Toilet ramah lingkungan, seramah perilaku penggunanya ?

Judul tulisan ini agak-agak jengah juga 🙂

Kenapa ? jarang ada toilet yang bersih di muka bumi Indonesia ini yang katanya menjunjung tinggi budaya. Mengeluh mode ON :D. Padahal, konon kabarnya kebersihan sebagian dari iman, tapi …. pipis aja gak disiram :D. Pagi tadi baca kompas edisi cetak di kolom Ilmu Pengetahuan & Teknologi, ada judul “Toilet KA Ramah Lingkungan”. Bagus juga, tapi tidak mengejutkan, kenapa ? pertanyaan yang ada di kepala saya : “berapa lama fasilitas itu bisa berfungsi dengan baik ? “, apatis ?, bisa jadi 😛Sering kali fasilitas yang baik tidak diimbangi perilaku pengguna yang baik pula sehingga yang terlihat fasilitas bagus tapi jorok. Toilet di bandara pun bau, padahal orang-orang yang “maen” ke bandara katanya orang yang punya kelebihan uang atau setidaknya memiliki kemampuan untuk beli tiket pesawat bahkan kalo ekstrim orang yang mampu bayar parkir bandara yang jam-jam-an itu :D. Tapi kalo pipis tetep aja gak disiram, air juga mengalir lancar, atau mungkin terbiasa berhemat air hingga menyiram pun harus berhemat ?

Inovasi yang dilakukan PT. Kereta Api (KA) untuk KA Argo LAwu (Jakarta-Solo) tetap harus diapresiasi. Sebuah langkah untuk meningkatkan kualitas layanan yang bagus. Teknologi yang diterapkan bukan yang terbaru, tetapi cukup baik untuk mengurangi dampak dari limbah kotoran yang tetap dibuang sepanjang jalur lintasan KA.

Toilet KA ramah lingkungan (courtesy of Kompas)

Limbah yang dibuang berupa air limbah yang “bersih” bukan lagi seonggok “limbah” yang tiba-tiba muncul di lintasan KA. Sistem pembilasan menggunakan udara bertekanan yang lebih bersih dan hemat air. Desain komponen toilet terlihat lebih baik yang diklaim tahan karat dan bebas perawatan. Yang pengen nyoba, silahkan naik KA Argo – Lawu 😀

Monggo dijaga kebersihannya, agar nyaman dipakai bersama.

11 Responses to Toilet ramah lingkungan, seramah perilaku penggunanya ?

  1. Cemerlang…. Artikelnya sangat bagus serta dapat menjadi inspirator bagi saya dan semua orang.

  2. Saya kira itu tergantung dari watak dasar penggunanya,apabila yang memakai itu orang yang memiliki watak baik tentu akan ada kesadaran untuk membersihkan kembali, bukan malah membiarkan begitu saja. Watak-watak orang Indonesia ini yang sebenarnya memprihatinkan.

  3. sandal sancu says:

    menurut saya itu karena didikan dari kecil, bila dari kecil anak dididik unutk menjaga kebersihan. terutama dari orang tua lho…gedenya juga menjaga kebersihan..

  4. semoga saja kesadaran akan kebersihan lingkungan meningkat

  5. Sunu Puguh says:

    Mental orang Indonesia memang belum baik sepertinya. Mungkin karena terlalu dimanja, tidak peduli terhadap kebersihan, kebiasaan jorok, atau apa lah penyebabnya. Selain itu dampaknya terlihat kecil jadi mungkin ini juga yang menyebabkan banyak orang yang tidak peduli dengan kebersihan. Padahal jika hidup bersih menjadi kebiasaan maka tidak perlu banyak-banyak anggaran untuk kebersihan dan sebagainya. Yah, semoga kesadaran masyarakat Indonesia akan kebersihan semakin meningkat.

    Sunu Puguh. IT support staff @ Institut Manajemen Telkom.
    http://www.imtelkom.ac.id

  6. Surya says:

    Makin inovatif aja nih PT. KAI, lanjutkan!

  7. wiraswasta says:

    Argolawu dulu langganan saya pulkam mas, waduh kondisinya sangat memprihatinkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to toolbar