TOP

TUGAS INDIVIDU 0 SKS ENTREPRENEURSHIP

Tidak ada yang bisa kita ubah sebelum kita mengubah diri sendiri. Marilah kita belajar untuk merubah pemikiran kita, bahwa Entrepreneur bisa mengisi salah satu alternatif dari sekian banyak alternatif hidup kita.

Perubahan yang bisa rekans lakukan (khususnya bagi peserta matakuliah 0 sks) adalah dengan memperhatikan dan mengikuti  langkah demi langkah yang ada dalam buku saku Highlights Entrepreneurship.

Salah satu langkah yang ada adalah tentang TUGAS INDIVIDU NOL SKS ENTREPRENEURSHIP, dimana Anda harus mengupload hasil karya berikut resumenya.

Silahkan di upload dengan cara menuliskan comment Anda pada postingan ini. Postingan Anda  bisa dilakukan secara langsung dengan menuliskan  tugas Anda , atau bisa juga dengan menuliskan link dari jawaban Anda yang ada di blog masing-masing. Jangan lupa untuk mencantumkan NIM, NAMA, dan judul dari Tugas Anda.

Berikut informasi tentang RALAT dari TUGAS INDIVIDU yang ada pada buku ‘Highlights Entrepreneurship’

Postingan Anda akan mendapatkan Replay comment dari dosen Entrepreneurship, jadi pastikan postingan Anda bisa kami buka, jika tidak bisa mohon kerelaan Anda untuk meng-upload ulang tugas tersebut.

Selamat meng-upload tugas,

Selamat Berkarya dan

Selamat mempersiapkan diri menjadi Entrepreneur masa depan

 

Read More
TOP

Latihan Pertemuan 2

Untuk mahasiswa kelas P1 dan Q1 MK. Sistem Informasi Manajemen, berikut ini adalah dokumentasi untuk latihan membaca data dan informasi, untuk kemudian di susun menjadi scheduled report, on call report, special report dan report detail.

terimakasih semoga bermanfaat

Read More
TOP

Rehat sejenak “selingkuh”

Selingkuh

Membaca tajuk tersebut pasti pikiran kita dibawa pada sebuah proses dimana orang yg sudah bekomitmen dengan pasangannya namun berfikir atau menjalin hubungan dengan orang lain, singkat cerita ada kehadiran sosok pil dan wil dalam hidupnya.
Di era digital ini saya mengamati bahwa perselingkuan ternyata tdk hanya dengan pil atau wil, namun perangkat gadget mengambil peran yg luar biasa, bahkan kalau boleh saya utarakan sebagian besar dari kita telah selingkuh dg perangkat tersebut. Konteks selingkuh disini bukan hanya krn kita berkomunikasi dengan pil atau wil sj, namun selingkuh yang saya maksud adalah menomerduakan pasangan kita dengan kesibukan kita dan intensitas kita terhadap aktivitas ber gadget ria.
Seorang ibu yang lalai mengawasi anaknya krn lagi asyik bbm, seorang asisten rumah tangga yang tidak melakukan pekerjaan bersih-bersih dengan maksimal karena sedang asik chating di fb bersama temannya di desa. Seorang pemimpin perusahaan yg tidak konsentrasi memimpin rapat krn seringkali mengamati grafik bursa saham dari gadgetnya. Seorang anak yang mengindahkan sapaan temannya karena lagi asik bermain angrybird, bahkan pernah saya alami melihat sepasang pengantin di atas pelaminan bukannya saling bicara atau sekedar tersenyum dg pasangannya, namun keduanya sangat antusias dg gadget masing-masing di sela-sela bersalaman dg para tamu. sungguh luar biasa.
Nah….kalau sudah demikian, butuh kesadaran diri bahwa gadget bukan segalanya, bahwa gadget lah yg harus menjadi nomer 2 nomer 3 atau nomer kesekian setelah keluarga kita, setelah pasangan kita atau setelah prioritas-prioritas lain dalam hidup kita.

Semoga tulisan ini dapat mengingatkan kita bersama, terkhusus buat saya sendiri.
__zancaka, 20022013

Read More
TOP

Kuliah Perdana

Berikut ini adalah dokumentasi tentang aturan main di kelas SIM, dan review kembali materi-materi matkul semester sebelumnya dengan cara  berargumentasi dan menjawab soal yang telah tersedia.

Berikut ini bbrp kilas materi

Aturan di kelas dan latihan

Motivasi hari ini –> the giving tree

Kilas materi part 1

terimakasih semoga bermanfaat

Read More
TOP

Berdamai itu mudah, susah dan butuh waktu

Sering kita dengar kata berdamai…berdamai dengan alam, berdamai dengan keadaan, berdamai dengan perlakuan orang lain dan berdamai…berdamai dengan topic dan fokus yang  lain.

Kata berdamai menjadi sesuatu yang hanya mudah disampaikan di bibir yang konon memang tidak bertulang. Namun jika kita berkenan mundur sejenak mencoba menemukan makna dibalik makna maka kita akan ketemu dengan ketenangan dan kedamaian itu sendiri.

Suatu ketika pernah diceritakan tentang seorang Orang Bijak dengan seorang ibu yang kesulitan berdamai dengan keadaan yang sedang dia hadapi, berikut kira-kira isi percakapan mereka :

Ibu : Wahai Orang Bijak, saya sangat mendengar tentang keahlianmu dalam banyak hal, termasuk menyembuhkan orang yang memiliki penyakit kronis “sakit hati”

Orang Bijak : apa yang bisa saya lakukan untuk ibu ?

Ibu: begini, beberapa hari yang lalu saya kehilangan anak semata wayang yang sangat saya kasihi dan harap-harapkan untuk masa depan keluarga Namun anakku  meninggal karena penyakit ganas. Saya yakin kamu pasti dapat mengembalikan anakku seperti sedia kala, karena tanpa kehadiran anakku, dunia serasa runtuh.

Orang Bijak: Ibu…itu hak nya Tuhan untuk membuat makhluknya hidup panjang umur ataupun meninggal dan kembali kepadaNya.

Ibu: (dengan tetap ngeyel dan tidak mau kalah) Percuma saja kamu disebut Orang Bijak, kalau hanya mengembalikan orang yang sudah mati saja kamu tidak mampu. Kamu dengan sengaja ingin membiarkan saya dan keluarga menderita sepanjang masa, atau kamu bahkan ingin dengan sengaja membunuhku pelan-pelan, karena penderitaanku yang amat dalam, bahkan di dunia ini hanya aku saja yg menderita seperti ini.

Orang Bijak: baiklah kalau maumu seperti itu, ada syaratnya, Ibu harus meminta satu sendok garam dapur kepada  5 orang yang semasa hidupnya tidak pernah memiliki sanak saudara/ kerabat yang meninggal dunia.

Ibu: baik…kalau saratnya itu, saya yakin saya dapat memenuhinya.

Pergilah si Ibu itu ke perkampungan terdekat, dan memulai aksinya, tak lama dia dapat menemukan seorang bapak

Ibu: Bapak bisakah saya meminta garam dapur, namun sebelum Bapak memberikannya padaku, saya ingin bertanya ‘apakah Bapak memiliki keluarga/ kerabat yang telah meninggal dunia”

Orang1 (bapak) : Saya memiliki garam, dan saya juga pernah memiliki keluarga yang meninggal dunia. Satu tahun yang lalu istri saya meninggal karena serangan jantung mendadak. Hidup saya berubah tanpa dia, namun hidup tetap harus berjalan. Saya sudah mulai dapat berdamai dengan keadaan saya. Dan kini kenangan bersama istri saya membuat hidup saya semakin hidup

Akhirnya batal sudah si Ibu mendapatkan garam yang dia butuhkan, perjalanan dia lanjutkan sampai bertemu dengan seseorang yang lain.

Ibu : Mbak bisakah saya meminta garam dapur, namun sebelum Mbak memberikannya padaku, saya ingin bertanya ‘apakah Mbak memiliki keluarga/ kerabat yang telah meninggal dunia”

Orang2 (mbak) : Ibu butuh garam seberapa banyak ? saya memilikinya. Mengenai keluarga atau kerabat, saya pernah kehilangan seseorang yang sangat saya sayangi. Saya memiliki calon suami yang akan segera meminang saya, namun karena suatu tugas perdamaian di suatu daerah rawan konflik, akhirnya calon suami saya meninggal karena peluru nyasar. Dan beliau meninggal di tempat kejadian. Cukup lama saya harus belajar untuk melupakan kejadian itu dan belajar untuk berdamai, hingga pada akhirnya waktu dan niat diri yang kuat akhirnya saya dapat menerima kenyataan itu.

Semakin gamang perasaan si ibu, namun dia tetep melanjutkan perjuangannya, sampai pada akhirnya dia bertemu dengan gadis kecil di depan sebuah rumah mungil.

Ibu: Nak bisakah ibu meminta garam dapur, namun sebelum kamu memberikannya padaku, Ibu ingin bertanya ‘apakah kamu memiliki keluarga/ kerabat yang telah meninggal dunia”

Anak kecil : mendadak dia menangis, sambil berkata-kata dengan tersengguk-sengguk, saya tidak memiliki garam ibu, dan saya juga tidak memiliki keluarga lagi, sejak sebulan yang lalu, bapak ibu dan kakak-kakak saya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang merenggut nyama mereka. saya sangat kesusahan dan kini saya hidup sebatang kara yang hanya bisa berharap belas kasih orang lain. Tapi saya yakin Tuhan maha pengasih dan penyayang.

Si Ibu mendadak tersentak dan menyadari kekeliruannya selama ini. Kembalilah si Ibu ke Orang Bijak sambil mengatakan.

Ibu : saya mengurungkan niat saya untuk meminta anakku hidup kembali, saya harus belajar untuk berdamai dengan keadaan, meskipun itu butuh waktu dan keikhlasan hati. Di luar sana, banyak orang yang merasakan kehilangan seperti saya dan tidak jarang lebih menderita dari saya.

==== berdamai itu mudah, butuh niatan dari hati yang paling dalam, sedikit susah ketika kita belum menyadari hal ini, namun semua itu akan terjawab dengan bergulirnya waktu===

Selamat belajar berdamai dengan keadaan dan orang lain, sama halnya dengan saya yang masih harus terus belajar untuk berdamai 🙂

 

 

 

Read More
TOP

2 Cm Orange

Membaca subject 2 Cm Orange…sempat terbayang, duhhhh pasti tentang belajar berhitung, mengkonversi dari kilometer ke meter, dari meter ke centimeter dan seterusnya, atau sedang mengenal warna-warna, red blue green orange. Ternyata bukan tentang 2 hal yang saya sebutkan, ini adalah tentang misi perdana.

Misi perdana bagi seseorang yang sedang belajar mencoba-coba sebuah bisnis, mencoba-coba sebuah usaha kecil dan yang lebih penting sebuah misi dimana harus menanggalkan buku-buku yang pernah dia baca tentang teori berwirausaha, menanggalkan catatan-catatan dari dosen untuk kemudian terjun langsung berkiprah untuk menyelesaikan misi tersebut.

2 Cm Orange, misi yang sederhana namun penuh makna. Pembelajaran tentang mengenal pasar secara langsung, mengenal berbagai macam supplier dengan beragam trick nya untuk menarik minat customer dan belajar bernegosiasiasi dengan bermacam orang dari yang dapat dipercaya sampai dengan orang “yang mengaku bisa dipercaya”.

2 Cm Orange, Hasil akhir bukanlah hal terpenting dalam misi ini, namun proses lah yang terpenting. Proses untuk berani mempercayai orang lain, dan belajar untuk senantiasa memberikan respon positif, dengan belajar mengubah pola respon, dari perasaan “aku tidak bisa” menjadi “aku pasti bisa”, dari “keraguan” menjadi “percaya tingkat tinggi” atau sekedar mengubah bisikan hati “ini mustahil” menjadi teriakan “segalanya adalah mungkin”

2 Cm Orange,…..Mbak-mbak saya pesan tali untuk gantungan ID Card ya tolong dicarikan, lebar 2 Cm dan warna Orange dengan sablon sesuai logo perusahaan dan warna seragam saya 🙂

Read More
TOP

Social Skills

Dalam salah satu kepustakaan Social Skills disebutkan sebagai Emotional Intelegence. Manusia seperti kita ini memang adalah makhluk sosial, tetapi dalam kenyataannya sifat sosial itu tidak dengan sendirinya hadir begitu saja. Terbukti bahwa ada individu-individu yang asal bicara, padahal tak jarang ternyata apa yang mereka omongkan (katakan) membuat suasanya jadi kisruh, brantakan, menyakitkan hati, maunya didengar namun tidak pernah mau mendengarkan, mudah sekali dendam, senang menebar kebencian, menumbuh suburkan rasa iri hati, suka mencuri ide, mengorbankan orang lain untuk kepentingan pribadi dan lebih parahnya tidak berani mengambil tanggung jawab.

Individu yang saya sebutkan diatas adalah individu yang BELUM cerdas secara sosial, tidak memiliki keterampilan sosial karena dalam hidupnya tidak menimbulkan kesejahteraan bersama. Individu semacam itu seringkali mengundang luka bathin, konflik negatif, ketidakpedulian dan dalam hidupnya penuh intrik-intrik negatif.

Lalu individu seperti apa yang bisa dikatakan telah memiliki social skill ??? beberapa ciri yang bisa menjadi parameternya antara lain:

1. Emotional Expressity

Individu yang mampu membuat ekspresi non verbal yang sangat menarik (tentunya posistif), misal tersenyum ….hm simple ya 🙂

2. Emotional Sensitivity

Individu yang mampu membaca emosi dan perilaku non verbal dari pihak lain, misalnya mengetahui jika ada orang lain yang sedang marah atau tidak enak hati

3. Emotional Control

Individu yang mampu mengendalikan gejolak emosi negativ yang datangnya tiba-tiba, misalnya meluapkan rasa benci bahkan cinta dapat dikontrol dengan baik

4. Social Expressity

Individu yang menyenangkan dalam interaksi, mampu memberikan apresiasi dan berfikiran positif pada orang lain

5. Social Sensitivity

Individu yang memiliki pemahaman terhadap pernyataan pihak lain, mengikuti norma sosial dan mampu menempatkan diri di berbagai situasi yang ada disekitarnya

6. Social Control

Individu yang terampil dalam penampilan dirinya, dengan cara-cara yang menyenangkan dan berperan sosial dalam masyarakat

7. Self Monitoring

Individu yang mampu mengatur perilaku diri dan sangat antisipatif.

Hmmmmm sudahkah diri ini demikian ??? terkadang diri kita (diri saya terlebih dahulu) terbelengguh dengan technical skills semata ;-(

Read More
TOP

Tua = Dewasa ??

Sering kita dengar ungkapan bahwa banyaknya usia seseorang tidak menjamin apakah seseorang itu menjadi dewasa, baik dalam pemikiran maupun dalam menghasilkan sebuah karya.
Saya pernah mendapatkan pelajaran bahwa kedewasaan seseorang dalam sikap hidupnya dapat dilihat dari bagaimana dia menangani, menanggapi dan menyikapi sebuah permasalahan hidup. Jika dikelompokkan maka orang yang kedewasaan  dalam sikap hidup  masih diragukan (level paling bawah) apabila dalam menghadapi permasalahan hidup dia masih sibuk dengan emosi, sibuk dengan statement “saya suka atau saya tidak suka”, sehingga dalam hidupnya penuh dengan emosi negatif.
Level yang lebih tinggi lagi adalah dia sibuk  pada kejadian, sibuk pada apa yang harus dilakukan. Level ini sudah lebih baik dari sebelumnya sehingga ada aksi yang konkrit terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.
Level yang ketiga adalah level dimana seseorang mulai sibuk mencari-cari pemaknaan, menemukan maksud yang terkandung, sehingga dia lebih arif dan bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan/ tindakan.

Sedangkan kedewasaan seseorang dalam melaksanakan sebuah tugas/ pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi 4 level. Level paling rendah adalah orang yang melakukan tugas/ kerja dengan berpedoman pada “pokoknya saya kerjakan”  melakukan asal-asalan dan tidak jarang kita jumpai dengan keluhan (NATO : Not Action Talk Only).
Beranjak ke level yang lebih tinggi adalah melakukan tugas/ kerja dengan standart, jadi  bekerjanya sudah sesuai dengan standart yang ada (yang ditentukan), orang dilevel ini sangat patuh dengan aturan yang ada tanpa berani “out of the box”.
Level ke tiga adalah orang-orang yang melakukan tugas/ kerja karena merasa adanya panggilan untuk melakukan tugas/ kerja menjadi sebuah karya yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain, dan muncul kreativitas dan inovasi didalamnya untuk melampai sebuah standart yang ada.
Level tertinggi (level ke 4) adalah orang-orang yang melakukan tugas/ kerja melebihi dari panggilan yang ada, karena orang dilevel ini sudah mulai menguji potensialitasnya dalam berkarya, dan lebih lagi mereka meyakini bahwa potensialitas yang mereka miliki harus dipertanggung jawabkan pada Tuhan YME sebagai penciptanya.

Nah…..Pertanyaan buat kita sudah dewasakah kita dalam menyikapi sebuah kehidupan ? dan sudah dewasakah kita dalam melaksanakan sebuah karya ? jangan-jangan kita hanya tua karena usia.

Read More
TOP

Takut Membantu !!!

Mengapa banyak orang merasa takut untuk membantu orang lain ya, meskipun dengan upaya kecil-kecilan. Salah satu alasan yang paling kerap muncul dalam benak kita adalah “kita malu”.
Kita takut diejek dan di cemooh, meskipun kita tahu kelebihan-kelebihan yang kita miliki untuk melakukan hal tersebut.
Satu catatan Jika kita ingin memainkan pertandingan dalam kehidupan, dan menang, maka kita harus ikut memainkan. Kita harus mau merasa bodoh, di ejek dan mencoba sesuatu yang mungkin tidak berhasil, sebab jika kita tidak mencoba, bagaimana mungkin kita akan dapat mengadakan inovasi, berkembang dan menemukan siapa sebenarnya jati diri kita masing-masing.

Dalam bagian diri kita yang paling hakiki adalah bahwa kita semua ingin mengerjakan sesuatu yang kita yakini benar, mau melakukan sesuatu diluar kapasitas kita, memiliki komitmen dengan energi, waktu, emosi dan kerendahan hati untuk membuahkan hasil yang lebih besar…lebih besar lagi…lagi dan lagi menjadi sesuatu yang luar biasa.

Kita harus mengantisipasi usaha kita tidak hanya sebatas atau mengkaitkan dengan kebutuhan fisik belaka, tetapi juga pada moral untuk melakukan sesuatu yang lebih daripada yang diharapkan oleh orang lain. Tidak ada yang memberikan kepuasan yang lebih besar selain dari kontribusi.

Pertanyaannya:
Dengan cara apa kita memberikan sesuatu tanpa memiliki niat sedikitpun untuk kepentingan diri sendiri ?

Read More
TOP

Benarkah telah terjadi kematian ilmu pengetahuan?

Menurut Mashab Harvard University memasuki abad ke-20 terjadi krisis etika dan moralitas pada ilmu dan teknologi, tidak lagi ada temuan baru, setelah temuan teori evolusi C.Darwin dan teori relatiovitas A.Einstein, dan semua temuan baru dianggap turunan dari dua teori tsb. Keterbatasan dan kegagalan teori ilmu menjelaskan gejala  alam dan non-alam, berbagai penjelasan tiba pada penjelasan yang kontroversial dan juga terjadi berbagai tindakan kejahatan dalam ilmu pengetahuan dan tidak sedikit ilmuwan   terlibat tindakan kriminalitas.

Makna dari penyataan “telah terjadi kematian ilmu pengetahuan” adalah bahwa dari waktu ke waktu terjadi perilaku IPTEKS yang bebas dan tak terkendali, IPTEKS tidak lagi dapat mewujudkan humanisme, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya bentuk penyimpangan dan kejahatan dalam IPTEKS. Bentuk krisis itu antara lain :

  • Adanya kekerasan dalam lembaga pendidikan
  • Timbulnya kejahatan dalam penyelenggaraan pendidikan  IPTEKS,
  • Penyimpangan dan penipuan dalam riset,
  • Praktek plagiatisme dalam dunia akademis,
  • Tindakan malpraktek dalam dunia ilmu medikal, ilmu farmasi, ilmu kesehatan dll.
  • Penipuan dan kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum ilmuwan atau para intelektualis, terutama terkait dengan kekuasaan dan jabatan
  • Masalah kontroversi tentang  nuklir, praktek aborsi, riset AMDAL, industri kesehatan dan parmasi hingga ke masalah clonning.

Nah…dapatkah disimpulkan bahwa telah terjadi kematian ilmu pengetahuan ??
—terinspirasi dan terimakasih tak terhingga buat Bpk Nyoman Naya (Alm)—

Read More
Skip to toolbar