Menjadi Terkenal atau Biasa Saja
Judul tulisan ini, merupakan salah satu judul bab di buku “B2B Brand Management : Dengan Branding Membangun Keunggulan dan Memenangi Kompetisi” yang ditulis oleh Philip Kotler dan Waldemar Pfoertsch, ditulis sekitar tahun 2006. Dalam bab tersebut dibahas dengan jelas (bahkan detail) tentang pentingnya branding. Sebuah definisi menarik dan sederhana tentang branding diungkapkan oleh Scott Bedburry (penulis buku A New Brand World) dalam buku tersebut, yaitu : “Branding itu tentang membawa sesuatu yang biasa dan meningkatkannya dengan cara-cara yang membuatnya menjadi lebih berharga dan bernilai“.
Brand memfasilitasi identifikasi produk (barang dan jasa) dan bisnis serta mendiferensiasikannya dari persaingan. Dan brand boleh dibilang merupakan alat efektif untuk mengkomunikasikan manfaat dan nilai produk. Lebih jauh lagi brand merupakan jaminan kualitas dan performa produk.
Bagi saya, brand merupakan penanda bahkan pengingat kepada produk yang saya inginkan bahkan saya sukai, sama halnya dengan nama orang. Baik buruk seseorang dapat tercermin dari namanya, begitu pula produk, tentu saja argumen ini menurut saya :).
Dari buku yang ditulis oleh pak Kotler dan Pfoertsch, branding dapat bisa berupa alat bantu untuk mengkomunikasikan manfaat dan nilai produk, membawa sesuatu yang biasa menjadi lebih berarti, brand lebih dari sekedar produk, brand adalah janji dan totalitas dari suatu persepsi, brand menguntungkan, branding dimulai dari puncak bisnis, brand dapat meningkatkan efisiensi informasi, pengurangan dan penciptaan manfaat (added value) sekaligus citra organisasi.
Ada beberapa elemen brand yang diungkapkan dalam buku tersebut, Nama, Logo, Slogan, dan Kisah. Tiga yang pertama membentuk identitas visual, sedangkan Kisah memperkuat identitas visual dan membuat produk menjadi spesial. Coba lihat bagaimana Microsoft, salah satunya dibangun oleh kisah Bill Gates yang tidak lulus kuliah, FedEx memiliki kisah tentang pelajar yang ambisius serta memiliki gagasan untuk memiliki bisnis pengiriman semalam. Tetapi ide itu tidak membuat dosennya memberikan nilai bagus, “C” merupakan nilai yang didapat untuk ujiannya yang menekankan konsep tersebut.
Sebagai pribadi atau individu, branding tetap saja perlu, setidaknya untuk mengkomunikasikan “nilai dan manfaat” kita bagi orang lain. Bahkan personal branding dapat membuat orang lain percaya kepada seseorang, tingkat kepercayaan akan semakin meningkat dengan semakin menyebarnya Kisah seseorang tersebut. Social Network semacam FB, Blog, Twitter, atau yang lainnya merupakan identitas visual di era digital lifestyle. Anda hanya perlu memberikan Kisah “diatas” media tersebut 🙂 agar brand Anda semakin kuat.
Tetapi menurut saya, ada yang keliru dengan pemanfaatan media tersebut, sesuatu yang “disertakan” di dalamnya telah menjadi negative personal branding. Komentar, status, bahkan mungkin foto lebih menampilkan sisi rapuh si empunya 🙂 meskipun tidak semua begitu. Bagi saya hal ini sebuah kontra produktif jika ingin Terkenal, kalaupun ingin Biasa Saja, tetap saja bukan hal yang bagus untuk mengkomunikasikan diri kita :).
——
sebuah tulisan jelang tengah malam
lebih senang menjadi orang biasa dengan penghasilan orang terkenal
artikel yang mantab sekaleeee pak erwin
makasih banget, silahkan berkunjung ke website saya pak
sepeda air & perosotan air
Sepakat. Branding product memang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis. Bahkan merupakan strategi yang tiada tanding.
http://tikasylala.wordpress.com/2011/09/16/tugasoa1/
^ bapak, tuh alamat blog Q
Pak Erwin, aku ada saran yah, coba dikasih satu halaman khusus buat anak STIKOM comment yang isinya alamat BLOG Tugas 😀
oh iya pak, ini alamat blog saya : frinsiscaa.blogspot.com
Xie xie
tugas OA
blog : http://lithalevie.wordpress.com
Nama: Yulita Wisuda N
Nim: 09390150006
Tugas Otomasi Perkantoran
Alamat Blog : http://novajoriya.wordpress.com/
Nama : Nova Indah Permata
Nim : 09.39015.0008
Pek erwin ini alamat blog : http://nuithanietha.wordpress.com/
Nama : Anita Rahmawati
Nim : 09.39015.0005
TUGAS OA
yang PAS ? (seperti nama band aja 🙂 ) menurut saya harus disesuaikan dengan organisasi masing2,atau kalo itu individu, sesuaikan dengan karakter yang bersangkutan. Masing2 punya kelebihan untuk di-branding-kan.
Branding merupakan keputusan manajemen (kalo itu organisasi)untuk memberi “kemasan” kepada prduk organisasi, tampilan apa yang akan disajikan ?
Pengalaman dan pengetahuan pemimpin pasti mempengaruhi, bahkan gaya pribadi pemimpin bisa juga mempengaruhi 🙂
NB : kalo mau mau cari referensi biasa (yg ngiding) emang gampang, tapi kalo yg dirimu sebut sebagai ilmiah, emang harus banyak baca 🙂
mantaph pak….. referensinya ilmiah sekali dari Bapak Kotler……..
adakah pak.. langkah ataupun alur yang ‘PAS’ untuk menjadikan branding itu menguntungkan?
karena ketika saya mengikuti kuliah bapak tentang strategis… jujur pak… untuk mengarang kata2. koq rasanya sulit sekali, di banding ngiding yang bisa cari referensi sak ambrek ambrek….. sebenarnya STRATEGIS untuk kebutuhan Branding itu sendiri merupakan keputusan hasil pengalaman manajernya atau dari kegiatan belajar yang di ikuti Pak Manajer boleh di artikan sebagai (Pimpinan Baru)?
makaseh pak…. kalau ada penjelasannya… 😀