Kemarin sungguh banyak berita sedih yang saya terima. Pagi-pagi ada tepon dari sepupu yang mengabarkan ibunya meninggal dunia (berarti tante saya). Berita mengejutkan ini menambah kejutan berita sebelumnya yang saya terima yakni Agung Tri Darma, teman KKN anak Anthropologi, meninggal dunia di hari Minggu lalu. Tidak sampai lama, beberapa jam kemudian, sepupu lain telpon bahwa keponakannya (berarti cucu saya) meninggal dunia. Komplit.
Campur aduk perasaan ini, siangnya ada telpon dari dr Roy Antariksa, teman karib saya sejak di SMA. Kali ini saya sudah takut menerima telpon darinya. Tapi apa yang dikabarkan beda. Dia memberitahu bahwa dia menemukan buku hadiah pemberian saya dulu. Saya tidak percaya pernah memberi hadiah itu. Tapi di sampulnya memang ada kata-kata demikian, kata teman saya ini. Dan sekarang mau dihadiahkan ke anaknya yang mau kuliah di Malang. Berita bak air sejuk saat kekeringan. Segar banget… Alhamdulillah.
Telpon dari Roy sepertinya mengingatkan saya bahwa saya harus mengumpulkan bekal sebanyak-banyak untuk kehidupan selanjutnya seperti pemberian buku itu. Dulu saat kuliah saya memang sering memberikan hadiah ke teman berupa buku bahkan Al Qur’an. Sebagai mahasiawa yang punya uang cekak, saya malah sering memberi hadiah (sekarang saat punya uang sendiri, saya malah jarang memberi hadiah buku ke orang lain, hehehe).
Tentu saja selama buku yang saya berikan memberikan manfaat, maka pahala itu akan terus mengucur ke saya. Dan bila dihadiahkan lagi ke orang lain, maka pahala juga akan terus mengucur lagi. Pemberian buku ke teman dan datang bertubi-tubi berita duka, mengingatkan saya untuk berpikir apa lagi yang bisa mendatangkan pahala. Sesuatu yang ringan dan tidak butuh banyak, tapi rutin dijalankan siapa tahu bisa menumpukkan pahala kita.
Sepulang kantor saya takziyah ke rumah Agung. Ternyata dia sudah lama menderita sakit komplikasi Usianya 43 tahun lebih. Saat di sana, saya diam. Hanya mendengar percakapan, hanya sedikit-sedikit menjawab pertanyaan. Akhirnya sepulang dari rumah Agung, saya mampir ke toko buku. Sepertinya memang sudah diatur atau bagaimana, saya menemukan buku yang judulnya ‘Perbuatan Sepele yang Mendatangkan Pahala Besar.’
Ini memang saya cari. Dengan alasan sibuk kerja, berumah tangga atau berorganisasi, seringkali melalaikan ibadah. Padahal dengan ibadah-ibadah kecil yang bisa saja justru mendatangkan pahala besar. Toh, di sebuah cerita sahih seorang pelacur dengan hanya memberikan minum seteguk air pada anjing bisa membawanya ke surga.
Sobat, mari persiapkan bekal. Seharusnya di setiap masa (waktu) yang dilalui mendatangkan pahala. Banyak ibadah kecil yang bisa kita lakukan seperti tersenyum pada orang lain. Atau membuang duri atau paku di tengah jalan ke tempat aman atau shalat jamaah tepat waktu serta masih banyak lagi lainnya. Kalau ibadah-ibadah kecil dijalankan, akan lebih ringan untuk melakukan ibadah-ibadah berat.
Bagaimana menurut Anda?
*Mochamad Yusuf dapat ditemui di http://fb.me/mcd.yusuf