Secara fungsional, antivirus untuk server sama dengan antivirus untuk workstation yaitu untuk mendeteksi ancaman virus terhadap server yang bersangkutan. Tetapi antivirus untuk server mempunyai kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh antivirus untuk workstation, kemampuan manajemen dan penyebaran update definisi antivirus ke dalam jaringan.
Seperti kita ketahui, karena setiap bulan muncul 5.000 virus baru bahkan lebih, maka tentunya antivirus harus memperbaharui kemampuannya untuk mengenali ancaman virus baru dan umumnya dilakukan dengan update langsung melalui internet yang ukuran updatenya bervariasi tergantung merek antivirus yang anda gunakan, umumnya 1 MB s/d 5 MB per update bahkan ada yang sampai 90 MB.
Jika anda memiliki jaringan dengan 500 workstation, maka dapat anda bayangkan sekali melakukan update antivirus (dengan asumsi setiap update 2 MB dan update dilakukan setiap minggu) bandwidth yang dibutuhkan adalah 1000 MB atau 4 GB per bulan. Dalam satu tahun anda menghabiskan bandwidth sebesar 48 GB hanya untuk mengupdate definisi antivirus.
Karena itu, muncul solusi antivirus untuk server dimana server akan melakukan update definisi antivirus dari internet untuk kemudian disebarkan ke workstation atau server lain di dalam jaringannya, jika seminggu server mendownload 2 MB data, berarti 1 tahun download yang dilakukan adalah 96 MB.
Jika server membawahi 500 workstation, maka penghematan bandwidth yang terjadi adalah 48 GB – 96 MB = 47 GB.
Jika untuk mendownload 2 MB membutuhkan waktu 2 menit dimana biaya koneksi permenit adalah Rp. 150,-, maka biaya download per MB adalah Rp. 300,-. Penghematan biaya yang terjadi adalah :
47.000.000 MB X Rp. 300,- = Rp. 14.100.000.000,- (sebelum pajak)
melihat penghematan sebesar Rp. 14.100 juta, penggunaan anti virus untuk server yang jauh lebih murah tentunya cukup beralasan.