Mudik dan TI
Membaca berita di kompas segmen Jawa Timur pagi ini serasa jengah juga. Berita serupa rasanya sudah beberapa kali terjadi dan parahnya selalu berulang. Mudik, bawa uang tunai, belum sampai tujuan, hilang :). “Tujuh juta saya hilang” begitu judul tulisan yang ada di kompas untuk menggambarkan musibah yang dialami Joko. Entah berapa orang lagi mengalami hal serupa yang tidak terekspos media. Perkembangan TI yang sedemikian pesat, mengapa tidak dimanfaatkan untuk mengirimkan uang saat lebaran.Jasa perbankan (lewat ATM mungkin? ) atau kiriman uang (lewat PT POS) sangat membantu, meskipun Joko bekerja di Makassar (dikutip dari kompas) mestinya tidak masalah mengirim uangnya ke Tuban. Disimpan di rekening bank untuk diambil via ATM sangat membantu dan mengurangi resiko kehilangan.
“Percaya diri” berlebihan dengan membawa uang tunai dalam jumlah banyak sangat beresiko, apalagi dengan perjalanan menggunakan kendaraan umum. Belum lagi jauhnya jarak tempuh yang membuat lelah hingga menurunkan perhatian dan konsentrasi mengamankan barang bawaan. Apakah karena ketidak-tahuan informasi tentang media pengiriman uang ? rasanya juga tidak. Kalaupun benar begitu, sehingga harus bawa tunai, apakah tidak bisa uang tunai yang dibawa “dibagi” dibeberapa tempat yang berbeda ? 🙂
Yah, mungkin bicara dan menulis di blog seperti ini mudah, tapi pelaksanaannya ?
Tidak sulit juga sebenarnya 😀 tergantung kita mau memilih resiko yang mana ? Dalam kasus Joko, menumpang kapal laut dengan penumpang mencapai 7 ribu orang buat saya pribadi sangat beresiko membawa uang tunai dalam jumlah besar. Mending simpan saja di bank, ambil via ATM, toh lebaran ATM tetap buka seperti biasa, tidak ada ATM bank tempat saya nabung, khan ada ATM bersama ada fee charge 5 ribu tapi mending daripada harus kehilangan seluruhnya :p
Sekedar sharing untuk tetap waspada.
semoga 🙂
Semoga dengan berkembang pesat nya <a href="http://www.lkitnews.com/2012/06/expert-web-programmer-vacancy-rectmedia.html" tehnologi mampu menjadi penggerak utama ekonomi di indonesia