Bila kita melihat dunia pekerjaan sebagai sebuah spektrum, dimana ujung yang satu adalah pekerjaan dan jenjang karir, dan ujung yang lain adalah pengangguran. Maka bisa dikatakan Gig Economy berada diantaranya.
Di dunia pekerjaan tradisional pekerja biasanya diminta datang ke kantor lima hari seminggu, delapan jam sehari. Sementara pemberi kerja di Gig Economy berfokus sepenuhnya pada KINERJA, bukan kehadiran di kantor.
Perusahaan saat ini lebih memilih melakukan kontrak dalam jangka waktu tertentu dengan karyawan, daripada mengikat karyawan secara Full Time dengan pengabdian jangka panjang. Di sisi lain, karyawan generasi sekarang juga mendambakan fleksibilitas yang tinggi. Banyak yang rela mengorbankan kompensasi ekonomi demi otonomi dan keselarasan dengan misi pribadi.
Untuk sukses di Gig Economy, dibutuhkan pola pikir yang baru, keahlian yang spesifik dan perangkat pendukung yang update. Gig Economy adalah ekonomi keahlian, dimana para pekerja dengan keahlian adalah pemenangnya. Semua dimulai dengan mengubah mindset anda dan mungkin, berhenti mencari pekerjaan.
Dikutip dari : Infokomputer. Oktober, 2017.
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI