Sistem manajemen baru yang menghapuskan hierarki tersebut adalah HOLACRACY. Dikutip dari situs resminya Holacracy.org, sistem ini menggantikan hierarki dalam manajemen tradisional dengan sebuah “sistem operasi” peer to peer yang meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan kelincahan organisasi.
Ini terdengar menjanjikan dan cocok untuk perusahaan startup teknologi yang mencari model baru manajemen di tempat kerja untuk menjaga inovasi dan energi anak-anak muda.
Zappos (toko online yang menjual baju dan sepatu berbasis di Las Vegas) telah menerapkannya dan tetap menerapkannya hingga kini walaupun tidak sedikit menuai kontroversi. Google sempat meniadakan para bos di level manajer, namun tak lama kemudian mengadakannya kembali.
ZAPPOS
Pada tahun 2012 CEO Zappos Tony Hsieh bertemu Brian Robertson, CEO perusahaan software Conscious Capitalsm yang dikenal sebagai penemu Holacracy. Menurut Robertson, adalah masalah dalam interaksi manusia (seperti ketidakpuasan, ingin berkuasa dll) yang menghalangi bisnis mencapai potensi maksimalnya.
Hsieh yang terkenal selalu inovatif dalam pendekatan pengelolaan karyawan lansung menyukai konsep ini. Pada tahun 2013, holacracy diperkenalkan di perusahaan e-commerce yang telah diakuisisi Amazon tersebut. Gagasan utama holacracy adalah menyusun atau mengorganisasi perusahaan berdasarkan pekerjaan yang perlu dikerjakan dan bukan berdasarkan orang yang mengerjakannya. Gonzales – Black yang menangani bagian human resources di Zappos bertugas menghapus semua jabatan, termasuk jabatannya sendiri. Organisasi akan beroperasi tanpa seorangpun yang menyandang titel manajer.
Dikutip dari buku Holacracy: The New Management System for a Rapidly Changing World (Brian Robertson, 2015), holacracy membagikan otoritas dan pengambilan keputusan ke seluruh organisasi, dan menetapkan orang-orang di dalamnya bukan berdasarkan hierarki dan jabatan, melainkan berdasarkan peran. Ketika anda mulai mengikuti holacracy, anda belajar membuat struktur baru dan cara pengambilan keputusan, yang memberdayakan karyawan yang paling memahami pekerjaan anda yaitu para frontliner.
Holacracy menghapus job description dimana setiap orang hanya memiliki satu job, hal ini digantikan oleh roles (peran) dimana seseorang mengisi beberapa peran. Di dalam holacracy juga semua aturan bersifat transparan dengan tujuan menghilangkan politik kantor.
GOOGLE, MEDIUM dan GITHUB
Ketika sedang berkembang pesat, Google merasa tidak mungkin lagi memiliki struktur organisasi yang flat. Pada waktu itu direkrutlah manajer-manajer berpengalaman dari perusahaan lain yang kemudian membuat karyawan mearasa suasana tidak “Google” lagi. Pada waktu itulah, Brian dan Page memutuskan untuk menghapuskan posisi manajer. Setidaknya untuk bagian Engineering.
Kondisi tersebut mendapat tentangan dari Head of HR Google, yang merasa manajer tetap diperlukan, tetapi Page tetap bersikeras bahwa orang-orang tidak perlu diatur. Hal ini sempat menimbulkan kekacauan kecil dimana ada yang kehilangan pekerjaan dll. Kebijakan ini ternyata tidak berlangsung lama dan posisi manajer tetap sangat diperlukan karena karyawan memerlukan leader, yang bisa mengajari mereka, dan ketika mereka tidak sependapat dengan rekan kerja mereka, dibutuhkan seseorang yang dapat menengahi dan mengambil keputusan.
Permasalahan yang sering dihadapi banyak organisasi adalah banyak manajer yang tidak efektif. Mereka tidak melakukan fungsi leader dan hanya bisa menyuruh, karena itulah kemudian Google meluncurkan yang disebut project Oxygen, untuk membentuk bos-bos yang lebih baik. Mereka menemukan delapan perilaku manajer hebat yang membuat mereka hebat, yaitu :
Kesimpulannya adalah Holacracy sangat sulit diterapkan jika perusahaan sudah berkembang dengan skala yang lebih besar, untuk inisiatif-inisiatif yang lebih besar, yang memerlukan koordinasi antar bagian, akan sulit dan memakan waktu dalam sistem tanpa hierarki.
Dikutip dari : Chandra, Meisia. 2016. Infokomputer.
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI
Agak susah juga sih kalau ada kantor tanpa bos :v
thanks bos,hanya saja kalau menurut saya.kayanya lebih baik bos itu selalu datang ke kantor,untuk kontrol karyawannya.