Warung memang telah lama menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia. Di wilayah Jakarta dan sekitarnya, jumlah warung mencapai 2,1 juta. Namun di era digitalisasi saat ini, warung praktis belum mendapatkan sentuhan teknologi. Oleh sebab itu pada bulan September 2017 hadirlah Warung Pintar yang bertujuan untuk membantu para pemilik warung yang selama ini termarginalkan secara ekonomi dan teknologi karena anggapan bisnisnya yang kecil.
Untuk menyulap Warung menjadi “Pintar”, Agung Bezharie CEO Warung Pintar, akan melakukan pembenahan dalam dua hal yaitu yang terlihat dari sisi konsumen adalah aspek fasilitas mulai dari wifi gratis, televisi sampai colokan listrik dan sisi internal. Jika diidentifikasi, sebenarnya ada tiga masalah utama yang harus dihadapi bisnis warung yaitu [1] buying, [2] selling dan [3] monitoring.
Disisi buying, pemilik warung kesulitan membeli supply dengan harga yang murah. Hal ini kemudian berpengaruh ke sisi selling, karena warung tidak bisa berkompetisi dengan minimarket modern. Sedangkan dari sisi monitoring, pemilik warung tidak pernah mengetahui persis pendapatan maupun keuntungan yang mereka dapat.
Solusi yang ditawarkan untuk sisi buying adalah Warung Pintar akan menjadi distributor bagi pemilik warung, dengan membuat supply order system yang terhubung ke principal, karena membeli dalam volume yang besar, Warung Pintar akan memiliki posisi tawar yang tinggi sehingga mendapatkan harga kompetitif. Alhasil ketika produk sudah sampai ke warung harganya bisa kompetitif. Disisi selling adalah menyediakan fasilitas yang membuat konsumen betah berlama-lama di warung. Warung juga dilengkapi dengan kemampuan menjual produk berbasis digital seperti pulsa telepon, pulsa listrik atau pembayaran BPJS. Dari sisi monitoring adalah pemilik warung akan dilengkapi dengan POS dan aplikasi manajemen keuangan.
Dikutip dari : Infokomputer. April 2018.
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI