tea's corner

live and life
STIKOM Surabaya Official Website

STIKOM Surabaya Official Website

Senang rasanya ikut menyaksikan sebuah milestone dalam perkembangan hidup STIKOM Surabaya. Milestone kali ini ditandai dengan launching official website baru STIKOM Surabaya. Sebuah mahakarya civitas akademisi STIKOM Surabaya.

Acara diadakan pagi ini (06/08/2010) di ruang Auditorium STIKOM Surabaya. Dihadiri oleh Executive Board, Dosen, Karyawan, dan Mahasiswa. Selain launching official website, juga terdapat sosialisasi personal website untuk seluruh civitas akademisi, berbagai komunitas, resource, serta OpenCourseWare dan Kuliah. Semoga STIKOM Surabaya lebih banyak membuat milestone lagi.

Salam,
TEA

Berbicara tentang software engineering, kita dihadapkan pada paradigma. Dimulai dari munculnya SDLC yang kemudian menjadi acuan bagi munculnya berbagai software process model seperti Waterfall, Prototyping, RAD, Agile, RUP, XP, dan lain-lain, sampai dengan konsep-konsep tentang umbrella activities seperti software project control, software quality assurance (sqa), measurement, risk management, dan lain-lain. Semua ini hanya untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar pengembangan software (software crisis), contohnya:

  1. Kenapa masih ada keterlambatan dalam penyelesaian proyek?
  2. Kenapa software masih belum layak untuk pakai setelah di-deploy?
  3. Kenapa biaya membengkak?
  4. Kenapa software tidak sesuai dengan kebutuhan?
  5. Dan lain-lain.

Software engineering dimulai dari komitmen organisasi terhadap software yang berkualitas. Komitmen ini mendukung proses dalam software engineering yang dapat diukur berdasarkan maturity level. Software process model menjadi sebuah framework yang harus dipilih oleh organisasi dalam pembangunan software. Dengan dukungan metode-metode dan berbagai tools dalam software engineering (Computer Aided S.E), 2 hal ini melengkapi layer dalam software engineering.

Layer dalam S.E

Layer dalam S.E

Disebutkan dalam Wikipedia, software engineering merupakan sebuah disiplin profesi yang didedikasikan untuk mendesain, mengimplementasi, dan memodifikasi software untuk mencapai kualitas, kemudahan dalam maintenance, dan pembangunan yang lebih cepat. Dalam IEEE Software Engineering Body Of Knowledge (SWEBOK), ada 10 sub-disiplin dalam software engineering, antara lain (1) software requirement, (2) software design, (3) software development, (4) software testing, (5) software maintenance, (6) software configuration management, (7) project management, (8) software development process, (9) CASE, dan (10) software quality.

Referensi:

  • Pressman, Roger S. 2002. Software Engineering A Practitioner’s Approach. McGraw-Hill. New York
  • Wikipedia. Software Engineering. http://en.wikipedia.org/wiki/Software_engineering. Diakses 6 Juli 2010
  • Wikipedia. Software Crisis. http://en.wikipedia.org/wiki/Software_crisis. Diakses 6 Juli 2010

Kirain dosen itu sama seperti guru, hanya beda jenjang pendidikan yang di(h)ajar saja. Ternyata, salah kaprah. Dulu, ada pertanyaan yang dilontarkan oleh seseorang yang luar biasa bagiku, “Kapan kamu dikatakan sebagai DOSEN?”. Untung neh pertanyaan gak ditujukan ke aku, bisa-bisa salah jawab.

Jawaban paling sederhana dan mendapat penguatan adalah ketika sudah melaksanakan Tri-Dharma Perguruan Tinggi. Terhenyak sesaat diri ini mendengar jawaban itu. Se-simple itu ternyata, walaupun lebih rumit dari yang aku bayangkan sebelumnya. Dalam Tri-Dharma PT, dosen mempunyai kewajiban tidak hanya untuk mendidik dan mengajar, tetapi juga untuk meneliti (riset) dan pengabdian masyarakat.

Jika dipahami lebih jauh, aku rasa Tri-Dharma bukan merupakan kewajiban, tetapi lebih kearah kebutuhan. Bagaimana tidak, jika orang didunia ini lebih suka (maaf) cari uang dan ketenaran (dalam arti positif), Tri-Dharma bias menjadi media. Berbagai macam hibah digelontorkan baik oleh pemerintah maupun swasta, baik eksternal maupun internal, (jika boleh saya bilang) untuk kesejahteraan dosen. Ditambah dengan munculnya jabatan fungsional dan sertifikasi dosen nasional, bisa dibayangkan berapa poin duniawi yang bisa didapat.

Tapi semua ini juga toh, hanya titipan. Berusaha sebaik mungkin untuk mencapai dan (kalau bisa) melewati apa yang dicita-citakan dan kembalikan hasilnya kepada Allah. Insya Allah, semua yang dikerjakan, baik itu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, tidak hanya poin duniawi yang didapat, tetapi juga poin “buat sangu”.

Nah, baru saja (hari ini) pengumpulan proposal akademik internal melewati batas akhirnya. Bagiku yang telah dialiri oleh arus teknis, menjadi sebuah keajaiban bisa menyelesaikan proposal. Tapi, setelah mendapatkan pencerahan tentang Hibah Pengabdian Masyarakat, sepertinya topik yang aku ajukan lebih mengarah kesana daripada Penelitian Akademik. At least, tidak lagi hidup ini hanya 0 (nol) dan 1 (satu).

Jadi bertanya-tanya, sepertinya pelatihan tentang tata tulis dan karya tulis ilmiah menjadi hal yang menarik. Bagaimana jika itu diadakan di labkom?

Salam,
TEA

Selamat datang di blog.dinamika.ac.id

JUST ENJOY your time looking 4 sumthing, here 😀

Salam,
TEA

Skip to toolbar