Berikan Senyuman Tulusmu

Sebulan yang lalu saya baru menyadari, dibalik pagar berwarna hitam itu, duduk seorang nenek di kursi rodanya. Nenek itu duduk seorang diri di sana tanpa ditemani siapapun. Wajahnya terlihat muram tanpa senyuman. Beliau lebih banyak tertunduk, hanya sesekali menengadahkan kepalanya melihat kendaraan yang lewat.

Saya sebenarnya setiap hari melewati rumah ini, tapi saya sama sekali tidak tahu sejak kapan nenek itu berada di sana. Tapi sejak saya menoleh ke pagar itu kurang lebih sebulan yang lalu, saya baru menyadari ada seseorang duduk di balik pagar hitam itu. Sejak itulah saya selalu tersenyum kepada beliau sambil menganggukkan kepala.

Pada awalnya beliau tidak memberikan respon atas sapaan saya. Beliau hanya melihat saya masih dengan wajah muramnya. Namun ketika melewati rumah itu setiap pagi, saya selalu dengan sengaja melambatkan kendaraan saya.  Saya selalu menyempatkan menyapa beliau dengan senyuman tulus dan menganggukkan kepala kepadanya. Sekitar seminggu sejak sapaan pertama saya, beliau mulai membalas sapaan saya dengan senyum simpulnya. Tidak lebar memang namun terlihat jelas ada senyuman di bibirnya. Hal ini terus berlangsung dari hari ke hari.

Sepertinya senyuman dan anggukan kepala saya cukup menyentuh hati nenek tersebut. Tanpa terasa mulai terlihat perubahan di wajah tuanya. Senyuman beliau semakin hari semakin lebar telah merubah wajah beliau menjadi semakin bahagia. Beliaupun sekarang sering menanggukan kepalanya kepada saya. Terkadang saya sampai merasa beliau duduk di sana menunggu senyuman saya. Karena setiap kendaraan saya melewatinya, beliau sudah tersenyum dan menanggukkan kepala kepada saya (mungkin ini saya saja yang ke-geer-an). Saya pun merasa bahagia melihat hal itu.

Tanpa terasa sebulan lebih sudah kondisi ini berlangsung. Pagi hari ini, saya mendapat surprise yang luar biasa. Nenek itu membalas sapaan saya dengan senyuman cerianya sambil melambaikan tangannya. Tangannya terangkat tinggi dan melambai-lambai kepada saya. Wow…

Bahagia sekali melihat semangat hidup beliau seperti kembali lagi. Semua hanya berawal dari sebuah senyuman dari seseorang yang beliau tidak kenal. Senyuman dan anggukan kepala saya mungkin telah membuka mata hati beliau bahwa di dunia ini masih ada yang memperhatikan dirinya. Hal ini berpengaruh pada semangat hidupnya yang kembali menyala.

Itulah kekuatan senyuman tulus yang kita berikan. Karena itu, jangan segan untuk memberi senyuman tulus kita kepada siapapun yang kita temui. Sebanyak apapun senyuman kita berikan, kita tidak akan pernah kehabisan. Kita tidak akan pernah tahu, kapan dan kepada siapa senyuman tulus kita dapat membangkitkan semangat hidup dan membawa kebahagiaan.

Ayo, tersenyumlah… agar semakin banyak orang yang berbahagia…

 

This entry was posted in Kultur - Sosial and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *