RSS
 

Komunikator

07 Nov

foto: antarajateng.com

 

Sebut saja May. Salah seroang teman saya yang berobsesi menjadi penyiar berita di sebuah stasiun televisi ternama di Indonesia. “Bagaimana menurutmu? Kira-kira diterima atau tidak?” tanyanya antusias.

“Sulit,” jawab saya singkat.

“Kenapa?” serganya.

“Karena kamu kurang menarik,” kali ini jawaban saya kedengaran ketus. Tapi raut wajah May sama sekali tak menampakkan kegelisaan atau marah saat saya menjawab seperti itu. Tentu saja karena saya adalah teman akrab May sehingga saya tahu ambang batas (threshold) kemarahannya sampai di mana. Jawaban itu tentu tidak akan saya sampaikan kepada orang lain karena bisa berakibat fatal. Bisa jadi yang bersangkutkan akan marah, bahkan menyerang balik kata-kata saya.

Pertanyaan menggelitik seperti itu juga pernah terjadi saat saya dan sejumlah mahasiswa ilmu komunikasi berkunjung ke salah satu stasiun televisi swasta di Surabaya. Salah seorang mahasiswi mengajukan pertanyaan yang hampir serupa dengan May, kepada pemandu (koordinator promosi). Sang pemandu lama terdiam dan tersenyum, selanjutnya menjawab sambil memberikan jawaban alternatif seperti ini:

“Mendingan  jadi reporter sajalah mbak, karena reporter jarang di-shoot.  Tidak perlu wajah cantik untuk menarik penonton”. Sebuah jawaban tidak langsung namun mudah ditebak ke arah mana maksudnya.

Spontan jawaban tersebut mengundang tawa para mahasiswa. Sementara sang penanya tersipu malu. “Kenapa? Kurang cantik ya saya?,” tanyanya polos sambil memperlihatkan gigi-giginya yang putih. Sang pemandu pun hanya bisa tersenyum memperoleh pertanyaan seperti itu, tanpa harus menjawab “Ya”.

Attractiveness dan Credibility

Dalam komunikasi profesional, fisik menjadi salah satu unsur efektivitas komunikasi. Inilah yang disebut attractiveness yaitu atraksi fisik yang menyebabkan komunikator menarik, dan karena menarik ia memiliki daya persuasif. Fisik yang menarik dianggap mampu menarik komunikan untuk mendengar pesan yang disampaikan komunikator. Barangkali asumsi inilah yang membuat stasiun televisi selalu mensyaratkan seorang penyiar berita harus memiliki penampilan fisik menarik setiap kali mengadakan recruitment. Syarat penampilan menarik tersebut seringkali disamarkan menjadi camera face.

Kendati demikian, attractiveness bukanlah satu-satunya unsur efektivitas komunikasi yang disampaikan oleh seorang komunikator. Di atas itu, ada unsur credibility. Seorang komunikator harus memiliki kredibilitas yang tinggi yaitu seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator.

Luna Maya adalah selebritas yang memiliki penampilan fisik menarik. Namun karena perilakunya yang dianggap mempertontonkan adegan pornografi ke dalam sebuah video amatir, maka kredibilitas Luna Maya (sebagai komunikator) menjadi turun. Persepsi masyarakat terhadap Luna Maya bukan lagi sebagai artis yang cantik dan berprestasi atau bintang (seperti yang digambarkan dalam iklan sabun Lux), akan tetapi dia dianggap sebagai artis yang memiliki moral rendah. Barangkali karena hal itulah yang membuat sejumlah kontrak kerjanya diputus, termasuk pemutusan sebagai endorser iklan sabun Lux dan presenter program musik Dahsyat.

Seorang kiyai lebih mudah didengar pesannya karena dianggap memiliki kredibilitas tinggi. Demikian pula seorang guru atau dosen, sekalipun dari sisi penampilan tidak begitu menarik.

Kesulitan May untuk menjadi penyiar berita televisi secara kasat mata memang seperti merendahkan. Namun, bukankah sebuah pesan harus disampaikan secara efektif sehingga bisa diterima khalayak? Setidaknya satu unsur tersebut harus dimiliki seorang komunikator agar komunikasinya menjadi efektif. Jika keduanya diabaikan, tentu sebuah pesan tidak lagi menjadi efektif, apalagi sampai mempengaruhi khalayak. Dan May pun bisa memanfaatkan kredibilitasnya secara optimal tanpa harus gelisah karena dianggap kecantikannya kurang mampu ditonjolkan (Muh. Bahruddin).

 

 
 

Tags:

Leave a Reply

 

 
  1. 1042010

    December 2, 2012 at 8:42 pm

    test

     
  2. dangdut

    November 11, 2017 at 6:12 pm

    Saya sangat setuju dengan kalimat “Seorang kiyai lebih mudah didengar pesannya karena dianggap memiliki kredibilitas tinggi. Demikian pula seorang guru atau dosen, sekalipun dari sisi penampilan tidak begitu menarik.”

     
 
Skip to toolbar