Mak Yati dan suaminya adalah pemulung yang menabung selama tiga tahun untuk berkurban dua ekor kambing saat Idul Adha. Mereka mengumpulkan dana sejak tiga tahun silam dari hasil mengumpulkan botol bekas dan barang lainnya. Dengan kondisi yang sulit, mereka masih bisa membantu masyarakat lain lewat kurban. Mereka telah memberi teladan bagaimana memberi dalam kekurangan.
Beberapa waktu lalu, dari kejauhan terlihat seekor kucing hitam mengerang kesakitan di tengah jalan yang sangat ramai. Sepertinya kucing itu baru saja dilindas mobil dan ditinggal kabur pengemudinya. Cukup lama, kucing tersebut kejang-kejang seperti itu di tengah jalan. Tampaknya tidak ada seorangpun yang mau menolong kucing tersebut. Di tepi jalan, tampak seorang Ibu penjual es keliling menangis di pinggir jalan sambil terus menatap ke arah kucing yang sedang kesakitan itu. Ternyata Ibu tersebut mau menolong kucing itu, tapi kesulitan menghampiri kucing hitam itu karena kendaraan lalu lalang tidak ada yang mau berhenti sejenak. Beruntung lewat seorang Bapak becak yang segera turun dari becaknya dan membantu menghentikan laju kendaraan agar Ibu penjual es itu bisa mengambil kucing hitam itu. Dengan penuh kasih sayang, sambil terus menangis Ibu itu mengelus kucing malang itu dan membersihkan darah yang bercucuran dari kaki dan badannya.
Kejadian tabrak lari kucing hitam dengan Ibu penjual es sebagai penolongnya mengingatkan kita akan musibah yang menimpa Yue Yue, seorang gadis kecil berumur 2 tahun, yang tertabrak mobil lalu dilindas mobil dua kali di China. Bayangkan saja, sebanyak 19 orang lewat begitu saja tanpa menolong anak balita yang sedang kesakitan tersebut. Akhirnya seorang wanita tua pemulung bernama Chen Yian Mei lewat dan mencoba mengangkat Yue Yue ke pinggir jalan agar lebih aman dan mencari pertolongan.
Mungkin inilah bukti kemerosotan moral manusia yang sudah mencapai titik nadir. Sepertinya sebagian orang telah kehilangan hati nuraninya. Akibatnya dapat dilihat berkurangnya kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitarnya, kekerasan terjadi dimana-mana, konflik sosial yang tidak ada hentinya, pertikaian antar kubu, dan lan-lain.
Tidak bisa dipungkiri, di saat-saat seperti ini wong cilik atau masyarakat kecil justru menunjukkan kepedulian tinggi terhadap sesama, makhluk lain dan lingkungan sekitarnya. Karena itu saya sependapat agar pemerintah melalui kementerian sosial atau lembaga formal lainnya membuat sistem pemberian penghargaan kepada orang-orang yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap makhluk hidup maupun lingkungan. Semoga mereka bisa menjadi teladan bagi kita semua dalam memperbaiki moral manusia yang semakin merosot. Mereka mengingatkan kita semua agar lebih banyak memberi daripada meminta. Pepatah bijak mengatakan Tangan Di Atas Lebih Baik Daripada Tangan Di Bawah.