Bismillahirrahmaanirrahiim..
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Selamat Pagi….
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Apa kabarnya sahabatku yang dimulaikan Allah.
Ijin share catatan Bahaya Lisan, pada pos kategori Renungan Lusi.
Semoga menjadi inspirasi dan semangat untuk evaluasi diri.
Khususnya saya juga.
NIKMAT LIDAH
Sesungguhnya Allah menganugerahkan kepada manusia nikmat yang sangat banyak dan besar. Di antara nikmat Allah yang terbesar, setelah nikmat iman yaitu nikmat berbicara dengan lidah, nikmat kemampuan menjelaskan isi hati dan kehendak.
NAMUN KITA HARUS HATI-HATI.
TENTANG BAHAYANYA LISAN INI..
{Ini adalah renungan untuk nasehat diri, agar belajar berbicara yang baik atau diam};
Ya Allah, berikan hamba kesempatan untuk dapat berbicara dengan baik dalam rangka mengapai ridhoMu dan CintaMu.
Aamiin yra..
Bahaya lisan sangat banyak jenisnya. Bisa terasa manis di dalam hati, dan memiliki banyak penyebab yang berasal dari tabiat. Bahaya lisan besar dan tidak yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya tersebut kecuali hanya dengan diam.
Berikut adalah bahaya-bahaya dalam perkataan:
Pertama, perkataan yang tidak ada faedahnya. Apabila kita membicarakan sesuatu yang tidak perlu, maka kita pun telah menyia-nyiakan waktu kita. Hendaklah waktu kita diisi dengan amalan-amalan yang baik.
Kedua, ikut serta dalam kebathilan, yaitu berbicara dalam kemaksiatan, seperti ikut serta di tempat peminuman khamr dan tempat berkumpulnya orang-orang fasik.
Ketiga, yakni memperdalam satu perkataan, dengan cara banyak bicara dan memaksa diri untuk bersajak.
Keempat, yakni mereka yang suka bicara keji, mengumpat serta mencela. Semua ini tercela dan dilarang karena merupakan sumber keburukan dan kehinaan.
Kelima, senda gurau atau bercanda. Selama senda guraunya itu ringan dan mengandung kejujuran, maka yang demikian itu tidak dilarang.
Keenam, mengejek dan mengolok-olok, menyebut aib dan kekurangan seseorang agar ditertawakan orang lain.
Ketujuh, membuka rahasia, ingkar janji serta berdusta dalam perkataan dan sumpah. Semua perbuatan ini dilarang, kecuali jika ada keringanan untuk berdusta, seperti kepada istri guna menyenangkannya dan untuk siasat perang. Yang demikian ini dibolehkan.
Kedelapan, ghibah atau menggunjing. telah disebutkan dalam al-Qur’an, bahwa ghibah dilarang. Pelakunya diibaratkan seperti pemakan bangkai. Dalam sebuah hadits:“Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian adalah haram atas diri kalian.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Kesembilan, mengadu domba.
Kesepuluh, perkataan dengan dua lidah di hadapan dua orang yang sedang bertengkar, sehingga menyebabkan semakin sengit pertengkarannya.
Kesebelas, pujian, yakni kata-kata yang bisa menyebabkan takabur dan ujub.
Keduabelas, kesalahan di dalam menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan. Kita dianjurkan untuk berhati-hati dalam memilih kata untuk menjelaskan sesuatu.
Waalaikumsalam warahmarullahi wabarakatuh
Lusi
Note:
Semoga artikel ini bermanfaat, khususnya nasehat diri sendiri.
Agar dapat lebih baik lagi, belajar berbicara yang bermanfaat saja, karena perkataan yang tidak ada faedahnya ITU SIA-SAIA…,buang waktu saja!. JIKA kita membicarakan sesuatu yang tidak perlu, maka kita pun telah menyia-nyiakan waktu kita.
Catatan lain :
Nikmat Lidah – sebuah renungan diri
Subhanallah, semoga saya tidak dalam golongan orang2 yang berwajah dua.
Aamiin yra
Semoga ibu Titik tetap istiqomah
Alhamdulillah, terima kasih pak YUS
Sehat selalu