadi penyebab penyakit kejiwaan dan fisik. Pikiran bahagia membuat kita bahagia begitu sebaliknya pikiran takut akan membuat takut dan pikiran berani akan membuat berani. Socrates berkata, “dengan pikiran, seorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri”.
Dr Elfiky juga membagikan pengalaman perjalanan beliau di beberapa negara kepada lebih dari 20.000 orang setiap tahun, dimana membuahkan hasil yang maksimal. Beliau mampu membantu banyak orang berpikiran buruk menjadi lebih baik lagi.
Sistem merupakan bagian yang tidak terlepas dari lingkungan yang menyebabkan sinyal tertentu dalam lingkungan dapat saling dihubungkan. Contoh dari sistem adalah
Hubungan antara sistem dan sinyal dapat digambarkan di bawah ini :
Input merupakan sinyal dalam bentuk diskrit ataupun kontinue sedangkan output merupakan sinyal output dari sistem atau disebut dengan respon sinyal. Berdasarkan Hany Ferdinando menyatakan sistem merupakan bagain dari lingkungan yang menguhubungkan sinyal-sinyal yang ada, contohnya sistem peredam pada kendaraan yang bekerja untuk memberikan kenyamanan bagi pengendara yang biasanya kita kenal shock absorber. Postingan kali ini akan dimulai dari uji sistem dan analisa sistem dengan menggunakan konvolusi.
Metode evaluasi untuk uji sistem dilakukan sesuai dengan metode evaluasi yang ditulis oleh Hany Ferdinando ditunjukkan oleh gambar di bawah ini
Berdasarkan gambar metode evaluasi untuk pengecekan sistem linier time invariant maksud dari gambar di atas adalah dimisalkan terdapat sbuah sinyal input u(n) yang masuk ke sistem dengan sinyal outputnya adalah y(n) yang terdelay sekian m detik disebut metode pertama (gambar sebelah kiri), selanjutnya melangkah ke metode kedua (gambar sebelah kanan) sinyal input yang terdelay sebesar m detik masuk ke sistem kemudian menghasilkan sinyal output y(n), Kedua metode tersebut dibandingkan apabila menghasilan sinyal output yang sama, maka sistem tersebut dikatakan Sistem Linier Time Invariant (Sistem LTI ).
Berikut contohnya, contoh ini diharapkan mahasiswa memahami pengertian sistem linier time invariant yang dimodelkan secara pemodelan matematis.
Contoh Soal
Pertanyaan :
Jawaban
Uji time invariant bisa dilakukan sesuai dengan metode evaluasi di atas, berikut cara menjawabnya :
1. Metode Evaluasi Pertama
2. Metode Evaluasi Kedua
Hasil kedua metode sama, sehingga sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem LTI
Uji Sistem sesuai dengan hukum Homogenitas ditunjukkan sebagai berikut :
\
(berlanjut ke halaman berikutnya )