Nasib itu Tak Logis (Ilustrasi)

Sebuah Pencerahan tentang Dialektika Materialis dan
Hukum Penciptaan
Ilustrasi:
Ahmad sedang berjalan-jalan dengan santai, ketika tanpa permisi ada orang jatuh dari atap rumah dan menimpanya. Orang yang terjatuh itu tidak terluka sama sekali, tetapi Ahmad yang tertimpa malah menderita cedera leher. Ia pun diangkut ke rumah sakit. Para tetangganya datang menjenguknya, mereka bertanya, ”Hikmah apa yang didapat dari peristiwa itu, Ahmad?” ”Jangan percaya lagi pada hukum sebab akibat,” jawabnya. ”Orang lain yang jatuh dari atap rumah, tetapi leherku yang jadi korbannya. Jadi tidak berlaku lagi logika, ”Kalau orang jatuh dari atap rumah, lehernya akan patah!”

————————

Ilustrasi di atas menggambarkan ketidakberadayaan kita dalam menghadapi setiap kehendap Tuhan. Kehendak-Nya tidak bisa dihitung secara matematis, karena ia yang mempunyai kuasa atas kosmis. Ia juga kerkehendak atas apa yang ingin Ia kehendaki. Hukum sebab akibat, dan dialektika materialis bisa jadi hanya sebuah omong kosong. Dialektika bukanlah fiksi dan bukan pula mistisisme, melainkan sebuah pengetahuan mengenai bentuk pemikiran kita sejauh ia tidak dibatasi ke dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari, tetapi berusaha mencapai sebuah pengertian yang lebih rumit dan proses-proses yang mendesak untuk diperbincangkan. Logika dialektika dan logika formal memikul sebuah hubungan yang serupa dengan hubungan antara matematika tingkat tinggi dengan matematika yang lebih rendah (Leon Trotsky, ABC Dialektika Materialis, hal 1; 1939).
Puluhan ribu ilmuwan dari berbagai cabang ilmu bekerja dengan berpengharapan akan mampu membuktikan Darwinisme atau teori-teori materialis lainnya. Namun mereka kecewa. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan sesuatu yang malah bertentangan dengan kesimpulan yang ingin mereka capai. Dengan kata lain, bukti-bukti tersebut malah mengukuhkan kebenaran tentang Hukum Penciptaan. Dalam bukunya Natural Theology, biologiwan terkenal William Paley menyatakan, “Setiap jam menunjukkan keberadaan pembuat jam, rancangan di alam membuktikan keberadaan Tuhan.”
Maka berkembangnya pemahaman hukum penciptaan mati pulalah paham materialis yang berkecenderungan Atheisme.

This entry was posted in Idea and tagged , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *