RSS
 

Archive for September, 2010

Spam dan cara menguranginya di Postfix Mail Server

15 Sep

Spam adalah penyalahgunaan dalam pengiriman berita elektronik untuk menampilkan berita iklan dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna situs web Bentuk spam yang umum meliputi: email spam, pesan instan spam, newsgroup spam, spam web search engine, spam blog, spam berita pada ponsel, spam forum internet dan lain lain.

Spam ini biasanya datang bertubi-tubi tanpa diminta dan seringkali tidak dikehendaki oleh penerimanya. Spam dikirimkan oleh pembuat iklan dengan biaya operasi yang sangat rendah, karena spam ini tidak memerlukan mailing list untuk mencapai para pelanggan yang diinginkan.

Sebagai pengguna email, masalah spam adalah masalah klasik dan terus menghantui para pengguna email di jagat internet apalagi bagi seorang Admin Mail Server, sudah dipastikan banyak sekali komplain dan cercaan dari pengguna email akibat banyaknya spam yang masuk ke inbox mereka.

Banyak cara menuju Roma. Banyak juga metode yang digunakan untuk melawan spam ini. Ada yang menggunakan jasa perusahaan anti spam seperti Norton, ada juga yang menginstall anti spam di Mail Server menggunakan ClamAv atapun SpamAssasin.

Kali ini kita akan membahas bagaimana memanfaatkan situs DSBL untuk membantu melawan spam. Memang hasilnya tidak mungkin bersih total, tapi sejauh ini kinerja DSBL sangat efektif.

DSBL sendiri merupakan situs-situs yang mendaftar mail server yang terpasang sebagai open relay ataupun open proxy. Jadi hati-hati jika Mail Server Anda satu mesin dengan open relay dan open proxy kemungkinan besar akan terindex oleh DSBL, akibatnya anda tidak dapat mengirimkan email ke user dimana terpasang antispam dari DSBL.

Kali ini, fitur DSBL akan kita pasang di Mail Server yang menggunakan Postfix.

Pertama-tama buka terlebih dahulu file konfigurasi postfix yang kita miliki dengan menggunakan Vi Editor dengan user root atau pada posisi super user:

root# vi /etc/posfix/main.cf

Kemudian pada akhir baris kita tambahkan beberapa konfigurasi dibawah ini :

smtpd_recipient_restrictions =

permit_mynetworks,
permit_sasl_authenticated,
reject_unauth_destination,
reject_invalid_hostname,
reject_unauth_pipelining,
reject_non_fqdn_sender,
reject_unknown_sender_domain,
reject_non_fqdn_recipient,
reject_unknown_recipient_domain,
reject_rbl_client blackholes.easynet.nl,
reject_rbl_client proxies.blackholes.wirehub.net,
reject_rbl_client bl.spamcop.net,
reject_rbl_client sbl.spamhaus.org,
reject_rbl_client dnsbl.njabl.org,
reject_rbl_client list.dsbl.org,
reject_rbl_client multihop.dsbl.org,
permit

Setelah itu kita simpan file konfigurasi kita dan restart posfix kita.

root# /etc/init.d/postfix restart

Kemudian perhatikan log email anda

root# tail -f /var/log/mail.log

Kelemahan dari cara ini adalah mail server butuh selalu terkoneksi dengan situs DSBL untuk update terbaru dan bahkan setiap ada email masuk harus melakukan pengecekan apakah terdaftar sebagai blacklist atau tidak.

 
18 Comments

Posted in Komputer

 

Warning: mail_queue_enter: create file maildrop Permission denied

08 Sep

Beberapa minggu ini, salah satu DNS server sering hang. Service server yang berjalan menunjukkan, terdapat layanan email yang berjalan looping dan tidak wajar.

Pada /var/log/mail.log terdapat report seperti:

Sep 8 11:10:07 ns1 postfix/sendmail[1936]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:10:07 ns1 postfix/sendmail[1942]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:10:07 ns1 postfix/sendmail[1971]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:25:51 ns1 postfix/sendmail[2000]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:25:51 ns1 postfix/sendmail[1994]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:25:51 ns1 postfix/sendmail[1985]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:37:46 ns1 postfix/sendmail[2010]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Sep 8 11:37:46 ns1 postfix/sendmail[2016]: fatal: www-data(33): unable to execute /usr/sbin/postdrop -r: Permission Denied

Untuk membuang pesan ini, dapat dilakukan dengan cara:

root@ns1:/var/spool/postfix# postfix check

postfix/postfix-script: warning: not owned by group postdrop: /var/spool/postfix/public

postfix/postfix-script: warning: not owned by group postdrop: /var/spool/postfix/maildrop

Dan.. solusi agar tidak hang lagi, kita dapat melakukan:

root@ns1:/var/spool/postfix# /etc/init.d/postfix stop
root@ns1:/var/spool/postfix# killall -9 postdrop
root@ns1:/var/spool/postfix# chgrp -R postdrop /var/spool/postfix/public
root@ns1:/var/spool/postfix# chgrp -R postdrop /var/spool/postfix/maildrop/
root@ns1:/var/spool/postfix# postfix check
root@ns1:/var/spool/postfix# postfix reload
 
24 Comments

Posted in Linux

 

Tanyakan pada Nuranimu…!

08 Sep

Setiap orang memiliki cermin di dalam diri, itulah hati nurani.  Perkataan hati nurani adalah kejujuran. Anjurannya adalah kebaikan. Kecenderungannya adalah pada kebenaran, sifatnya adalah kasih sayang.

Ia akan tenang bila kita berbuat baik dan gelisah bila kita berbuat dosa. Bila ia bersih dan sehat maka ia akan menjadi juru bicara Tuhan di dalam diri kita.

Bila ia bening dan berkilat maka ia akan menangkap wajah Tuhan. Hanya sayangnya kita sering mencampakkan nurani kita sendiri bahkan membunuhnya dengan perilaku-perilaku kita.

Curang hanya demi serupiah keuntungan, bohong hanya untuk kesenangan sesaat, kikir padahal harta melimpah, dengki terhadap kebahagiaan orang lain, menolak kebenaran karena sebuah gengsi.   Akibatnya nurani kita tertutup dan mati sehingga tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Seorang sahabat Nabi SAW yang bernama Wabishah RA datang dengan menyimpan pertanyaan di dalam hatinya tentang bagaimanakah cara membedakan antara kebajikan dan dosa.

Sebelum Wabishah bertanya, cermin hati Nabi SAW telah menangkap isi hatinya. ” Wahai Wabishah, mau aku jawab langsung atau engkau utarakan pertanyaanmu terlebih dahulu?” Wabishah menjawab,” Jawab langsung saja, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,” Engkau datang untuk bertanya bagaimana membedakan antara kebajikan dan dosa.” Wabishah berkata, “Benar.”

Beliau Rasulullah SAW merapatkan jari-jarinya dan menempelkannya pada dada Wabishah, seraya bersabda “Mintalah pendapat pada hatimu dan mintalah pendapat pada jiwamu, wahai Wabishah. Sesuatu itu adalah kebaikan bila ia membuat hati tenteram, membuat jiwa tenteram, sedangkan dosa membuat kegelisah dalam hati dan kegoncangan dalam dada.(Mintalah pendapat pada hatimu dan mintalah pendapat pada jiwamu), meskipun orang-orang telah memberikan pendapat mereka kepadamu tentang hal itu.” ( HR.al-Darimi dari Wabishah ra )

Namun bagi orang yang berhati munafik, banyak berbuat dosa dan maksiat akan sulit sekali mendapatkan pertimbangan hati. Karena hatinya sudah tertutup oleh tumpukan dosa, sehingga sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan tidak ada lagi rasa malu atau perasaan tidak enak ketika melakukan suatu perbuatan dosa. Hati, mata, dan telinganya sudah ditutup. Makanya orang tersebut sering sekali melakukan dosa, dan akan terus dilakukannya tanpa ada perasaan bersalah/berdosa lagi.

Sekarang ini cobalah kita tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, pada posisi mana kita berada saat ini. Apakah kita termasuk orang yang merasa ”tidak nyaman” ketika kita mau melakukan perbuatan dosa? Atau kita tidak merasakan ketidaknyamanan itu lagi?

Jika kita masih merasakan ketidaknyamanan, kegelisahan ketika kita mau melakukan suatu perbuatan dosa,  maka bersyukurlah, itu berarti hati nurani kita masih hidup dan pertahankan serta tingkatkanlah ketaqwaan, keimanan dan kedekatan kita kepada Allah.

Namun jika ternyata kita temukan diri kita, sudah tidak pernah merasakan rasa bersalah, gelisah, saat kita mau dan sudah melakukan perbuatan dosa, maka segera bertobatlah, karena jangan-jangan kita sudah terlalu lama berada dalam kelompok orang-orang yang tidak malu melakukan dosa, atau merasa biasa-biasa saja ketika melakukan suatu perbuatan dosa yang kita anggap sebagai dosa kecil. Tanyakan dengan jujur pada diri kita masing-masing, dan hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku untuk senantiasa berpegang pada agama-Mu. (HR Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

 
30 Comments

Posted in Motivasi

 

Jika Hidup ini adalah sebidang Tembok

07 Sep

Jika anda anggap hidup ini bagai sebidang tembok, agar kokoh bangunlah dengan batu-batu besar nan kuat. Batu-batu besar itu adalah sesuatu yang berat dipikul, berat dijinjing; sesuatu yang kita perjuangkan atas nama cinta; yang senantiasa kita perjuangkan; sesuatu yang padanya kita rela berkorban, berjerih-jerih, bahkan menukarnya dengan segenap jiwa dan raga. Sesuatu itu bisa berupa keluarga, persahabatan, pekerjaan, atau apa pun yang begitu berharga sehingga kita harus membangunnya kuat-kuat; serta memolesnya indah-indah.

Namun demikian, agar bebatuan besar itu saling merekat kuat, ia harus ditautkan dengan pasir-pasir kecil. Pasir-pasir lembut yang melindungi telapak kaki kita dari perihnya peristiwa. Pasir-pasir itu adalah kegembiraan dalam syukur, senyuman di balik peluh, serta kehangatan hubungan antar sesama. Jika  demikian, maka kita akan dapati sebuah tembok yang menjadi monumen simbol kehadiran kita di dunia ini. Dan, itu tentu jauh lebih baik ketimbang hanya sekedar meninggalkan sepasang nisan di atas kubur.

 
4 Comments

Posted in Motivasi

 

Ancelotti yang ingin terus Belajar

07 Sep

London – Baru satu tahun melatih di Inggris, Carlo Ancelotti sudah menuai kesuksesan yang terhitung bagus untuk pendatang sepertinya. Namun Ancelotti menilai masih banyak yang harus dipelajarinya untuk jadi pelatih hebat.

Setelah delapan tahun menangani AC Milan dan bergemilangan gelar, Ancelotti memutuskan hijrah ke Chelsea musim panas lalu. Sebuah perjudian juga mengingat perbedaan kultur sepakbola dan bahasa bisa jadi penghalang bagi pria Italia 51 tahun itu.

Namun kenyataan berbicara lain, di klub asal London Barat itu tangan dingin Ancelotti pun ternyata masih bertuah dan hasilnya adalah ia memberi gelar dobel yaitu Liga Primer dan Piala FA yang baru kali pertama direbut The Blues.

Di awal musim pun ia menorehkan trofi Community Shield setelah mengalahkan Manchester United. Tak hanya itu Chelsea pun dibawanya mengakhiri musim dengan torehan 103 gol yang merupakan rekor tertinggi sejak Liga Inggris bergulir 1992.

Musim berganti dan Ancelotti menjalani tahun keduanya di Stamford Bridge. Jalan pun tak selalu mulus di mana ia sudah kalah di laga perdana di Community Shield dari MU dengan skor 1-3.

Keraguan pun sempat muncul karena Chelsea di musim panas ini praktis tak banyak melakukan pembelian dan melepas banyak pilar seniornya. Namun tiga laga awal setidaknya bisa menepis anggapan itu di mana Chelsea selalu meraih nilai sempurna dan mencetak 14 gol tanpa kebobolan.

Puaskah Ancelotti? Belum dan ia pun masih ingin terus meningkatkan kemampuan melatihnya karena ia merasa belum mencapai titik puncaknya. Bagi Ancelotti ukuran kesuksesan dirinya bila ia sudah mencapai level seperti para manajer hebat yang sempat berseliweran di Liga Inggris.

“Aku senang melihat sesi latihan (Jose) Mourinho, (Sir Alex) Ferguson atau (Arsene) Wenger, ” ungkap Ancelotti kepada Telegraph yang dilansir Sky Sports.

“Aku bisa lebih baik lagi. Jika mereka mengajakku untuk datang ke sana, aku akan senang. Tiga tahun lalu, aku bertanya apakah aku atau asistenku bisa melihat sesi latihan lainnya, namun beberapa pelatih kurang senang dengan cara ini,” lanjutnya.

“Ketika aku mengakhiri karirku sebagai pemain, Aku pergi dan melihat (Giovanni) Trapattoni dan Marcello Lippi berlatih. Aku melihat Roy Hodgson melatih Swiss. Dia mempersiapkan latihan dengan baik. Sangat penting bagiku untuk melihatnya,” demikian dia. (detiksport.com)

 
17 Comments

Posted in Bola

 

Mainkan Bola, Bukan Orangnya

01 Sep

Ada banyak cara memenangkan pertandingan bola. Salah satu cara terpuji adalah dengan berlatih sepanjang minggu, mempelajari aturan pertandingan, dan tentu, bermain sebaik mungkin. Bila toh kita kalah, kita tetap layak bersorak karena kemenangan lain telah kita raih, bahkan sebelum pertandingan itu usai: yaitu pengembangan diri. Memang benar, kemenangan seringkali bukan berarti jumlah goal yang lebih banyak dilesakkan ke gawang lawan. Kemajuan seringkali tidak berujud kesuksesan meraih kedudukan dan kekuasaan.

Sayangnya, tak semua pemain paham akan hal ini. Ada saja yang menganggap kemenangan adalah satu-satunya keberhasilan. Oleh karena itu, jangan heran bila kita bukannya memainkan bola, namun mengecoh orang, mengutak-atik aturan pertandingan, bahkan menakut-nakuti seluruh stadiun. Berapa pun kemenangan yang kita cetak, kita layak menunduk sedih, karena telah kalah, jauh sebelum peluit tanda pertandingan usai ditiupkan.

 
3 Comments

Posted in Motivasi

 

Puasa dan Kejujuran

01 Sep

Pengajian: Puasa dan Kejujuran

Oleh: Ustadz Agustianto, MA

Di era materialisme dewasa ini, kejujuran telah banyak dicampakkan dari tata pergaulan sosial-ekonomi-politik dan disingkirkan dari bingkai kehidupan manusia. Fenomena ketidak jujuran benar-benar telah menjadi realitas sosial yang menggelisahkan. Drama ketidakjujuran saat ini telah berlangsung sedemikian transparan dan telah menjadi semacam rahasia umum yang merasuk ke berbagai wilayah kehidupan manusia.

Sosok manusia jujur telah menjadi makhluk langka di bumi ini. Kita lebih mudah mencari orang-orang pintar daripada orang-orang jujur. Keserakahan dan ketamakan kepada materi kebendaan, mengakibatkan manusia semakin  jauh dari nilai-nilai kejujuran dan terhempas dalam kubangan materialisme dan hedonisme  yang cenderung menghalalkan segala cara.

Pada masa sekarang, banyak manusia tidak mempedulikan jalan-jalan yang halal dan haram  dalam mencari uang dan jabatan . Sehingga kita sering mendengar ungkapan-ungkapan kaum  materialis, “Mencari yang haram saja sulit, apalagi yang halal”. Bahkan selalu diucapkan orang,kalau jujur akan terbujur;kalau lurus akan kurus;,kalau ihklas akan tergilas.

Ungkapan-ungkapan itu menunjukkan bahwa manusia zaman kini telah dilanda penyakit mental yang luar biasa, yaitu penyakit korup dan ketidak-jujuran.

Nabi muhammad Saw pernah memprediksi, bahwa suatu saat nanti, diakhir zaman,manusia dalam mencari harta,tidak mempedulikan lagi mana yang halal dan mana yang haram. (HR Muslim).

Ramalan Nabi pada masa kini telah menjadi realitas sosial yang mengerikan, bahkan implikasinya telah menjadi patologi sosial yang parah, seperti menjamurnya korupsi, pungli, suap, sogok,uang pelicin dsb. Banyak kita temukan pencuri-pencuri berdasi melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam mengelola proyek. Manusia berlomba-lomba mengejar kekayaan dan kemewahan dunia secara massif, tanpa mempedulikan garisan-garisan syariah dan moralitas.

Era reformasi yang telah berlangsung lebih lebih sepuluh tahun, praktek kolusi,korupsi dan suap menyuap masih saja menjadi kebiasaan masyarakat kita . Untuk mengatasi dan mengurangi segala destruktip tersebut, puasa merupakan ibadah yang paling ampuh dan efektif, asalkan pelaksanaan puasa tersebut dilakukan dengan dasar iman yang mantap kepada Allah, dan ihtisab (mawas diri), serta penghayatan yang mendalam tentang hikmat yang terkandung di dalam puasa Ramadhan.

Puasa melatih kejujuran

Berbeda dengan sifat ibadah yang ada, puasa adalah ibadah sirriyah (rahasia). Dikatakan sirriyah, karena yang mengetahui seseorang itu berpuasa atau tidak, hanyalah orang yang berpuasa itu sendiri dan Allah SWT. Dalam ibadah puasa, kita dilatih dan dituntut untuk berlaku jujur. Kita dapat saja makan dan minum seenaknya di tempat sunyi yang tidak terlihat seorangpun. Namun kita tidak akan mau makan atau minum,karena kita sedang berpuasa. Padahal, tidak ada orang lain yang tahu apakah kita  puasa atau tidak. Namun kita yakin, perbuatan kita itu dilihat Allah SWT.

Orang yang sedang berpuasa juga dapat dengan leluasa berkumur sambil menahan setetes air segar ke dalam kerongkongan, tanpa sedikitpun diketahui orang lain. Perbuatan orang itu hanya diketahui oleh orang yang bersangkutan. Hanya Allah dan diri si shaim itu saja yang benar-benar mengetahui kejujuran atau kecurangan dalam menjalankan ibadah puasa. Tetapi dengan ibadah puasa, kita tidak berani berbuat seperti itu, takut puasa batal.

Orang yang berpuasa dilatih untuk menyadari kehadiran Tuhan. Ia dilatih untuk menyadari bahwa segala aktifitasnya pasti diketahui dan diawasi oleh Allah SWT.Apabila kesadaran ketuhanan ini telah menjelma dalam diri seseorang  melalui training  dan didikan puasa, maka Insya Allah akan terbangun sifat kejujuran.

Jika manusia jujur telah lahir, dan menempati setiap sektor dan instansi, lembaga bisnis atau lembaga apa saja, maka tidak adalagi korupsi, pungli, suap-menyuap dan penyimpangan-penyimpangan moral lainnya.

Kejujuran merupakan mozaik yang sangat mahal harganya. Bila pada diri seorang manusia telah melekat sifat kejujuran, maka semua pekerjaan dan kepercayaan yang diamanahkan kepadanya dapat di selesaikan dengan baik dan terhindar dari penyelewengan-penyelewengan. Kejujuran juga menjamin tegaknya keadilan dan kebenaran.

Secara psikologis, kejujuran mendatangkan ketentraman jiwa. Sebaliknya, seorang yang tidak jujur akan tega menutup-nutupi kebenaran dan tega melakukan kezaliman terhadap hak orang lain.Ketidakjujuran selalu meresahkan masyarakat, yang pada gilirannnya  mengancam stabilitas sosial.

Ketidak jujuran selalu berimplikasi kepada ketidakadilan. Sebab orang yang tidak jujur akan tega menginjak-injak keadilan demi keuntungan material pribadi atau golongannya.

Berlaku jujur, sungguh menjadi bermakna pada masa sekarang, masa yang penuh dengan kebohongan dan kepalsuan. Pentingnya kejujuran telah banyak disampaikan Rasulullah SAW.

Diriwayatkat bahwa, Rasulullah pernah didatangi oleh seorang pezina yang ingin taubat dengan sebenarnya. Rasulullah menerimanya dengan satu syarat, yaitu agar orang tersebut berlaku jujur dan tidak bohong. Syarat yang kelihatan sangat ringan untuk sebuah pertaubatan besar, tetapi penerapannya dalam segala aspek kehidupan sangat berat. Dan ternyata syarat jujur tersebut sangat ampuh untuk menghentikan perbuatan zina. Jika ia tetap berzina secara sembunyi-sembunyi, lalu bagaimana ia harus menjawab jika Rasulullah menanyainya tentang apakah ia masih berzina atau tidak. Untuk menghindari berbohong kepada Nabi, maka si pezina mengakhiri perilakunya yang dusta itu dan kemudian benar-benar bertaubat dengan penuh penghayatan.

Dari riwayat itu dapat ditarik kesimpulan, bahwa kejujuran sangat signifikan dalam membersihkan prilaku menyimpang, seperti korupsi, kolusi, penipuan, manipulasi, suap-menyuap dan sebagainya.

Dewasa ini kesadaran untuk menumbuhkan sifat kejujuran sebagai buah dari ibadah puasa, kiranya  perlu mendapat perhatian serius. Pendidikan kejujuran yang melekat pada ibadah puasa, perlu dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan nyata dalam masyarakat. Sebab apabila kejujuran telah disingkirkan, maka kondisi masyarakat akan runyam. Korupsi dan kolusi terjadi di mana-mana, pungli merajalela, kemungkaran sengaja dibeking oleh oknum-oknum tertentu demi mendapatkan setoran uang.

Fenomena kebohongan dan tersingkirnya sifat kejujuran, mengantarkan masyarakat dan bangsa kita pada beberapa musibah nasional yang berlangsung secara beruntun dan silih berganti tiada henti. Terjadinya malapetaka berupa krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia adalah cermin paling jelas dari makin hilangnya sukma. kejujuran dan semakin mekarnya kepalsuan dalam kehidupan bangsa kita.

Dalam menghadapi kasus-kasus yang gawat seperti itu, pesan-pesan profetik keagamaan seperti pesan luhur ibadah puasa dapat ditransformasikan untuk membongkar sangkar kepalsuan dan mem bangun kejujuran.

Ada yang secara pesimis berpendapat, bahwa  membangun kejujuran pada era materialisme adalah suatu utopia (angan-angan) mengingat mengakarnya sifat ketidak jujuran dalam masyarakat dan bangsa kita.

Sebagai orang beriman yang menyandang peringkat khairah ummah, sikap pesimis di atas harus
dibuang jauh-jauh.Sebab gerakan amar ma’ruf nahi mungkar yang dilandasi iman, harus tetap dilancarkan, agar konstelasi dunia ini tidak semakin parah.

Realitas menunjukkan, bahwa kesemarakan ramadhan dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun ironisnya, bersamaan dengan itu penyimpangan dan ketidakjujuran masih berjalan terus. Padahal, suatu bulan kita dilatih dan didik untuk berlaku jujur, menjadi orang yang dapat dipercaya.

Bila selama satu bulan itu, orang-orang yang berpuasa benar-benar berlatih secara serius dengan penuh penghayatan terhadap hikmah puasa, maka  pancaran kejujuran akan terpantul dari dalam jiwa mereka.

Kalau puasa Ramadhan yang dilakukan tidak melahirkan manusia-manusia jujur, berarti kualitas puasa orang tersebut masih  sebatas lapar dan dahaga. Karena puasa yang dilakukan tidak memantulkan refleksi  kejujuran. Kalau orang yang berpuasa, masih mau menerima suap dari orang-orang yang mencari pekerjaan, berarti kualitas ibadah orang tersebut masih sangat rendah. Kalau orang yang berpuasa, masih mau melakukan mark up dalam proyek, korupsi dan kolusi, berarti puasa yang dilakukan masih jauh dari  tujuan puasa.

Kalau pasca puasa Ramadhan, kejujuran semakin tipis atau sirna, pungli, korupsi dan kolusi tetap menjadi kebiasaan, barang kali puasa yang dilakukan tidak didasari iman, tetapi mungkin ia melakukan puasa hanya karena mengikuti tradisi.

Untuk mewujudkan manusia jujur, perlu peningkatan iman dan penghayatan kesadaran kehadiran Tuhan. Tanpa upaya ini, kejujuran tak kan lahir dari orang yang berpuasa. (Pesantren Virtual)

 
25 Comments

Posted in Motivasi

 
 
Skip to toolbar