Monthly Archives: May 2016

Keutamaan Menuntut ILMU

Tarbiyah Selasa, 24 Mei 2016

Membahas tentang

  1. Definisi
  2. Hukum
  3. Keutamaan Menuntut Ilmu Agama
  4. Keutamaan Menuntut Ilmu dari Ulama dan Para Penuntut Ilmu
  5. Sarana Mendapatkan Ilmu
  6. Bagaimana cara agar bisa menguasai Ilmu agama

 

Keutamaan Menuntut Ilmu (source: googlesearch)

Definisi Ilmu

Agar terhindar dari “jahlul Muroqhob” atau kebodohan bertingkat  dimana seseorang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, maka sangat penting bagi kita untuk mempelajari definisi tentang ilmu. Ilmu dibutuhkan agar amalan yang dilakukan sesuai dengan ajaran Rosul serta terhindar dari bid’ah. Perlu diingat bahwa amalan akan diterima jika mencapai point berikut ini :

  1. Ikhlas karena Alloh
  2. Itiba’ Rosul (sesuai yang diajarkan oleh Rosul )

Jangan sampai amalan yang kita lakukan selama ini sia-sia dan tidak mendapatkan pahala dikarenakan salah dalam peng-amalannya.

Mari kita simak pengertian ILMU hakekatnya…

Pengertian ilmu adalah sebagai berikut :

  1. Mengetahui sesuatu sebagaimana adanya
  2. Jika disebutkan dalam nash al quran dan nash as Sunnah  (ilmu agama)

Dalil menuntut ilmu, Sahabat Abdullah bin Umar r.a berkata Rosulloh SAW pernah  bersabda pengertian ilmu itu ada tiga :

  1. Kitab yang berbicara (al-quran)
  2. Sunnah yang berlaku (perkataan, perbuatan, maupun diamnya Rosululoh SAW)
  3. Perkataan “Saya tidak tahu”

Perkataan Ibnu Qoyim Al-Jawziyah mengatakan bahwa ilmu itu adalah

  1. Alloh berfirman
  2. Rosul bersabda (sunnah)
  3. Perkataan para Sahabat (Atsar)

Hukum Menuntut Ilmu

Hukum menuntut Ilmu agama wajib bagi umat muslim (fadhu ain), dalil yang memperkuat hukum menuntut ilmu agama wajib adalah hadist Anas bin Malik r.a yang mengatakan bahwa Rosululoh bersabda menuntut ilmu agama adalah kewajiban bagi setiap muslim, wajib diartikan wajib sesuai porsi masing-masing, semisal dicontohnya wajib menuntut ilmu tentang ‘haji’ apabila hendak melaksanakan HAJI (bagi yang melakukan). Hukumnya bersifat WAJIB bagaimana yang tidak melakukanya? Nahhh ini pertanyaan menarik, termasuk saya pribadi yang terkadang mempunyai paradigma sama seperti  pendapat yang sangat trend saat ini, bunyinya “saya TIDAK MAU belajar agama, karena jika saya sudah TAHU dan TIDAK mengamalkannya maka saya akan berdosa”. Pendapat ini awalnya saya dukung karena pendapat yang sehati dengan pendapat saya, namun para ustadz mengatakan bahwa bagi orang yang mempunyai paradigm tersebut maka dia akan dikenai 2 dosa, yang pertama mendapatkan dosa karena tidak memunaikan KEWAJIBAN nnya sebagai seorang muslim untuk menuntut agama serta dosa kedua dia mendaptakan dosa karena tidak menyampaikannya. Namun bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama meski belum mengamalkannya maka orang tersebut terlepas dari dosa kewajiban menuntun ilmu agama sebagai seorang muslim.

 

Keutamaan Menuntut Ilmu

Keutmaan menuntut ilmu terdiri dari 8 yaitu

  1. Sebagai Amal jariyah

Dari Abu Hurairah r.a berkata Rosulluloh bersabda jika seseorang meninggal maka terputus amalnya, kecuali tiga hal yaitu shodaqoh jariyah (ex : bershodaqoh untuk pembangunan masjid), ilmu yang bermanfaat (pastinya ilmu agama, akan tetapi jika ilmu dunia masuk juga dalam kategori ini, ilmu dunia atau ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi agama Alloh) dan anak sholih (bukan hanya anak kandung, melainkan anak didikpun masuk dalam kategori ini) yang mendoakannya.

 

Sejarah : Abu Hurairah sahabat Nabi yang dijuluki Bapak Kucing karena beliau suka memelihara kucing masih waktu kecil

2. Pondasi Amal

Dengan menuntun ilmu, maka perkara-perkara kecil dapat mendatangkan pahala. Seseorang yang berilmu akan dipermudah segala urusan dunianya oleh Alloh, urusan dunia ini diartikan sama dengan perkara kecil.

3. Setara dengan JIHAD

Bicara soal tentang JIHAD, banyak orang awam yang mengartikan JIHAD itu adalah ‘PERANG’ sehingga ISLAM identic dengan kata “teroris” karena di dalam ISLAM diajarkan untuk berjihad, Hal ini SALAH BESAR. Mereka (baik muslims maupun non muslim) telah berprasangka bahwa JIHAD diartikan dengan angkat senjata, dekat dengat kata kekerasan, dekat dengan kata teroris. Padahal JIHAD itu sesungguhnya artinya adalah berjuang di jalan Alloh, yang dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah menuntut ilmu demi keselamatan diri kita sendiri.

Dalil berjihad : Surat At-Taubah : 122

Dengan semakin banyak ilmu (apalagi ilmu agama), maka kita akan terselamatkan dari hal-hal yang dilarang Alloh maupun hal-hal yang sia-sia. Dengan Berilmu kita akan menjadi orang yang lebih baik lagi dan mendapatkan pahala setiap amalannya.

 

Mari kita bahas manusia dibagi menjadi 4 golongan ,

  1. Manusia berilmu dan banyak harta , harta digunakan di jalan yang benar (akan mendapatkan pahala)
  2. Manusia berilmu dan tidak punya harta, tapi berniat jika punya banyak harta akan digunakan seperti manusia golongan pertama  (akan mendapatkan pahala seperti golongan 1)
  3. Manusia tidak berilmu namun punya harta, harta nya digunakan untuk hal-hal yang sia-sia
  4. Manusia tidak berilmu dan tidak punya harta, dan punya niat jika punya harta banyak akan digunakan seperti golongan manusia ketiga

Dari ke-empat golongan manusia di atas, pilih yang mana anda sebagai seorang muslim ?

Mari berlomba-lomba menjadi manusia Golongan pertama Berilmu dan Banyak Harta, Pernah diceritakan seorang sahabat meminta kepada Rosulluloh untuk didoakan agar menjadi orang yang banyak  harta, dengan niatan harta tersebut digunakan untuk agama Alloh. Maka dari kisah ini tidak disalahkan jika kita berdoa meminta menjadi kaya raya, dengan niat yang baik.

4. Makanan Ruh

Perkataan Imam Ahmad, manusia lebih membutuhkan makanan berupa ilmu daripada makanan dan minuman, karena makan dan minum dibutuhkan 2 atau 3 klai sehari  dalam sehari, sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat.

5. Alloh memerintahkan nabiNYA untuk meminta tambahan ilmu bagi orang yang berilmu

Jadi orang yang menuntut ilmu akan semakin banyak ilmunya, tidak pernah habis karena dilindungi didrinya dari hal-hal yang menjauhkannya dari ilmu tersebut. Dulu para nabi meninggakan harta warisan berupa ilmu.

6. Jalan menuju Surga

Dari Abu Hurairah r.a berkata Rosulluloh bersabda “Barang siapa meniti jalan menuntut ilmu dimudahkan baginya jalan menuju ke surge (H.R Muslim)”

7. Satu dari dua perkara yang diperbolehkan hasad (iri) di dalamnya

Pikiran Memiliki Proses yg Kuat

Postingan kali ini tentang ‘terapi berpikir positif’ yang saya dapatkan dari sebuah  buku bestseller  yang ditulis oleh Dr Elfiky.  dari buku beliau saya mempunyai catatan tersendiri yang dipenuhi dengan stabilo warna warni, dimana menurut saya catatan tersebut bisa disebarkan oleh siapapun. Catatan didapatkan dari paragraf buku tersebut. Sangat disayangkan jika tulisan tersebut hanya dibaca, direnungkan tapi tidak disebarkan ke para nitizen (‘para warga medsos’) yang membutuhkan motivasi tetap berfikir positif.

Positive Thinking

 

Berpikir sederhana hanya butuh waktu sekejap. Namun, ia memiliki proses yang kuat dari tujuh sumber yang berbeda. Tujuh sumber tersebut memberi kekuatan luar biasa pada proses berpikir  dan menjadi referensi bagi akal yang digunakan setiap orang, entah disadari atau tidak. Berikut tujuh sumber tersebut, 

1. Orang Tua 

Pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Proses berpikir didapatkan dari orang tua, karena melalui mereka budaya meniru dan penanaman sikap terhadap masalah secara tidak langsung meniru dari orang tua, sehingga pepatah buah jatuh tidak  jauh dari buahnya sangat benar keakuratannya. Selain itu Dr Elfiky menyatakan bahwa proses berpikir pertama di dunia berasal dari orang tua.

2. Keluarga 

Setelah orang tua, merambat ke dunia kecil yaitu familiy atau kerabat seperti nenek, kakek, paman, bibi, dll. Kebersamaan yang menggabungkan pola pemikiran menjadi satu dalam sebuah keluarga besar. Pola pemikiran yang positif maupun negatif sangat dipengaruhi oleh orang-orang terdekat kita yaitu keluarga.

3. Masyarakat

Setiap  manusi berinteraksi dengan masyarakat sekitar termasuk tetangga, tukang sayur, dan semua oarng yang tinggal di lingkungan kita. Secara tidak langsung pola pemikiran tersebut mempengaruhi pola pikir. Pola pemikiran tersebut terus mengikat informasi yang masih simpang siur kebenarannya, yang berkemungkinan bersatu dengan pola pemikiran kita di bawah alam sadar.

4. Sekolah

Menurut Dr.Elfiky lingkungan sekolah membentuk pola pikir kita berdasarkan ucapan, perilaku, dan sikap guru atau pengelola sekolah. Karena sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran sehingga mudah uintuk meniru apa-apa yang ada di sekolah.

5. Teman

Teman itu paling penting setelah orang tua. Berteman sangat mempengaruhi dalam membentuk pola pikir kita, teman yang baik akan berpengaruh positif pada pola pikir kita, begitu juga sebaliknya teman yang buruk berpengaruh negatif pada pola pikir kita. 

6. Media Masa

Media masa sangat  berpengaruh terhadap pembentukan pola pikir atau cara berpikir kita, semisal media sosial atau tayangan televisi yang menyebarkan informasi yang sangat diragukan kebenaran, sehingga hal ini secara langsung mempengaruhi pola pikir kita.  Dr Elfiky juga menyebutkan bahwa kondisi menyedihkan 60% yang disebabkan oleh media masa di New Zealand seperti perangan, seksualitas, dan pelanggaran tata nilai. Kondisi tersebut sangat berbahaya dalam pembentukan pemikiran setiap orang.

7. Diri Sendiri

Diri sendiri merupakan hal utama dalam pembentukan pemikiran kita, karena jika kita bisa mem-filter informasi dari ke-enam faktor di atas, maka pembentukan pola pikir tersebut akan menjadi benar versi kita.

Ada pernyataan yang menyatakan bahwa Pikiran bisa jadi penyebab penyakit kejiwaan dan fisik. Pikiran bahagia membuat kita bahagia begitu sebaliknya pikiran takut akan membuat takut dan pikiran berani akan membuat berani. Socrates berkata, “dengan pikiran, seorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri”.

Dr Elfiky juga membagikan pengalaman perjalanan beliau di beberapa negara kepada lebih dari 20.000 orang setiap tahun, dimana membuahkan hasil yang maksimal. Beliau mampu membantu banyak orang berpikiran buruk menjadi lebih baik lagi.

Skip to toolbar