Kalo mengingat ada pernyataan tentang teko atau ceret (dalam bahasa jawa), yaitu apa yang keluar dari teko tersebut menggambarkan apa yang ada didalamnya. Lalu bagaimana dengan kita. Apakah apa yang keluar dari mulut kita adalah menggambarkan tentang pribadi kita ?
Mungkin perlu melibatkan psikolog untuk bisa menjawab lebih pasti.. 😉
Disekitar kita pasti banyak sekali tipe orang dalam bertutur kata. Ada yang sangat dihati-hati, tiap kata diatur sedemikian rupa sehingga runtut dan santun. Ada juga yang mesti “keliling dunia” dulu untuk sampai ke pokok pembicaraan. Ada yang ceplas-ceplos, tanpa berfikir panjang langsung aja ngomong sesuka hatinya. Ada yang setiap perkataannya selalu saja bernada negatif, entah itu meremehkan, menurunkan semangat, atau juga menjelek2kan orang lain. Dan masih banyak lagi.
Tapi yang pasti, apa yang keluar dari mulut kita adalah menjadi penilaian orang lain terhadap diri kita. Baik itu penilaian sesaat atau permanen. Ternyata memang lidah lebih tajam dari pedang. Luka pedang mungkin masih bisa diobati, tapi luka hati karena ucapan kita belum tentu akan dengan mudah untuk disembuhkan walaupun kita telah meminta maaf.
Judul posting ini lebih tepatnya adalah ditujukan pada diri saya sendiri, sebagai peringatan bahwa untuk menjadi manusia yang baik dan bermanfaat adalah proses yang tidak mudah, perlu pengendalian diri yang luar biasa.
So, selain “Jagalah Hati” ada juga “Jagalah Ucapan”….
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI
coba
I have recently started a web site, the info you offer on this website has helped me greatly. Thanks for all of your time & work.