Kebiasaan baik di rumah (harus) dibawa ke ruang publik

Tidak jarang kita mendapati toilet di pusat perbelanjaan, pasar, pom bensin, kampus, atau fasilitas publik lainnya kotor dan bau. Selain toilet, lingkungan di sekitar kita tidak jarang juga terlihat bekas bungkus makanan terbuang, puntung rokok, atau kotoran lainnya yang dibuang tidak pada tempatnya. Tapi coba kita bandingkan dengan di rumah masing-masing, kondisinya relatif lebih bersih. Kamar mandi tidak akan se-kotor dan se-bau seperti di tempat umum, di lantai rumah tidak ada sampah berserakan, kecuali mungkin masalah penataan saja yang membuat terlihat berantakan.Pertanyaan saya, mengapa kita sulit menjaga kebersihan di fasilitas umum yang bisa jadi kita menggunakannya secara berulang (tidak hanya sekali). Kita cenderung mudah membuang sampah sembarangan dan tidak menyiram bekas pembuangan kita di toilet umum :). Yang menurut saya parah, buang air saja harus bayar tapi toilet tetap saja kotor, bayar restribusi sampah juga rutin, bayar pajak (mungkin) rutin, tetapi tetap saja kita tidak menjaga kebersihan di fasilitas umum.
Kesadaran tentang kehidupan bermasyarakat perlu kita tingkatkan, saat keluar atau berada di ruang publik, semua fasilitas bisa digunakan oleh siapa saja karenanya kita harus menghormati orang lain. Di area publik kita sudah seharusnya mempunyai prinsip berbagi. Apa yang kita gunakan di fasilitas umum akan digunakan oleh orang lain, sebisa mungkin kita tidak merugikan orang lain, bukankah kita ada di muka bumi ini untuk bermanfaat bagi orang lain :). Harusnya tidak perlu lagi ada simbol atau informasi bahkan himbauan untuk misalnya “jangan buang sampah sembarangan”, “buang sampah pada tempatnya”, “jagalah kebersihan”, “selesai buang air harap disiram yang bersih”.
Pada tingkat yang lebih lanjut, tapi saya rasa tidak perlu, apabila kita masih kesulitan untuk menjaga kebersihan ataupun ketertiban di ruang publik perlu juga ada shock therapy dalam bentuk teguran yang tegas. Bisa berupa denda, dengan penegakan aturan yang jelas dan tegas, karena ada satu kebiasan kita yang suka “menawar” sepert saat jual beli di pasar. Jika ada denda, maka melakukan tawar-menawar agar tidak didenda :).
Wah setuju banget mas..saya tunggu tulisan-tulisan selanjutnya 😀
dikembalikan lagi kepada tingkat kesadaran dari masing-masing personal..
Bener banget, mungkin pelajaran budi pekerti yang masih kurang dalam peduli lingkungan dan sekitar, dan gak ada rasa memiliki makanya gak peduli. hehee
yoi masbro 🙂
salah satunya buang air, eh buang sampah pada tempatnya
merokok di sembarang tempatjuga termasuk pak. terlebih jika membuang puntung rokok juga sembarangan…
betul-betul 🙂
Ada beberapa faktor yang menurut saya menjadi penyebab kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebesihan di ruang publik, salah satunya adalah tingkat pendidikan, ada beberapa ruang publik juga yang terjaga kebersihannya, contohnya di sekolah-sekolah atau kampus yang bonafid.
Kalo sekolah yang bonafid saya melihatnya karena ada pemaksaan di lingkungan mereka sehingga dalam jangka waktu yang lama akan terbentuk kesadaran tersebut (meski awalnya terpaksa) tetapi kalo diluar? tidak ada yang memaksa 😀
Setuju, Pak. Nambah satu lagi himbauannya khususnya bagi seluruh civitas kampus tercinta…Kalau sedang ada kegiatan dan ada pembagian air minum plus nasi kotak atau kue kotak…jangan lupa buang kotaknya di tempat sampah. Tidak perlu menunggu teman-teman petugas umum untuk membereskannya. Clean up and Save our world.
mestinya bisa disampaikan melalui bagian umum ya, repot juga kalo masih belum ada kesadaran 🙂