RSS
 

Ketika Pameran Foto Bagian dari Iklan

15 Aug

Selepas makan siang, saya bersama teman-teman kantor – Yanu, Sutikno, dan Sigit – mengunjungi pameran tunggal fotografi “Woman Expression” yang digelar oleh salah satu mahasiswa Desain Komunikasi Visual, Diaz Zulfikar Ishaq atau yang akrab dipanggil Diaz, di lantai dasar Royal Plaza Surabaya. Sebuah apresiasi pantas diberikan kepada Diaz atas keberanian dan prestasinya.

Dalam kunjungan kami, tidak banyak masukan yang kami berikan untuk karya fotonya, karena bagi kami keberanian untuk membuat kegiatan pameran tunggal fotografi di ruang publik seperti Royal Plaza adalah sebuah prestasi yang layak dibanggakan.

Namun demikian, perhatian kami justru tertuju pada pengemasan pameran yang belum dioptimalkan. Sungguh sangat disayangkan, jika sebuah karya yang bagus kurang mendapat apresiasi masyarakat hanya karena pengemasan yang kurang menarik. Artinya, betapapun bagusnya sebuah karya foto yang dipamerkan, jika tidak dikemas secara menarik, bisa jadi akan mengurangi tingkat ketertarikan masyarakat terhadap karya tersebut. Misalnya, frame foto yang terlalu minimalis, tidak adanya caption dan identitas foto, tempat kotak saran yang kurang bebas, dan beberapa elemen lainnya. Intinya bagaimana menyampaikan pesan fotografi melalui pameran sehingga mengundang banyak orang untuk datang, menikmati, bahkan membeli?

Dalam ensiklopedia bebas, pameran adalah bentuk dari media iklan yang lain dari yang lain, karena media pameran bisa merangsang terjadinya penjualan secara langsung oleh para pengunjung stand-stand pameran yang bersangkutan. Pameran merupakan satu-satunya media periklanan yang menyentuh semua panca indera: mata, telinga, lidah, hidung dan kulit.

Oleh karena merupakan bagian dari iklan, maka dalam mengemas pameran harus memahami bagaimana konsep periklanan yang bagus dan efektif. Iklan adalah bentuk dari komunikasi massa komersial yang dirancang untuk mempromosikan pemasaran suatu produk atau jasa, termasuk di dalamnya adalah suatu pesan dari lembaga, organisasi, perusahaan, bahkan individu seperti kandidat politik dan desainer.

Dalam menyusun sebuah iklan, seseorang harus mempertimbangkan unsur-unsur yang akan memperoleh perhatian terlebih dahulu dari pembaca atau penontonnya. Karena dari perhatian tersebut yang akan menentukan apakah iklan tersebut mampu memberikan dampak signifikan atau sebaliknya. Unsur-unsur yang paling lazim digunakan para perancang periklanan adalah Attention (memberikan perhatian), Interest (memiliki ketertarikan), Desire (menimbulkan kesenangan atau keinginan), dan Action  (melahirkan tindakan – mencoba, membeli, atau sekedar mencari informasi) atau yang biasa disingkat dengan AIDA. Beberapa ahli ada yang menambahi dengan satisfaction (menimbulkan kepuasan  setelah melakukan tindakan).

Dalam pameran “Woman Expression”, frame foto yang terlalu kecil bisa jadi kurang mendapat perhatian (attention) karena dipajang di areal sebesar Royal Plaza. Dia akan tenggelam oleh poster-poster besar yang terpajang di hampir semua sudut plasa. Tidak adanya caption dan identitas foto bisa mengurangi ketertarikan (interest) terhadap objek gambar, terutama bagi orang awam. Caption adalah tulisan keterangan yang mendeskripsikan gambar atau foto. Caption sebenarnya bisa dimasukkan ke dalam identitas foto. Namun beberapa fotografer sengaja memisahkan untuk memberikan penekanan. Dalam identitas foto bisa dideskripsikan kapan pengambilan gambar, ukuran gambar, shutter speed dan diafragma, jenis kamera, jenis lensa, atau informasi lainnya. Identitas foto ini sangat berguna untuk share pembelajaran.

Sedangkan kotak kritik dan saran sangat penting jika ingin meningkatkan kualitas diri, khususnya dalam hal fotografi. Karena bagaimanapun juga, kritikan adalah salah satu bentuk penghargaan untk memberi tambahan ruang imajinasi, sekalipun kritik tersebut ditulis untuk menjatuhkan. Apapun kritikan atau saran, harus dijadikan sebagai sikap positif yang membangun.  Dalam komunikasi pemasaran, dibukanya kritik dan saran merupakan bagian dari kepedulian produsen terhadap keluhan-keluhan konsumen. Maka dalam sebuah pameran, pengunjung diberi ruang untuk menumpahkan keluhannya terkait kualitas produk yang dipamerkan. Karena sifatnya privacy bagi sebagian orang, kotak kritik dan saran dalam sebuah pameran sebaiknya diberi tempat yang lebih bebas untuk memberikan ruang gerak pada pengunjung sehingga leluasa menuangkan unek-uneknya tanpa harus diawasi orang lain. Kenyamanan pengunjung ini bagian dari  desire sehingga diharapkan akan melakukan tindakan (action).

Kendati demikian, standing banner atau lazim disebut x-banner yang dipajang di depan pintu masuk pameran, cukup menyita perhatian (attention) para pengunjung Royal Plaza guna menikmati pameran Diaz yang sayang untuk dilewatkan.

 

foto:komnasperempuan.or.id

* Artikel ini dimuat di SS News Edisi 01, 2012

 

 
3 Comments

Posted in IMC

 

Leave a Reply

 

 
  1. masnady

    September 16, 2012 at 4:11 pm

    artikel yang menarik sob..? nice post

     
    • Profile photo of bahruddin

      bahruddin

      September 20, 2012 at 10:37 pm

      Terima kasih atas apresiasinya… salam kenal..:)

       
 
Skip to toolbar