Mahasiswa STIKOM hadiri 15th UNESCO-APEID International Conference
Inspiring Education: Creativity and Entrepreneurship
6-8 December 2011, Jakarta, Indonesia
UNESCO APEID yang ke 15 ini adalah kali pertama di adakan di Indonesia. Kebetulan di adakah di Hotel Sultan Jakarta. Acara ini dihadiri lebih dari 400 peserta dan berasal dari 20 negara. STIKOM Surabaya mengirimkan 2 mahasiswa untuk mengikuti kegiatan tersebut. Mereka adalah Muhamad Ikhsan (Sistem Informasi), Angga Prasongko (Sistem Informasi) dan 1 dosen Kewirausahaan yaitu Nunuk Wahyuningtyas. (mahasiswa)
Diawali dengan registrasi yang dilakukan di hotel Sultan Jakarta, mahasiswa STIKOM memasuki golden room yang digunakan untuk pelaksanaan pembukaan 15th UNESCO-APEID International Conference. Tepat pada pukul 09.00WIB, 15th UNESCO-APEID International Conference dibuka dengan beberapa patah kata sambutan, Pembukaan tersebut berlangsung pada Selasa, 6 Desember 2011 dengan 400 orang peserta terdiri dari berbagai kalangan yang berasal dari berbagai negara. (angklung-kulintang)
This year, UNESCO is convening the 15th UNESCO-APEID International Conference, Inspiring Education: Creativity and Entrepreneurship, in collaboration with the World Bank and the Ministry of National Education and Culture in Indonesia, to foster discussions on creativity and entrepreneurship, and strengthen their linkages in education and the workplace. More specifically, the UNESCO-APEID Conference will provide a forum to:
- Increase understanding and knowledge of creativity and entrepreneurship;
- Showcase and promote innovative and educational approaches, projects and practices that enhance creativity and entrepreneurship;
- Encourage national, regional and global collaboration across all sectors and levels to improve creativity and entrepreneurship; and
- Facilitate networking and exchange of experiences among policy makers, researchers, educators, administrators, youth and private sector personnel.
Sub-themes of the Conference
I. Concepts and context of creativity and entrepreneurship in the 21st
century
- Identifying values, aspirations, knowledge, competencies and skills for creativity and entrepreneurship
- Providing space and opportunities for creativity and entrepreneurship in education systems and the work place
- Conducting research on creativity and entrepreneurship
- Strengthening the linkages between creativity and entrepreneurship
II. Innovative strategies, designs and models for creativity and
entrepreneurship
- Nurturing creativity and entrepreneurship in- and out-of-school and at work
- Developing programmes, pedagogy, curricula and materials for creativity and entrepreneurship
- Enhancing capacity to advance and support creativity and entrepreneurship
- Promoting creative economy and industries in formal, informal and non formal settings
III. Institutional frameworks and financing mechanisms to promote
creativity and entrepreneurship
- Encouraging policy dialogues and collaboration on creativity and entrepreneurship
- Designing governance, management and regulatory frameworks and processes
- Establishing sustainable financial mechanisms to support creativity and entrepreneurship
- Strengthening public and private sector partnerships
- Pada saat istirahat, ada kesempatan foto-foto (di-mimbar) (di-podium)
- Mira lesmana dalam kesempatan ini menyampaikan tentang Laskar Pelangi, bagaimana akhirnya film tersebut bisa mengangkat nama pulau belitung, meningkatkan omset wisata di pulau belitung (presentasi-mira) (MiraLesmana)
- Sandiaga Uno berkesempatan juga meyampaikan paparannya, Entrepreneurship menjadi suatu pendidikan yang sangat penting di Indonesia. (presentasi-SandiagaUno)
- Pak Ciputra dengan kondisi beliau yang sudah sangat tua, masih menyempatkan hadir juga pada kesempatan tersebut meskipun beliau presentasi dengan duduk, pendapat beliau yang tidak pernah berubah tentang Entrepreneurship adalah “mengubah kotorang/rongsokan menjadi emas”. (pakCik)
- PonhearyLy adalah salah seorang pahlawan wanita yang mampu mnegentaskan kemiskinan di negaranya thailand pasca perang dengan mendirikan sekolah bagi anak2 miskin yang sudah ditinggal mati orang tuanya. Beliau bisa beberapa bahasa, dia menjadi tour guide untuk mengawali misinya, dan mengajak anak2 untuk sekolah dengan “mengiming-imingi”: “dengan hanya menjadi tour guide saya bisa punya uang, ayo sekolah tak ajari biar bisa cari uang sendiri” hingga akhirnya banyak siswanya, dan dana bantuan datang dari berbagai negara. Tidak terlihat kalau seorang pahlawan, bahkan pada saat menghadiri acara UNESCO -APEID ini penampilan beliau tidak berkesan bahwa beliau salah satu pembicara utama, memang kita tidak boleh menilai seseorang dari penampilan semata. (presentasi-PonhearyLy) (PonhearyLy)
- Mae Chu Chang seorang Head, Human Development Sector, World Bank Indonesia juga berkesempatan menyampaikan paparannya, namun lebih karena sponsor acara ini adalah dari Word Bank Indonesia, beliau juga yang merancang souvenir tas yang dibagikan ke seluruh peserta. (Mae Chu Chang)
- Nama lengkapnya saya lupa, tapi teman-teman biasa memanggil dia Lily, beliau ini salah satu penyantun sekolah yang didirikan oleh PonhearyLy. (Lily)
- Untuk yang satu ini, yang cewek adalah salah satu pemakalah di kelas, nah cewek ini saltum(salah kostum) … dia nggak nyangka bahwa acaranya resmi dan dia pake pakaian santai, so jadi perhatian seluruh peserta(termasuk aku), termasuk pada saat memberikan paparannya di kels dia juga tidak bisa tenang berharap cepet2 selesai. Tapi akhirnya kita akrab, dan sempat foto bersama. (bule)
admin
November 21, 2012 at 4:42 am
emes