TOP

Ketika naik kereta musti berdiri

Kereta Api adalah salah satu transportasi umum yang memiliki pasar dan jangkauan luas, baik dr sisi tingkat ekonomi penumpang hingga jangkauan jarak tembuh. Sehingga tdk jarang berlaku hukum siapa cepat maka dia akan dapat tiket untuk manfaatkannya.

Tdk berbeda dg hari ini 11 september jelang hari raya Qurban, jalur kereta jarak pendek,menengah dan jarak jauh semua tiket sold out. Yg cukup menarik ketika didapati tiket kereta jarak menengah dg jarak tempuh 200-250 km dg harga yg sangat terjangkau 15 rb, semua tiket habis terjual pada H-3 keberangkatan, namun krn msh banyaknya penumpang yg sangat berharap bisa terangkut dan sampai kota tujuan sebelum hari raya, maka pengelolah msh mengijinkan penjualan untuk tiket tanpa tempat duduk.
Menarik memang ketika seorang penumpang dg tiket extra (tanpa tempat duduk) hrs rela menjadi kutu loncat…berpindah pindah tempat duduk dengan memanfaatkan kursi kosong, dan hrs dengan rela hati dan bersiap terusir ketika datang penumpang baru dengan tiket yg tertera nomer gerbong dan nomer kursi.
Dalam perjalanan Saya tergelitik ketika mendapati 2 keluarga berbeda yg bepergian dengan memanfaatkan kereta ini. Masing-masing Keluarga terdiri dari ayah ibu dan 2 anak yg msh duduk dibangku Sekolah Dasar. Dua keluarga dengan pengajaran terhadap nilai berbagi yg sangat berbeda dan kontras. Keluarga A, si ibu dg antusias memberikan kesempatan kepada penumpang yang masih berdiri untuk berbagi tempat duduk dengan anak anaknya, jadi 1 bangku isi 2 penumpang terisi dengan 3 orang (2 anak dan 1 penumpang lain) krn merasa anak anaknya msh kecil shg masih ada ruang khusus untuk berbagi tmp duduk dg penumpang lain yg memiliki karcis tertera tanpa tempat duduk.
Berbeda dengan keluarga yang satu lagi, si ibu membiarkan bangku isi 2 penumpang hanya ditempati dengan 2 anaknya yang sepanjang perjalanan melompat, main silat, naik turun kursi hingga tidak jarang tangan atau kaki si anak mengenai anggota tubuh penumpang lain yg berdiri dan tdk mendapat kesempatan duduk sejak mulai keberangkatan.
Kedua keluarga memang tdk ada yg salah, krn mereka telah membayar tiket secara lunas unt semua anggota keluarganya, yang membedakan hanyalah pembelajaran real dlm kehidupan untuk sebuah konsep berbagi dalam keterbatasan.

Saya hanya tersenyum sambil membuat tulisan ini dan mengambil nilai positif  tentang berbagi….dengan tetap berdiri hingga menjelang stasiun pemberhentian akhir ….ternyata nikmat juga naik kereta tanpa tempat duduk.

1 comment. Leave a Reply

  1. passable stand rather than miss the train 🙂

Leave a Reply

Your email is never published nor shared.

You may use these HTML tags and attributes:<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

Skip to toolbar