UTAMAKAN ISTRI MUDA: SALAHKAH AKU?

courtesy http://pinkgirlgowild.blogspot.com

Saat “berburu” buku ke beberapa toko buku bersama teman-teman prodi Sistem Komputer (SK) dan Desain Komunikasi Visual (DKV), ada yang secara sengaja saya mendapati buku untuk keperluan teman-teman prodi S1 Sistem Informasi (SI) dan juga secara tidak sengaja :). Kalau yang sengaja mendapati kebanyakan bukunya emang bener untuk kebutuhan perkuliahan, tetapi yang tidak sengaja saya mendapatinya kebanyakan emang agak-agak :D. Contohnya adalah buku yang menurut cetakannya dicetak Januari 2011 dan di luncurkan tanggal 4 Januari dan akan Launching Minggu 9 Januari 2011 seperti dalam blog penulisnya. Buku tersebut, secara judul akan membuat sebagian orang mengeryitkan dahi atau mungkin sebagian lain tertawa terpingkal-pingkal seperti saya :p, judulnya UTAMAKAN ISTRI MUDA yang ditulis oleh pinkgirlgowild.

Pada tulisan ini saya ingin berbagi salah satu “cerita” dalam buku tersebut yang menurut saya, mewakili keseharian sebagian masyarakat Indonesia. Tulisan ini sekilas terlihat cukup “nakal” tapi jika direnungkan secara mendalam ada makna yang masing-masing kita dapat menafsirkan sendiri dengan tingkat “kedewasaan” yang berbeda, bahkan mungkin saja tidak mendapatkan makna apa-apa selain “kenakalan” cerita tersebut :D. Ada sebuah komen di bagian belakang buku yang menarik

“Hahahaha…sebuah tulisan dgn kejujuran dari seorang seniman wanita yang cukup ngehe gara – gara keseringan di belakang sebuah truk, tapi cihuy banget membaca tulisan yg berisi kata – kata mulai dari “dada montok menyembul” sampai “terbahak – bahak di tengah riak tangan berkerak” Sungguh sebuah karya yg Madungplas lah pokoknya! ;))

Vincent Rompies, Aktor & Musisi Handal

“Jika ingin menengok wacana kontemporer tentang cinta, perkawinan, dan poligami, buku semacam ini bisa menjadi salah satu rujukan dengan catatan: jangan kaget! 🙂

Seno Gumira Ajidarma

Sebuah buku yang menurut saya berkisah tentang kesetiaan, awal perselingkuhan, perhatian, dan kasih sayang, entah bagaimana dengan Anda jika hanya membaca salah satu bagian buku tersebut :). Silahkan simak “cerita” tersebut pada bagian berikut ini.

Istriku ‘mumbul’ lagi

Istriku hamil lagi, aneh, nggak diapa-apain loh kok ‘mumbul’ lagi perutnya. Kok ya nggak bisa disenggol sedikit, karena pasti akan mumbul dan muntah-muntah setelah tiga bulan berikutnya. Terus terang aku jadi takut menyayangi dan menggeranyanginya. Segala susuk, pil, spiral sudah dicoba tapi perutnya tetap jadi ‘mumbul’. Jika terhitung dengan yang masih ‘mumbul’, maka ini adalah anakku yang kelima.

Walau kata orang tuaku “Tenang saja, Tuhan pasti sudah mempersiapkan rejeki untukmu, dan makin banyak anak makin banyak rejeki”, tapi hal itu sepertinya menjadi sebuah kalimat bagaikan ‘congek’ yang harus dibersihkan dan dibuang sekarang ini. Aku sudah semakin takut sejak mempunyai si Bambang anakku yang ketiga. Istriku sering berkata “Mbo’ ya sing cari kerja tambahan gitu loh, apa kek, nguli di proyekan, ngenek angkutan, apalah gitu loh!” sambil mengelus perutnya yang membesar saat itu, tapi aku tetap merasa bahwa rejeki itu sudah disiapkan oleh Tuhan bagi mereka. Semuanya tinggal tunggu tanggal mainnya.

Hingga saat ini, aku tetap merasa sangat menyayangi serta menyanjung istriku, tapi sepertinya aku selalu takut menyentuhnya, karena apa dayaku kalau dia sampai ‘mumbul’ lagi.

Sepuluh hari aku berpikir keras bagaimana menjaga keluarga ini dengan anakku yang kelima kelak. Akhirnya kutemukan jawabannnya, agar istriku, anakkku, dan mertuaku tidak merana lagi. Aku akan mencari seorang gadis yang akan kujadikan pelampiasan, dengan tetap menyayangi serta menyanjung istriku, dan yang pasti harus sulit ‘mumbul’, bahkan nyaris mandul.

Pertemuan yang anggun di sebuah bis

Suatu malam aku bertemu sosok manis di dalam bis, gincu menor, poni jambul, jaket hitam plastik, dengan baju berbelahan dada rendah. Wajahnya lugu di balik semua riasannya. Entah apa pekerjaannnya, tapi pikiranku melayang bahwa dia menjajakan paha dan dadanya ke semua pria. Sepertinya tidak sopan untuk berpikir seperti itu.

Tiba-tiba bagaikan disambar gledek, gadis itu menghampiriku serta memberikan tisu sambil berkata hangat dan ramah, “Mas, pipimu ada lipstiknya, lebih baik dihapus daripada istri bertanya!”. Alangkah kaget dan aku hanya bisa melongo menatap sang gadis yang sekarang pindah duduk di sebelahku, sambil mengelap pipiku. Benar saja ada bekas lipstik warna pink menempel di pipiku sisa dari penyanyi dangdut yang kuberikan saweran di pelabuhan tadi.

“Terima kasih sudah diingatkan, dari mana dan hendak ke mana?” tanyaku sopan.

“Dari pelabuhan dan hendak pulang!” jawab sang perempuan.

“Pulang dari kerja kah?” tanyaku dengan iseng tanpa maksud.

“Iya,” jawabnya datar.

“Namaku Joko, supir bajaj, tinggal di Jl. Anggur di Cilandak, siapa namamu?” tanyaku sekali lagi tanpa maksud.

“Sari, penyanyi, 24 tahun, kawin cerai dua kali, dan tinggal di Jl. Anggur di Cilandak, dua rumah dari rumahmu!” jawabnya santai.

“Wah tetangga toh!”, jawabku tersontak sedikit kaget.

“Kenapa bercerai?” tanyaku lempeng sedikit penasaran.

“Tidak bisa ngasih anak!” jawab Sari lempeng.

INI DIA… hatiku berteriak.

Dia butuh lindungan, aku butuh badan.

Dia butuh kasih sayang, aku butuh ranjang.

Dia butuh tempat cerita, aku butuh membuang derita.

Kami sama-sama butuh dada.

Malam ini aku pulang ke rumahnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to toolbar