Bagaimana mengelola Data Center secara efisien
Kapan hari saat “berkelana” di internet dengan kata kunci data center saya menemukan sebuah e-book yang menarik, ada sekitar 40 cara untuk mengelola data center. Beberapa bahasan yang dapat kita ikuti adalah:
- 10 Data Center Management Mistakes You Might Be Making
- 10 System Administrator Tasks Ripe for Automation
- 10 Free Server Tools Your Organization Needs
- Uncover Your 10 Most Painful Performance Bottlenecks
Untuk memudahkan Anda mempelajarinya silahkan unduh filenya disini. 🙂
Media Sosial dan Curhat
Hingga pagi ini saat saya menulis tulisan ini dari sebuah penginapan di Jogja :), halaman beranda FB tidak berhenti bergeser, begitu juga dengan TW yang saya miliki. Kebanyakan sih masih berisi status yang terkait dengan linkungan sekitar pemiliknya, sampai keresahan nasional. Ada yang menggunakannya untuk mendapat bahkan membentuk opini dari sebuah isu :), buat saya sih ok, selama hal tersebut dilakukan dengan kesadaran dan tanggung jawab penuh dari penulis/pemilik akun tersebut.
IT Operation Management
Sebuah tulisan lama yang saya temukan ditumpukan folder laptop, semoga ada manfaatnya saat di share, tulisan tersebut bukan 100% benar, silahkan dikritisi, sanggahan, atau pun masukan :). Ada referensi yang saya gunakan untuk menyusun tulisan ini, jadi kalau ada yang “meragukan” mari kita lihat disumber aslinya :D.
Teknologi informasi (TI) berkembang sedemikian pesat hingga mengubah peran TI yang asalnya support hingga menjadi enabler bahkan transformer. Bahkan kematangan manajemen TI sudah bergerak kearah business centric khususnya service provision dan strategic contribusion (TSO, 2007). Dalam pengelolaan TI, isu utamanya adalah penyelarasan strategi bisnis dengan TI yang merupakan fokus dalam tata kelola TI. Sehingga muncul beberapa kerangka kerja yang dapat digunakan untuk melakukan tata kelola TI, seperti Information Technology Infrastructure Library (ITIL), Control Objectives for Information and related Technology (COBIT), dan ISO 17799 (Sarno, 2009).
Jangan menyalahkan orang lain
Tulisan ini saya tulis ulang dari tulisan yang dimuat majalah SWA edisi 03/XXVIII/2-15 Februari 2012 dengan judul tulisan yang sama. Tulisan yang ditulis oleh Pongki Pamungkas tersebut cukup menarik sehingga saya coba tulis ulang dengan gaya bahasa saya :D. Bagian awal tulisan ini cukup menarik, dengan memberi gambaran tentang anak kecil yang menuangkan sendiri minumannya. Pasti tumpah, dan kita pasti siap dengan kain pel untuk mengelapkannya. Menurut Pongki, proses penumpahan ini penting, dengan membiarkannya melakukan kesalahan, kita dapat mengarahkan anak, cucu, atau adik kecil kita agar tidak menumpahkan minuman lagi. Tulisan berikutnya saya kutip langsung dari majalah tersebut …,
SI/TI dan Tim Sepakbola kesayangan
Tulisan ini saya buat setelah melihat beberapa partai menarik EPL (English Premier League) antara WBA vs Chelsea, City vs Bolton, Spurs vs MU, IPL (Indonesian Premier League) antara Persebaya dan Arema, dan HBT 2012 antara Indonesia U-21 vs Filipina, Sabtu (3/3) dan Minggu (4/3). Beberapa diantaranya digelar nonton bareng (nobar) di ruang terbuka maupun dalam ruangan. Kalau memperhatikan tempat-tempat nobar, banyak sekali fans klub-klub tersebut yang datang memberikan dukungan, dari hanya sekedar nonton sampai menjalin jejaring.
“Komitmen itu mahal,”
Sebuah kalimat yang terucap dari Dahlan Iskan saat diundang tanggal 16 November malam di tengah Rapat Dewan Juri Marketer of the Year 2011, di Ruang Pertemuan PT Angkasa Pura 2 dekat Lapangan Terbang Sukarno-Hatta. Buat saya kalimat tersebut sederhana tapi punya makna cukup dalam. Kenapa ?, secara bahasa saja, dalam kamus besar bahasa Indonesia, Komitmen sama dengan “perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu”. Dari sisi karakter, komitmen merupakan pilihan berani, ketika berkomitmen tentang sesuatu hal kita harus melaksanakannya dengan serius, terlepas berhasil atau tidak. Hal ini yang jarang orang mau (terlebih lagi berani) untuk mengambilnya. Beberapa waktu lalu, ketika saya harus “diserbu” oleh mahasiswa yang mengumpulkan laporan KP tepat sehari dan tepat pada hari H, semakin merasa perlunya setiap individu memiliki komitmen. Contoh sederhana tentang pengumpulan laporan KP, komitmen awal bahwa pada tanggal 20 Januari 2012 adalah batas akhir pengumpulan laporan KP dan seluruh kelengkapannya. Tetapi apa yang terjadi ?, sampai hari ini pun, 26 Januari 2012 masih saja ada mahasiswa yang memohon untuk diberi keringan mengumpulkan :(. Sungguh ironis, disaat (dalam skala besar) bangsa ini membutuhkan pemimpin dengan komitmen tinggi masih saja ada yang mempermasalahkan hal kecil, seperti batas akhir pengumpulan.