Jawabnya, “tentu, Ya”
sebab semua binatang (terlebih lagi manusia) memiliki perilaku yang variable, sehingga kita bisa mengajarkannya/ melatihnya untuk menari dan kita bertindak sebagai seorang pelatih.
Pertanyaan berikutnya, Lalu apa yang bisa kita lakukan ???
Rahasia seorang pelatih adalah mengamati anak angsa dengan cermat, ketika anak angsa bergerak ke arah yang kita inginkan, sesegeralah sebagai seorang pelatih memberikan motivasi dengan memberikan makan. Anak angsa tersebut akan bingung sambil bertanya dalam hatinya, kenapa saya diberi makan ?.
Setiap bergerak ke arah yang di inginkan, pelatih selalu menghadirkan sebuah motivasi untuk mereka, dengan demikian anak angsa akan berusaha bergerak ke arah yang di inginkan pelatih, dan inilah yang mengakibatkan terbentuknya sebuah tarian
Sesungguhnya manusia jauh lebih kompleks daripada anak angsa, namun kita bisa belajar untuk menggunakan prinsip pelatihan ini (saya menyebutnya juga sebagai pengkondisian) untuk membantu diri sendiri dan orang lain guna membentuk suatu kebiasaan yang berhasil.
Timing yang tepat sangat penting dalam pelatihan/ mengkondisikan dengan efektif. Mari kita membuat daftar reward (mental, emosi dan fisik / tidak selalu berkaitan dengan uang) yang menyenangkan yang dapat segera kita berikan kepada diri kita atau orang lain ketika mereka berbuat baik, kemudian tentukan kondisi tertentu dimana kita secara sadar melaksanakan komitmen untuk menggunakan reward sebagai salah satu yang dapat memotivasi. Kalau anak angsa saja mampu menari dengan bantuan kita sebagai pelatih, maka saya teramat sangat yakin kita pasti bisa melakukan banyak hal yang lebih dari sekedar tarian anak angsa….tinggal katakan “Saya Pasti Bisa !!!”
I have read some excellent stuff here. Certainly worth bookmarking for revisiting.