Meski bukan hal baru, Community Marketing masih layak dilakukan perusahaan atau brand. Apalagi saat ini, customer path telah berubah. Advokasi lebih penting ketimbang pembelian kembali. Namun bukan hal yang mudah untuk menumbuh kembangkan advokasi. Kita sebagai perusahaan, pemilik brand atau pemasar tidak bisa meminta atau bahkan memaksa para konsumen untuk sukarela menjadi advocates kita. Apalagi jika mereka tidak cinta, belum mendapat manfaat dan nilai lebih dari produk kita.
Daripada membuang tenaga dan biaya yang berlebih, Community Marketing bisa menjadi pilihan. Ini adalah strategi marketing dengan mendekati para komunitas yang ada. Bentuknya pun beragam, mulai dari komunitas yang dibuat oleh perusahaan atau brand hingga komunitas independen, dari berbagai sektor industri. Dengan masuk ke komunitas, kita tidak perlu memilah-milah konsumen yang ada sebab, kita sudah mengetahui apa alasan mereka berkumpul. Sebagai brand pun kita harus membuka diri. Biarkanlah mereka menjadi bagian dari merek kita, menjadikan mereka sebagai sentral dan membuka kesempatan bagi mereka untuk memiliki brand mereka.
Komunitas di Indonesia tidak akan pernah mati, sehingga dengan Community Marketing, maka andapun selangkah di depan dalam mendekati dan menghasilkan advocates bagi perusahaan atau brand anda.
Dikutip dari : Setiawan, Iwan. 2016. Marketeers.
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI