“Komitmen itu mahal,”

courtesy http://hanyenthestory.blogspot.com/

Sebuah kalimat yang terucap dari Dahlan Iskan saat diundang tanggal 16 November malam di tengah Rapat Dewan Juri Marketer of the Year 2011, di Ruang Pertemuan PT Angkasa Pura 2 dekat Lapangan Terbang Sukarno-Hatta. Buat saya kalimat tersebut sederhana tapi punya makna cukup dalam. Kenapa ?, secara bahasa saja, dalam kamus besar bahasa Indonesia, Komitmen sama dengan “perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu”. Dari sisi karakter, komitmen merupakan pilihan berani, ketika berkomitmen tentang sesuatu hal kita harus melaksanakannya dengan serius, terlepas berhasil atau tidak. Hal ini yang jarang orang mau (terlebih lagi berani) untuk mengambilnya. Beberapa waktu lalu, ketika saya harus “diserbu” oleh mahasiswa yang mengumpulkan laporan KP tepat sehari dan tepat pada hari H, semakin merasa perlunya setiap individu memiliki komitmen. Contoh sederhana tentang pengumpulan laporan KP, komitmen awal bahwa pada tanggal 20 Januari 2012 adalah batas akhir pengumpulan laporan KP dan seluruh kelengkapannya. Tetapi apa yang terjadi ?, sampai hari ini pun, 26 Januari 2012 masih saja ada mahasiswa yang memohon untuk diberi keringan mengumpulkan :(. Sungguh ironis, disaat (dalam skala besar) bangsa ini membutuhkan pemimpin dengan komitmen tinggi masih saja ada yang mempermasalahkan hal kecil, seperti batas akhir pengumpulan.

Tidak mudah untuk berkomitmen, karena berikutnya ada konsekuensi yang harus dihadapi (bukan dihindari). Kita (termasuk saya) cenderung mengambil komitmen dengan memilih konsekuensi yang menguntungkan kita. Jika tidak menguntungkan, pasti kita akan berpikir lagi untuk mengambil komitmen tersebut. Sekedar sharing, saat akan membuat sebuah komitmen tidak jarang saya galau kala melihat konsekuensi yang rasanya tidak bersahabat. Hal ini terjadi saat apakah pada saat yang bersamaan saya mengerjakan thesis dan menulis buku. Sebuah pilihan sulit bagi saya, apakah waktunya cukup, apakah saya masih bisa meluangkan waktu untuk istri, anak, dan program studi (prodi), tapi tetap saya ambil :). Mengapa? setelah sedikit merenung, ternyata ada “kompensasi” tersembunyi yang jauh lebih besar dibanding dengan konsekuensinya. Tentunya tidak untuk waktu dekat, tapi untuk jangka panjang, disyukuri saja :D.

Nah, cobalah belajar untuk mengambil komitmen (termasuk menikah 😀 ), tidak ada yang salah dengan berani mencoba dan memilih. Tapi dengan komitmen, orang lain akan bisa melihat integritas kita, dan itu sudah menjadi personal branding bagi kita. Tidak banyak yang bisa saya tuliskan, semoga tulisan pendek ini ada manfaatnya 🙂

Dibagian akhir tulisan ini, ijinkan saya untuk mengkutip sebuah tulisan yang ada di website Andrie Wongso tentang komitmen, beliau sendiri terinspirasi dari novel TESTPACK yang bercerita tentang komitmen.

———

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang suami menerima istrinya dengan segala kekurangan dan kelemahannya tanpa menghakimi. Bersyukur ketika istrinya tampil menawan, dan sama bersyukurnya ketika sang istri mengenakan daster dengan wajah berminyak tanpa make-up. Bersyukur ketika bentuk tubuh sang istri berubah setelah melahirkan, dan tetap mengecupnya sayang sambil bilang, “Kamu cantik.”

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang suami tidak membongkar kelemahan istrinya pada orang lain. Sebaliknya, menutupi rapat-rapat setiap kekurangan itu dan dengan bangga bertutur bahwa sang istri adalah anugerah terindah yang pernah hadir dalam hidupnya.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang istri menunggui suaminya pulang hingga larut malam, membuatkan teh hangat dan makanan panas, dan tetap terbangun untuk menemani sang suami bersantap serta mendengarkan cerita-ceritanya yang membosankan di kantor.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang istri bertahan ketika suaminya jatuh sakit, dan dengan sukacita merawatnya setiap hari. Menghiburnya, menemaninya, menyuapinya, memandikannya, membersihkan kotorannya.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang istri terus mendampingi suaminya tanpa mengeluh atau mengomel. Sebaliknya, dengan setia tetap mendukung dan menyemangati meski sang suami pulang ke rumah dengan tangan kosong, tanpa sepeser uang pun.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat sepasang suami istri memutuskan untuk terus mengikatkan diri dalam pernikahan, dengan tulus dan sukacita, meskipun salah satu dari mereka tidak bisa memberikan anak.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat putra pelaku kriminal berkata kepada Ayahnya, “Saya percaya pada Papa. Papa tetap yang terbaik.”

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang yang bergelar S3 dengan jabatan direktur perusahaan multinasional pulang ke rumah orangtuanya, mencium mereka dengan hormat, serta memanggil mereka ‘Ayah’ dan ‘Ibu’.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang Ayah menerima kembali anaknya yang telah menyakiti dan meninggalkannya begitu rupa dengan tangan terbuka, memeluknya dan melupakan semua kesalahan yang pernah dilakukan si anak terhadapnya.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang Ibu mengelus sayang anak yang pernah mencacinya, dan tetap mencintainya tanpa syarat.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang mengulurkan tangan kepada sahabatnya yang terjerembab, menariknya berdiri dan membantunya berjalan tanpa mengatakan, “Tuh, apa kubilang! Makanya…”

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang pekerja menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik, sekalipun tugas itu amat berat dan upah yang diperoleh tidak sepadan.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun ia belum dapat mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut. Berjerih payah dan berkorban demi menyelesaikan tujuannya, sekalipun semua orang meninggalkannya.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang rela meninggalkan segala sesuatu yang berharga demi memenuhi panggilan hidupnya, walau harga yang harus dibayar tidak sedikit dan medan yang ditempuh tidak ringan.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang memikul resiko dan konsekuensi dari keputusannya tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses.

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang berani setia dan percaya, meski harapannya tidak kunjung terpenuhi dan tidak ada yang dapat dijadikan jaminan olehnya.

Komitmen adalah sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan, perselisihan dan pertengkaran. Ia tidak dapat dihancurkan oleh kekurangan, kelemahan maupun keterbatasan lahiriah… karena ketika kita berani mengikatkan diri dalam sebuah komitmen, kita telah ‘mati’ terhadap kepentingan diri sendiri.

—–

3 Responses to “Komitmen itu mahal,”

  1. tulisan yang tajam untuk tetap kita refleksi diri, introspeksi diri…mohon ijin copas buat referensi sebagai pengingat diri

  2. irham says:

    komitmen gampang diucapkan susah di lakukan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to toolbar