Tata Kelola TI Masih Diperlukan
Tata Kelola TI yang baik akan memberikan dampak yang baik pula bagi perusahaan. Teknologi Informasi (TI) menjadi “sesuatu” yang tidak terpisahkan dalam bisnis, keberadaannya semakin diperlukan tetapi apakah sudah memberikan manfaat?, jawabannya bisa sudah bisa jadi belum. Bisa disimak posting terdahulu di blog ini tentang SI/TI: Manfaat dan Kegagalan, banyak fakta yang menjelaskan tentang kegagalan implementasi SI/TI. Tentang keberhasilan bagaimana? pada posting ini saya sertakan sebuah slide yang di dalamnya terdapat beberapa data terbaru tentang keberhasilan SI/TI khususnya di Indonesia. Implementasi SI/TI harus dikelola dengan baik supaya dapat memberikan kontribusi nilai bagi bisnis dan mengurangi resiko TI, sehingga diperlukan sebuah tata kelola TI yang baik. Tata kelola TI didefinisikan sebagai suatu struktur dan proses pengambilan keputusan TI di tingkat korporat untuk mengarahkan perilaku dari insan TI dan memastikan keberhasilan TI dalam rangka penciptaan nilai bagi para stakeholder.
Beberapa file yang dapat dimanfaatkan:
Nice Blog 🙂
Di zaman modern ini,tata kelola TI yang baik sangat diperlukan.Hal ini di lakukan agar tidak merugikan banyak pihak. Selain itu pengelolaan yang baik dapat meningkatkan pengembangan TI itu sendiri.
Terimakasih atas materi yang sudah di sampaikan Mas, saya jadi bisa menambah referensi untuk tugas saya :))
Nama : Andy Kurniawan
NIM : 12.41010.0089
Pertanyaan :
Mengapa PT Kereta Api Indonesia masih bertahan hingga saat ini ?
Jawaban :
Karena PT Kereta Api Indonesia adalah satu – satunya perusahaan yang mengurusi masalah transportasi kereta api di Indonesia. Kelebihan dari transportasi kereta api adalah tiket lebih murah dibandingkan dengan pesawat dan hampir sama dengan bus. Sedangkan untuk masalah waktu, kereta api lebih efisien dibandingkan dengan bus. Hal yang membuat PT Kereta Api Indonesia masih bertahan adalah merenovasi gerbong – gerbong dengan menambahkan AC pada kelas ekonomi. Hal ini dapat memberikan rasa nyaman bagi pengguna saat melakukan proses perjalanan. Selain dengan menambah AC pada gerbong kelas ekonomi dan dengan perkembangan TI di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia melakukan trobosan yang sangat membantu konsumen yaitu tiket online. Tiket online ini bisa dibeli oleh konsumen di Indomaret terdekat, penyedia jasa tiket online, dan di stasiun. Pembelian tiket online ini dapat dilakukan 3 bulan sebelum hari keberangkatan, hal ini dapat mengurangi antrian panjang pada saat pembelian tiket di loket. PT Kereta Api Indonesia juga menempatkan LCD di stasiun guna mempermudah menyampaikan informasi mengenai jumlah kursi yang kosong pada saat hari keberangkatan.
Nama : Andy Kurniawan
NIM : 12.41010.0089
Pertanyaan :
Mengapa PT Kereta Api Indonesia masih bertahan hingga saat ini ?
Jawaban :
Karena PT Kereta Api Indonesia adalah satu – satunya perusahaan yang mengurusi masalah transportasi kereta api di Indonesia.
Kelebihan dari transportasi kereta api adalah tiket lebih murah dibandingkan dengan pesawat dan hampir sama dengan bus. Sedangkan
untuk masalah waktu, kereta api lebih efisien dibandingkan dengan bus.
Hal yang membuat PT Kereta Api Indonesia masih bertahan adalah merenovasi gerbong – gerbong dengan menambahkan AC pada kelas ekonomi.
Hal ini dapat memberikan rasa nyaman bagi pengguna saat melakukan proses perjalanan. Selain dengan menambah AC pada gerbong kelas ekonomi
dan dengan perkembangan TI di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia melakukan trobosan yang sangat membantu konsumen yaitu tiket online.
Tiket online ini bisa dibeli oleh konsumen di Indomaret terdekat, penyedia jasa tiket online, dan di stasiun. Pembelian tiket online ini
dapat dilakukan 3 bulan sebelum hari keberangkatan, hal ini dapat mengurangi antrian panjang pada saat pembelian tiket di loket.
PT Kereta Api Indonesia juga menempatkan LCD di stasiun guna mempermudah menyampaikan informasi mengenai jumlah kursi yang kosong
pada saat hari keberangkatan.
Nama: Dimitha Anggraeni Putri Suryani
NIM : 12410100203
MENGAPA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) MASIH BERTAHAN HINGGA SAAT INI?
Menurut saya karena PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan Sebagai perusahaan yang mengelola perkeretaapian di Indonesia. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan revolusi yang luar biasa yang membuat perusahaan ini tidak mudah tersaingi, sebab disamping harga kereta api relatif lebih murah dibanding pesawat terbang dan bahkan dari bus, dan lebih efisien dan efektif dibanding bus atau travel.
Kendala umum yang pernah terjadi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah pemberian PSO (subsidi) tidak pernah naik, selain itu pencairannya juga selalu dicicil sehingga mengganggu cashflow PT. Kereta Api Indonesia (Persero). “Setiap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mau menaikkan harga, pemerintah selalu menyatakan sudah ada PSO jadi tidak boleh naik. Padahal PSO-nya tidak pernah naik dan diicrit-icrit pemberiannya,” kata Tulus Abadi, pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) kepada detikcom, Jumat (22/06/2012). Dari hal tersebut, Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Ignatius Jonan mengatakan, “Ada harga ada rupa, tarif Rp 7.000 AC mati wajar” menuai kritik, YLKI meminta agar konsumen tidak dijadikan kambing hitam masalah interen PT. Kereta Api Indonesia (Persero). (http://m.detik.com/news/read/2012/06/22/110646/1948065/10/1/ada-harga-ada-rupa/konsumen-jangan-jadi-kambing-hitam)
Dan sepengetahuan saya terdapat juga masalah konsumen harus antri pagi-pagi sekali hanya untuk membeli tiket dan agar tidak kehabisan kursi penumpang, karena saya memiliki pengalaman saat akan pulang ke Surabaya dari kota Blitar, kereta api yang akan saya tumpangi terlambat sekitar setengah hingga satu jam menyebabkan saya tidak mendapat tempat duduk dan terpaksa harus berdiri dan berdesakan dengan para penumapng lain yang tidak mendapatkan tempat duduk serta dengan para pedagang yang mondar mandir kesana kemari, padahal saya telah membeli tiket dari loket resmi stasiun, bukan dari makelar atau calo.
Dari pengalaman saya diatas, menururt saya pasti banyak juga yang mengalaminya sehingga mungkin banyak yang memberi kritik pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) agar berlaku adil, oleh karena itu sekitar tahun 2013 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memanfaatkan teknologi informasi berupa situs http://kereta-api.online.tiket.com/ dimana fitur ini sangat memudahkan konsumen, yaitu situs bisa diakses dimana pun, fasilitas yang ditawarkan sangat memudahkan, seperti:
• Harga tiket kereta api berdasarkan keunggulan kereta api (argo bisnis, ekspres bisnis, ekonomi, dll) dari stasiun awal ke stasiun tujuan
• Terdapat kolom pencarian untuk memudahkan pemesanan tiket berdasarkan jumlah penumpang yang akan memesan
• Calon penumpang juga bisa memesan tempat duduk lewat situs tersebut
• Calon penumpang bisa mencetak sendiri tiket kereta api yang nanti akan ditukar saat di stasiun
Tetapi calon penumpang yang ingin langsung membeli tiket kereta api di loket yang berada di stasiun juga bisa, dengan dipastikan bahwa semua yang memiliki tiket pasti akan mendapatkan kursi penumpang jadi revolusi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) saat ini menjanjikan kepada kosumen bahwa tidak ada lagi konsumen yang dirugikan karena setiap calon penumpang yang telah membeli tiket dipastikan mendapatkan tempat duduk dan para pedagang yang ingin berjualan di dalam kereta pun juga harus membeli tiket dan akan ditertibkan saat mereka berada di dalam kereta agar tidak mengganggu kenyamanan penumpang.
Nama : Ony Prabowo
NIM : 10410100211
Dalam Jurnal yang berjudul Strategic alignment : Leveraging Information technology for transforming Organization karya : C.J Henderson , N. Venkatraman . di jurnal ini saya memahami betapa pentingnya penyelarasan strategi perusahaan terhadap kebutuhan IT karena tidak setiap Teknologi yang di terapkan pada perusahaan dapat berjalan dengan sukses atau berdampak positive pada perusahaan, bisa saja mengrogoti profit perusahaan. Dari jurnal tersebut saya mendapat pertanyaan:
1. Apa Implikasi IT terhadap Operasi Bisnis ?sekarang ? dan masa depan?
2. Apa Perspektif alternatif untuk memanfaatkan IT terhadap Operasi Bisnis?
3. Apa peran senior manajer terhadap pemanfaatan It terhadap operasi Bisnis?
3 prtanyaan diatas sering kali menjebak , bahkan perusahaan sekelas Kodak,Baxter kelimpungan untuk menjawabnya. Maka dari itu sebelum menerapkan IT pada perusahaan diperlukan Strategic Alignment, hal ini sangat perlu diperhatikan karena perusahaan tidak hidup untuk hari ini saja melainkan besok- besok / masa depan. Perlunya penyelarasan antara internal dan external domain IT merupakan langkah yang harus dilakukan demi terciptanya keselarasan antara IT dan tujuan Bisnis.
Strategi Fit yang ada harus di integrasikan dengan eksternal domain dan internal domain perusahaan. Scope of bussinesnya juga demikian, harus ditinjau dahulu bagaimana proses bisnis perusahaan,kebijakan, SOP,dll.
4 dominant alignment perspective :
1. Strategy Execution : Membahas Bagaimana Bussines Strategy dijabarkan menjadi Organizational Infrastructure , dari OI(Organizational Infrastructure) di jabarkan lagi I/S Infrastructurenya bagaimana.
2. Technology Transformation : Membahas bagaimana Bussines Strategy disusun menjadi IT Strategy lalu menjadi I/S Infrastructure.
3. Competitive Potential : Membahas Bagaimana Bussines Strategy di Support IT Strategy sebelum menjadi Organizational Infrastructure.
4. Service Level : Membahas Bagaimana IT Strategy dijabarkan menjadi I/S Infrastructure lalu menjadi Organizational Infrastructure.
TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGARUHNYA PADA ORGANISASI BISNIS
Pengaruh teknologi informasi di era globalisasi tidak bisa dipungkiri adanya. Proses globalisasi yang berjalan begitu cepatnya adalah karena adanya revolusi informasi. Hal ini juga yang mempengaruhi cara berpikir (mindset) ataupun berperilaku (behaviour) pada dunia bisnis dan organisasi. Sangat jelas bisa dilihat bahwa organisasi bisnis pun bertumbuh kembang secara pesat dikarenakan teknologi paling baru yang diadopsi oleh organisasi bisnis.
Saat ini sudah mulai banyak dari organisasi bisnis yang mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi. Sistem integrasi informasi ini jika diaplikasikan dengan baik, maka akan dapat memberi dampak dan menghasilkan nilai tambah (added value) bagi organisasi bisnis itu sendiri. Sistem informasi terintegrasi ini misalnya adalah sistem yang banyak dikenal dengan istilah sistem Enterprise Resource Planning (ERP), dimana sistem ini adalah suatu paket software yang terintegrasi dengan multi modul yang memang dirancang dan dibuat untuk mengatasi serta mendukung berbagai fungsi bisnis dari suatu perusahaan. Tujuannya adalah efisiensi dan efektifitas kerja bagi perusahaan ataupun pelayanan terhadap konsumen.
Oleh karena itu perhatian terhadap pengaruh teknologi informasi ini terhadap aktifitas dan perilaku organisasi perlu serius. Dan hal ini tentunya dimaksudkan untuk mendukung penerapan sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik dan selaras dengan apa yang dibutuhkan oleh manajemen organisasi bisnis tersebut.
PERUBAHAN PERILAKU ORGANISASI DENGAN ADANYA TEKNOLOGI INFORMASI
Implementasi dari teknologi informasi pada suatu organisasi bisnis mau tidak mau akan membawa dampak terhadap perilaku organisasi. Berikut beberapa dampak teknologi informasi pada organisasi bisnis.
Pemangkasan Hirarki
Hirarki organisasi menjadi lebih minim, artinya jalur komunikasi antara manajemen tingkat atas dengan manajemen tingkat bawah akan menjadi lebih pendek. Dalam hal ini dengan mengurangi middle management. Komunikasi antara pimpinan dan bawahan akan lebih mudah sehingga kepercayaan antara pimpinan dan bawahan akan tercapai.
Hal ini dapat dicapai jika penerapan teknologi informasi dapat diterapkan dalam organisasi tersebut. Sebagai contoh, misalkan seorang atasan ingin mengetahui progres yang sudah dicapai pada proyek tertentu. Maka dengan menggunakan sistem informasi yang terintegrasi, maka komunikasi akan berjalan lebih cepat melalui informasi data yang disampaikan melalui sistem informasi tanpa harus menunggu bawahan atau penanggung jawab proyek menghadap terlebih dahulu.
Mengurangi Pengawasan
Pemberian tugas secara langsung kepada bawahan, sehingga bawahan dapat terlatih dengan baik dari sisi keterampilan atau mentalnya untuk dapat merumuskan masalah secara sederhana dan sistematis, serta memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik.
Dengan adanya jalur komunikasi yang lebih pendek, maka setiap bawahan bisa menuangkan ide-idenya melalui email, blog, situs, jejaring social, dan lain sebagainya. Sehingga atasan dapat mengaksesnya sewaktu-waktu tanpa harus menunggu laporan dari jajaran di bawahnya. Bagi pihak bawahan juga akan semakin termotivasi dan lebih merasa percaya diri dalam menuangkan ide-ide segarnya.
Komunikasi Non-Fisik
Cara yang dilakukan untuk berkomunikasi pada organisasi konvensional salah satunya adalah dengan melakukan pertemuan secara fisik. Hal ini terkadang menemui kendala jika posisi atau lokasi dari masing-masing bagian dalam organisasi saling berjauhan. Sehingga untuk hal-hal yang bersifat penting dan memerlukan penanganan cepat dalam pengambilan keputusan, komunikasi yang memerlukan pertemuan secara fisik tentunya akan menjadi penghambat.
Sistem informasi dan telekomunikasi yang diterapkan pada suatu organisasi bisnis mampu mengatasi kendala ini. Sehingga tanpa harus bertemu fisik, setiap personal dalam organisasi bisa berkomunikasi satu sama lain dengan tidak terikat jarak dan waktu.
Akomodasi Terhadap Perubahan
Dalam melakukan aktifitasnya, suatu organisasi bisnis tidak terlepas dari adanya perubahan yang terjadi pada organisasi tersebut. Perubahan dalam organisasi bisa disebabkan oleh factor internal maupun eksternal. Dengan adanya pembatasan gerak fisik dikarenakan adanya pengaruh dari penerapan sistem informasi, maka organisasi akan lebih mudah dalam mengakomodasi setiap perubahan dalam organisasi tersebut baik secara struktural ataupun non-struktural.
Mudahnya pengakomodasian perubahan ini juga akan berimbas terhadap perilaku kinerja organisasi tersebut. Di mana organisasi akan lebih reaktif dan proaktif dalam menyikapi perubahan tersebut. Jalur lalu lintas data dan informasi yang sedemikian cepat akan mempermudah terhadap pembagian informasi dan pengetahuan dalam perusahaan. Sehingga jika terjadi perubahan terhadap perusahaan, maka seluruh pihak yang terkait bisa dapat mengetahuinya dengan mudah dan lebih cepat dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut.
HARISTYA EKA FARMA
10410100170
Pemanfaatan teknologi informasi untuk mengubah organisasi
Peran teknologi informasi telah berubah dari peran pendukung menjadi peran strategis yang tidak hanya membantu dalam menentukan strategi bisnis, namun juga membentuk strategi bisnis baru.
Walaupun telah ada perubahan peran TI dalam organisasi, manajer masih memiliki beberapa permasalahan, seperti:
• Seperti apa dampak TI dalam operasi bisnis saat ini dan di masa mendatang?
• Apa saja riteria ve untuk penggunaan TI bagi operasi bisnis?
• Apakah rite dari TI bagi organisasi ada di dalam atau di luar operasi bisnis?
• Apa peran manajemen senior untuk penggunaan TI bagi organisasi?
• Bagaimana seharusnya fungsi TI diorganisasi, dan apa peran outsourcing TI?
• Apa saja riteria yang harus dipenuhi untuk menilai keuntungan dari TI?
Dalam Model Pengaturan Strategis ada 2 penggabungan antara bisnis dan TI. Yang pertama adalah penggabungan strategis, yang berhubungan dengan kemampuan dari fungsi TI untuk membentuk dan mendukung strategi bisnis. Yang kedua adalah penggabungan operasional, yang berhubungan dengan penyesuaian bagian internal, penamaan, hubungan antara infrastruktur organisasi dan prosesnya serta infrastruktur SI dan prosesnya.
Ada 4 perbedaan antara Model Pengaturan Strategis dan model tradisional :
• Yang pertama adalah fokus dari TI dan SI. Pada Model Pengaturan Strategis SI berperan dalam fungsi internal dan organisasi, serta peran eksternal TI. Sedangkan pada model tradisional tidak ada peran eksternalnya.
• Yang kedua adalah tujuan dari manajemen. Pada model tradisional, tujuannya adalah memastikan aktivitas SI berhubungan dengan kebutuhan bisnis. Sedangkan pada Model Pengaturan Strategis, tujuannya adalah memilih perspektif pengaturan yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis.
• Yang ketiga adalah peran dari eksekutif SI. Pada Model Pengaturan Strategis, manajer SI memiliki banyak peran eksekutif. Sedangkan pada model tradisional, manajer SI berperan dalam memberikan dukungan secara fungsional.
• Yang keempat adalah penilaian kinerja. Pada model tradisional, penilaian kinerja dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan layanan yang diperoleh. Sementara pada Model Pengaturan Strategis, penilaian memiliki banyak kriteria.
nama : fredy priyambodo
nim : 10.41010.0200
komentar :
“I/T STRATEGI AS THE ENABLER”
Jadi yang saya pahami dari judul IT strategi sebagai pendukung adalah bahwa tata kelola yang efektif membutuhkan suatu keseimbangan antara IT strategi, business strategi dan oraganisasi infratruktur. dimana IT strategi sebagai sebagai pendukung dalam mengambil suatu keputusan, sedangkan busines strategi adalah sebagai pelaksana dimana pelaksanaan strategi tersebut harus sesuai dengan visi perusahaan yang didalamnya terdapat beberapa faktor pemicu timbulya busines startegi yaitu performa criteria perusahaan, peran manajemen, peran manajeman yang paling atas. oraganisasi infratruktur adalah sebagai faktor internal yang berperan untuk mengalokasikan pengembangan TI. Maka dari itu sangat diperlukan oleh suatu perusahaan karena hal ini sangat berpengaruh terhadap manajemen TI perusahaan tersebut. Dengan adanya tata kelola informasi yang baik perusahaan dapat berkembang dan semakin meningkatkan layanan baik internal maupun eksternal perusahaan. Dalam menjalankan tata kelola TI, lima fokus area yang ada di dalamnya harus saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan karena hal ini akan berpengaruh dalam performa tata kelola yang dijalankan.
Maaf pak kok masih blom da RPP-nya yah ?
RPP ntar saya susulkan ya 🙂