Mitos 1 : Makin tinggi resolusi kamera, semakin bagus hasil fotonya
Fakta :
Bagus atau tidaknya suatu foto yang dihasilkan oleh sebuah kamera bukan hanya ditentukan oleh satu faktor saja, melainkan banyak hal yaitu lensa yang digunakan, algoritma pemroses gambar yang dipakai, lensa, serta chip pengolah gambar. Tinggi resolusi sebuah kamera sebenarnya hanya berpengaruh pada seberapa besar foto tersebut dapat dicetak pada kertas berukuran besar. Semakin tinggi nilai megapixel, makin besar pula foto yang dicetak pada kertas yang berukuran lebih besar. Hal ini juga berlaku pada kamera smartphone.
Mitos 2 : Menggunakan smartphone di SPBU bisa menyebabkan kebakaran
Fakta :
Smartphone zaman sekarang sudah memiliki sistem perlindungan dan keamanan yang membuat potensi adanya listrik statis pemicu ledakan sangat kecil. Dinas Pemadam Kebakaran AS pun hanya sekali menjumpai kasus sebuah SPBU yang terbakar karena asumsi penggunaan smartphone. Hal ini membuat pengguna smartphone menjadi tersangka musibah tersebut. Namun hasil penelitian terbaru tidak dapat membuktikan bahwa smartphone tersebut menjadi pemicunya.
Mitos 3 : Jangan mengisi ulang baterai smartphone atau notebook sebelum daya baterai habis
Fakta :
Hal ini memang sempat dipercaya ketika baterai masih menggunakan teknologi lama (berbasis nickel metal hydride/NiMH). Namun semenjak digunakannya baterai berjenis lithium, anda bisa melakukan pengisian baterai kapan saja tanpa harus menunggu kapasitas daya baterai habis. Bahkan jika terlalu sering mengisi baterai ketika kondisi baterai kosong, hal ini akan membuat baterai bekerja terlalu keras untuk kembali ke kondisi normal.
Mitos 4 : Magnet bisa menghapus data
Fakta :
Hal ini memang benar bisa saja terjadi jika data magnet tersebut sangat besar. Seorang pakar teknologi mengatakan dibutuhkan magnet yang cukup besar dan kuat untuk menghapus semua data pada komputer modern. Ini pun hanya berlaku pada media simpan seperti hard disk yang memiliki piringan maupun komponen berbahan logam. Sementara media simpan seperti SSD atau flash disk tidak akan terpengaruh oleh magnet.
Mitos 5 : Smartphone bisa menjadi pemicu kanker
Fakta :
Isu radiasi sinyal smartphone dapat menyebabkan kanker otak sudah lama berhembus. Tetapi hal itu belumlah terbukti. Smartphone memang memancarkan radiasi yang dapat diserap oleh jaringan manusia. Namun apakah radiasi ini memang benar menyebabkan kanker, sampai saat ini belum terbukti ilmiah. Hal itu diperkuat oleh pernyataan National Cancer Institute yang mengatakan tidak ada pengaruh dari energi frekuensi smartphone sebagai penyebab kanker. Hal tersebut telah mereka buktikan pada sel hewan dan (belum lama ini) pada manusia.
Mitos 6 : Windows lebih rentan dibandingkan MacOS atau Linux
Fakta :
Salah satu alasan mengapa Windows lebih rentan terhadap serangan karena Windows merupakan sistem operasi yang paling banyak digunakan. Ini membuatnya menjadi sasaran para pembuat virus maupun penjahat dunia maya yang lebih menginginkan target pasar yang lebih besar. MacOs sendiri sering mendapatkan tambalan (patch) keamanan karena sudah mulai banyak virus maupun malware yang menyerangnya. Sementara Linux pun juga tidak jauh berbeda. Hanya saja, karena Linux berbasiskan komunitas, setiap ada masalah keamanan, akan ada banyak orang yang cepat bereaksi untuk mengatasinya.
Mitos 7 : Jika sinyal jaringan smartphone penuh artinya koneksi internet kencang/lancar
Fakta :
Sinyal penuh pada smartphone hanya menandakan bahwa posisi smartphone dekat dengan BTS. Makin penuh bar sinyal, main dekat posisinya dengan BTS, sementara lambat tidaknya koneksi internet dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu berapa banyak orang yang sedang menggunakan jaringan tersebut. Contohnya mirip saat mengakses internet dari wifi, saat sinyal penuh namun banyak orang yang sedang mengaksesnya secara bersamaan, akan bisa membuat koneksi lambat.
Mitos 8 : Hacker adalah penjahat yang mencuri data
Fakta :
Banyak yang beranggapan bahwa hacker adalah penjahat yang menyebarkan virus, mencuri data atau melakukan kejahatan di dunia maya. Padahal hacker adalah orang-orang yang bertugas mencari kelemahan sebuah sistem dan memperbaikinya. Mereka yang melakukan kejahatan dunia maya lebih tepatnya disebut Cracker.
Dikutip dari : Infokom – Infomezzo, 2016
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI
thanks for sharing,is article very good
Setelah mengikuti blognya ibu Ayouvi, dan membaca artikel kali ini buat ketawa lucu kalau yang tertuang semuanya ada saya pikir benaran ternyata ada Faktanya. Terima kasih ibu buat informasinya… mampir ke blog kami juga yaa 🙂
yang kedua tuh, katanya menyalakan HP di SPBU bisa menyebabkan kebakaran yang terus menjadi pertanyaan batin saya
terimakasih informasinya ya kakak…fakta IT, khusus dunia maya apa lagi ya sampai detik ini belum terungkap?
sepertinya hacker dan cracker tidak berbeda jauh ya… tepatnya sebelum mereka melakukan aktivitas crack, terlebih dahulu mereka melakukan hacking ya… maaf jika salah hehehe