TI saja tidak cukup

Teknologi Informasi (TI) sudah sangat beragam bentuk dan fungsinya. Tetapi apakah semua permasalahan dapat diselesaikan dengan TI ? ternyata tidak cukup dengan sentuhan TI saja 🙂 . Dari beberapa pengalaman langsung di lapangan, kemampuan dibidang TI jelas dibutuhkan, tetapi saat implementasi kemampuan kita dibidang TI tidak dibutuhkan. Kenapa ?Saat implementasi kita akan lebih banyak “bergaul” dengan manusia, hal ini yang sering kita lupakan. Bagaimanapun handalnya aplikasi SI/TI kita akan terasa sia-sia saat kita implementasi dan berhadapan dengan manusia. Faktor budaya dan resistensi SDM dalam menerima perubahan merupakan dua hal yang sering menjadi penyebab.

Kebiasaan menggunakan “cara” lama sulit diubah, apalagi kalau SDM telah terjebak dalam zona nyaman mereka. Cara baru (pemanfaatan TI) akan dianggap “mengganggu” pekerjaan mereka. Kebiasaan menunda pekerjaan atau “mengambil” sesuatu (waktu bahkan mungkin uang) dari pekerjaan, kita memerlukan waktu ekstra untuk mensiasatinya.

Takut jika dengan perubahan tersebut membuat posisi atau karir mereka terancam. Gaji mungkin akan turun, bahkan ada kemungkinan untuk mutasi. Dari dua faktor ini kita sebagai orang yang lama bergumul dengan TI harus dapat memberikan solusi dari keadaan tersebut. Caranya ? kita HARUS BELAJAR mengenai MANAJEMEN PERUBAHAN. 🙂

One Response to TI saja tidak cukup

  1. Haristya Eka Farma says:

    Pemanfaatan teknologi informasi untuk mengubah organisasi
    Peran teknologi informasi telah berubah dari peran pendukung menjadi peran strategis yang tidak hanya membantu dalam menentukan strategi bisnis, namun juga membentuk strategi bisnis baru.
    Walaupun telah ada perubahan peran TI dalam organisasi, manajer masih memiliki beberapa permasalahan, seperti:
    • Seperti apa dampak TI dalam operasi bisnis saat ini dan di masa mendatang?
    • Apa saja riteria ve untuk penggunaan TI bagi operasi bisnis?
    • Apakah rite dari TI bagi organisasi ada di dalam atau di luar operasi bisnis?
    • Apa peran manajemen senior untuk penggunaan TI bagi organisasi?
    • Bagaimana seharusnya fungsi TI diorganisasi, dan apa peran outsourcing TI?
    • Apa saja riteria yang harus dipenuhi untuk menilai keuntungan dari TI?

    Dalam Model Pengaturan Strategis ada 2 penggabungan antara bisnis dan TI. Yang pertama adalah penggabungan strategis, yang berhubungan dengan kemampuan dari fungsi TI untuk membentuk dan mendukung strategi bisnis. Yang kedua adalah penggabungan operasional, yang berhubungan dengan penyesuaian bagian internal, penamaan, hubungan antara infrastruktur organisasi dan prosesnya serta infrastruktur SI dan prosesnya.
    Ada 4 perbedaan antara Model Pengaturan Strategis dan model tradisional :
    • Yang pertama adalah fokus dari TI dan SI. Pada Model Pengaturan Strategis SI berperan dalam fungsi internal dan organisasi, serta peran eksternal TI. Sedangkan pada model tradisional tidak ada peran eksternalnya.
    • Yang kedua adalah tujuan dari manajemen. Pada model tradisional, tujuannya adalah memastikan aktivitas SI berhubungan dengan kebutuhan bisnis. Sedangkan pada Model Pengaturan Strategis, tujuannya adalah memilih perspektif pengaturan yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis.
    • Yang ketiga adalah peran dari eksekutif SI. Pada Model Pengaturan Strategis, manajer SI memiliki banyak peran eksekutif. Sedangkan pada model tradisional, manajer SI berperan dalam memberikan dukungan secara fungsional.
    • Yang keempat adalah penilaian kinerja. Pada model tradisional, penilaian kinerja dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan layanan yang diperoleh. Sementara pada Model Pengaturan Strategis, penilaian memiliki banyak kriteria.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to toolbar