PRAKTIKUM PPA (Paket Program Aplikasi)

Tak terasa, perkuliahan sudah berjalan 4 minggu, dan sudah jadwalnya pertemuan 4 adalah waktu dimulainya praktikum. Nah tentunya sudah ada persiapan untuk menyambut praktikum di labkom. Mulai dari perekrutan Koas (pengajar di lab dari mahasiswa), pembekelan untuk para koas, penjadwalan, dan tentunya modul praktikumnya.

Kebetulan, saya sebagai koordinator untuk Praktikum PPA dan DBA. Untuk praktikum PPA, saya sudah melakukan revisi pada modulnya, karena saat ini aplikasi yang digunakan adalah Office 2007, sedangkan modul yang lama masih menggunakan Office 2003. Materinya masih tidak jauh berbeda dari materi yang lama. Hanya saja nanti pasti ada perbedaan pada pelaksanaannya.

Nah kalo perlu belajar dulu, modul silahkan diambil disini, https://sites.google.com/site/ayuclass/awal/pti.

Selamat belajar.

Pengin Jadi……

Pengin Jadi apa kamu kalo udah besar ????

Pertanyaan itu pasti pernah kita terima pada saat kita masih TK atau SD. Bahkan sampai kuliah kemarin kita pasti masih dengar pertanyaan itu.

Ya, pengin jadi apa kita ???

Apakah sayamenjadi seperti ini karena memang cita-cita saya??

Jujur saya jawab, sebenarnya ini bukan cita-cita awal saya.  Saya memang ingin bekerja di sebuah laboratorium, tapi bukan laboratorium komputer seperti sekarang. Saya sebenarnya pengin bekerja dilaboratorium biologi atau kimia. Yang bener-bener bereksperimen dengan berbagai macam bahan san alat. Maklumlah impian anak SMA jurusan IPA.

Sudah mencoba berikhtiar dengan sekuat tenaga, tapi Tuhan berkehendak lain. Saya akhirnya kuliah di STIKOM Surabaya atas anjuran kakak yang kebetulan sudah duluan kuliah jurusan komputer tapi di kampus swasta yang lain. Saya berusaha melaksanakan setiap kegiatan yang ada di kampus ini dengan sebaik-baiknya. Alhamdulillah, saya akhirnya bisa jadi sampai seperti sekarang ini.

Pernah nyoba menulis buku, berhasil sih. Baru satu buku, mau lanjut kebuku berikutnya kok ya kena penyakitnya penulis. Males dan buntu ide. Tapi materi yang ada di buku tersebut tetap saya manfaatkan untuk membuat materi yang lainnya. Sudah jadi Modul Matrikulasi, sudah jadi materi mengajar, sudah jadi materi Training. Hasil menulis dalam bentuk lain.

Ngomong-ngomong soal menulis, saya memang hobby menulis pengalaman pribadi mulai dari SD lewat diary. Sampai sekarang diary itu masih ada. Sudah lecek semua dan berdebu. Sekarang sudah mulai menulis dengan media yang lain, lewat blog. Banyak media blog yang saya punya, mulai dari Friendster, Multiply, sampai menggunakan penyedia pembuatan blog macam WordPress. Sudah banyak cerita bahagia, sedih, marah dan kecewa yang tersimpan disana. Tapi kalo mau dijadikan novel bisa sebenarnya tapi kalo sudah diminta merangkai waduh….takutnya penyakit tadi bisa kumat lagi.

BTW, ini ada Tips untuk yang pengin jadi penulis yang saya dapatkan dari rubrik Kompasiana, Tips Menulis dari Fira Basuki, yang diolah oleh Victor Hasiholan.

  1. Ide dapat dari mana? Dari mana-mana! Sehari-hari, imajinasi, bahkan mimpi! Kata siapa tokohnya gak boleh aneh-aneh? Harry Potter gimana?
  2. Jangan meremehkan apapun. Dari hujan sampai cacing, bisa memberi ide. Buka indera kepekaan.
  3. Bagaimana jika ada ide baru yang datang dan beda sama sekali? Ngetik dengan ide baru! Bisa jadi 2 buku atau yang lama lupakan/diamkan dulu.
  4. Terus jangan tidur-tiduran berharap ide jatuh dari atap, cari dong ah! Jalan-jalan, baca, nonton, buka wawasan!
  5. Writer’s block? Biasa! Santai aja, tinggal aja dulu untuk refreshing. Jalan-jalan, senang-senang, ntar juga nemu ide lagi 🙂
  6. Tapi paling penting jangan stres. Nulis mesti menyenangkan, bikin hatihappy. Jangan merasa terpaksa.
  7. Menghargai karya orang lain bisa jadi proses pembelajaran menulis bagi Anda.
  8. Jangan pernah menghina karya/buku orang lain. Kalau tidak suka dan tidak puas, bikin yang lebih baik!
  9. Kalau gak ngerti/gak suka pas baca suatu buku, simpen. Baca lagi di kurun waktu beda. Kematangan bisa jadi buat buku tadi tiba-tiba menarik.
  10. Gak suka baca? Sorry, gak usah jadi penulis aja. Bener deh, baca buku, koran, majalah dan lain-lain itu wajib bagi penulis 🙂
  11. Jadilah diri sendiri, cari gaya bahasa dan gaya penulisan yang sesuai. Sudah ada Dewi Lestari, sudah ada Raditya Dika, jadi ngapain ikut-ikut gaya mereka?
  12. Konsisten gaya! Kalo sudah pake bahasa gaul jangan tiba-tiba di tengah nikung jadi bahasa bak pidato kepresidenan dong ah 🙂
  13. Tata bahasa tidak harus EYD. Mau bahasa gaul, gaya teenlit/chiclit, campur istilah, formal … semua boleh. Tergantung target pembaca.
  14. Ada orang suka gado-gado, tapi dia gak suka pizza. Ada mie ayam yang banyak orang suka termasuk si penyuka gado-gado tadi. Pilih mau ‘masak’ apa?
  15. Ciptakan signature style, that’s you. Jadi penulis berkarakter, khas, percaya diri. Pikirkan gaya yang ’sangat gue banget’ jadi nyaman berkarya.
  16. Penting! Kalau pake QUOTE/KUTIPAN jangan lupa akreditasi, disebut siapa atau diambil dari mana. Hormati ucapan/karya orang!
  17. Seperti atlet yang latihan tiap hari/teratur, untuk lancar menulis pun demikian. Kalo bisa tiap hari nulis! Apapun! Walau sedikit.
  18. Mau masukkin ini itu biar tulisan bagus? Halooo.. yang nentuin bagus atau gak itu pembaca. Makanya jangan segan-segan suruh orang baca.
  19. Tanya pendapat? Jangan tanya keluarga, sahabat, apalagi ibu. Yang ada pujian-pujian yang diterima. Cari orang yang netral!
  20. Paragraf pertama amat sangat penting. Gunakan kata-kata atau kalimat yang ‘catchy‘. Bikin orang senyum, tertarik, penasaran.
  21. Gak bisa semua dimasukin ke 1 buku. Pilih fokusnya apa? Tujuannya apa? Sebuah masakan kalau kebanyakan bumbu juga eneg.
  22. Tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia fiksi. Tapi! Bener mau njelek-jelekin agama/ budaya orang misalnya? Buku itu abadi!
  23. Campur fakta dan imajinasi? Kalo fiksi kenapa gak? Mau bikin karakter berkuping panjang ngopi di Starbucks? Silakan 🙂
  24. Untuk pemula, nulis novel supaya teratur, rapi, dan gak lupa … catet ringkasan para karakter dan alur ceritanya.
  25. Siapa bilang nulis harus dari depan, tengah, belakang … per bagian berurutan? Kalau memang kepikiran/tahu akhirnya dulu, silakan lho!
  26. Selalu lampirkan ringkasan novel biar memudahkan penerbit tahu isi garis besarnya. Jadi efisien.
  27. Pilih penerbit yang sama ‘soul‘-nya dengan tulisan Anda. Kalau banyak nerbitin buku-buku religi, ya jangan kirim novel ‘heboh’ misalnya.
  28. Gak apa-apa kok telepon penerbit apakah naskah sudah diterima, siapa yang terima, siapa editornya. Ngomong ama editor juga gak apa-apa.
  29. Uang dan ketenaran itu hadir setelah hasil, dan juga takdir. Saat proses menulis, jangan mikirin ini. Menulislah karena ingin menulis.
  30. Banyak hal yang tidak bisa diukur dengan uang, termasuk karya yang abadi. Bayangkan anak cucu baca buku-buku yang ada di perpustakaan. Nama sesudah tiada. Priceless!
  31. Paling penting: menulislah dari dalam hati. Jadi tanpa paksaan.

Cukup banyak yah. Tapi memang itu sih yang harus dimiliki dan dilakukan oleh orang yang pengin jadi penulis yang baik.

Tapi yang pasti  ingin jadi apapun kita, kita harus menjalaninya dengan sebaik-baiknya. Ada pepatah Arab yang saya dapat setelah membaca novel “Negeri 5 Menara” karangan A. Fuadi yang menuliskan Man Jadda Wa Jadda, apapun yang kita kerjakan jika kita bersungguh-sungguh akan berhasil mendapatkannya, kurang lebih itu artinya.

Jadi jika sudah kuliah di STIKOM Surabaya kerjakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Insya Allah segala keinginan atau cita-cita pengin jadi apa nantinya akan dimudahkan jalannya. Pastinya jangan lupa untuk tetap berdoa.