RSS
 

Archive for September 8th, 2010

Warning: mail_queue_enter: create file maildrop Permission denied

08 Sep

Beberapa minggu ini, salah satu DNS server sering hang. Service server yang berjalan menunjukkan, terdapat layanan email yang berjalan looping dan tidak wajar.

Pada /var/log/mail.log terdapat report seperti:

Sep 8 11:10:07 ns1 postfix/sendmail[1936]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:10:07 ns1 postfix/sendmail[1942]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:10:07 ns1 postfix/sendmail[1971]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:25:51 ns1 postfix/sendmail[2000]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:25:51 ns1 postfix/sendmail[1994]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:25:51 ns1 postfix/sendmail[1985]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:37:46 ns1 postfix/sendmail[2010]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:37:46 ns1 postfix/sendmail[2016]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Untuk membuang pesan ini, dapat dilakukan dengan cara:

root@ns1:/var/spool/postfix# postfix check

postfix/postfix-script: warning: not owned by group postdrop: /var/spool/postfix/public

postfix/postfix-script: warning: not owned by group postdrop: /var/spool/postfix/maildrop

Dan.. solusi agar tidak hang lagi, kita dapat melakukan:

root@ns1:/var/spool/postfix# /etc/init.d/postfix stop
root@ns1:/var/spool/postfix# killall -9 postdrop
root@ns1:/var/spool/postfix# chgrp -R postdrop /var/spool/postfix/public
root@ns1:/var/spool/postfix# chgrp -R postdrop /var/spool/postfix/maildrop/
root@ns1:/var/spool/postfix# postfix check
root@ns1:/var/spool/postfix# postfix reload
 
24 Comments

Posted in Linux

 

Tanyakan pada Nuranimu…!

08 Sep

Setiap orang memiliki cermin di dalam diri, itulah hati nurani.  Perkataan hati nurani adalah kejujuran. Anjurannya adalah kebaikan. Kecenderungannya adalah pada kebenaran, sifatnya adalah kasih sayang.

Ia akan tenang bila kita berbuat baik dan gelisah bila kita berbuat dosa. Bila ia bersih dan sehat maka ia akan menjadi juru bicara Tuhan di dalam diri kita.

Bila ia bening dan berkilat maka ia akan menangkap wajah Tuhan. Hanya sayangnya kita sering mencampakkan nurani kita sendiri bahkan membunuhnya dengan perilaku-perilaku kita.

Curang hanya demi serupiah keuntungan, bohong hanya untuk kesenangan sesaat, kikir padahal harta melimpah, dengki terhadap kebahagiaan orang lain, menolak kebenaran karena sebuah gengsi.   Akibatnya nurani kita tertutup dan mati sehingga tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Seorang sahabat Nabi SAW yang bernama Wabishah RA datang dengan menyimpan pertanyaan di dalam hatinya tentang bagaimanakah cara membedakan antara kebajikan dan dosa.

Sebelum Wabishah bertanya, cermin hati Nabi SAW telah menangkap isi hatinya. ” Wahai Wabishah, mau aku jawab langsung atau engkau utarakan pertanyaanmu terlebih dahulu?” Wabishah menjawab,” Jawab langsung saja, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,” Engkau datang untuk bertanya bagaimana membedakan antara kebajikan dan dosa.” Wabishah berkata, “Benar.”

Beliau Rasulullah SAW merapatkan jari-jarinya dan menempelkannya pada dada Wabishah, seraya bersabda “Mintalah pendapat pada hatimu dan mintalah pendapat pada jiwamu, wahai Wabishah. Sesuatu itu adalah kebaikan bila ia membuat hati tenteram, membuat jiwa tenteram, sedangkan dosa membuat kegelisah dalam hati dan kegoncangan dalam dada.(Mintalah pendapat pada hatimu dan mintalah pendapat pada jiwamu), meskipun orang-orang telah memberikan pendapat mereka kepadamu tentang hal itu.” ( HR.al-Darimi dari Wabishah ra )

Namun bagi orang yang berhati munafik, banyak berbuat dosa dan maksiat akan sulit sekali mendapatkan pertimbangan hati. Karena hatinya sudah tertutup oleh tumpukan dosa, sehingga sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan tidak ada lagi rasa malu atau perasaan tidak enak ketika melakukan suatu perbuatan dosa. Hati, mata, dan telinganya sudah ditutup. Makanya orang tersebut sering sekali melakukan dosa, dan akan terus dilakukannya tanpa ada perasaan bersalah/berdosa lagi.

Sekarang ini cobalah kita tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, pada posisi mana kita berada saat ini. Apakah kita termasuk orang yang merasa ”tidak nyaman” ketika kita mau melakukan perbuatan dosa? Atau kita tidak merasakan ketidaknyamanan itu lagi?

Jika kita masih merasakan ketidaknyamanan, kegelisahan ketika kita mau melakukan suatu perbuatan dosa,  maka bersyukurlah, itu berarti hati nurani kita masih hidup dan pertahankan serta tingkatkanlah ketaqwaan, keimanan dan kedekatan kita kepada Allah.

Namun jika ternyata kita temukan diri kita, sudah tidak pernah merasakan rasa bersalah, gelisah, saat kita mau dan sudah melakukan perbuatan dosa, maka segera bertobatlah, karena jangan-jangan kita sudah terlalu lama berada dalam kelompok orang-orang yang tidak malu melakukan dosa, atau merasa biasa-biasa saja ketika melakukan suatu perbuatan dosa yang kita anggap sebagai dosa kecil. Tanyakan dengan jujur pada diri kita masing-masing, dan hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku untuk senantiasa berpegang pada agama-Mu. (HR Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

 
30 Comments

Posted in Motivasi

 
 
Skip to toolbar