Renungan Lusi

Renungan ini untuk diri sendiri dan siapapun yang berkenan membacanya. Karena ibarat jari menunjuk juga lebih banyak mengarah ke diri sendiri.

“Selamat Datang,”

Saudaraku, yang tekun mendirikan sholat dan berpuasa dengan penuh kekhusyukan.
Saudaraku, yang selalu belajar dan menelaah dengan penuh kesadaran dan ketulusan.
Saudaraku, yang tengah mendidik para calon ksatria dan mencetak org org yang baik dan bermanfaat.
Saudaraku, yang selalu memelihara nilai nilai adiluhung dan melestarikan tauladan.
Saudaraku yang selalu takut dan menjauhi apa-apa yang diharamkan olehNya.

Marilah ….
Kita sama sama belajar menjadi lebih baik dari hari hari kemarin. Selalu bersabar, syukur dan semangat dalam menjalani hari.

Marilah kita sama sama saling membantu dalam kebaikan. Dan iklas menjadi orang baik, yang selalu menjadi penyebab kebaikan sesama, Iklas menjadi orang yang hebat, yang selalu menjadi penyebab kemudahan bagi sesama. Semoga kita diberikan kebaikan menjadikan hidup penuh damai dan saling mengasihi.

YA…………….
Untuk senyuman indah yang menghembuskan cinta dan mengindahkan kasih sayang bagi sesama.
YA………
untuk ucapan ucapan baik yang membangun persahabatan sejati dan menjauhi rasa dengki.

TIDAK …….
untuk menyia-nyiakan usiamu dengan hal – hal yang tak berguna, misalnya suka membalas dendam, berdebat tentang perkara perkara yang tidak bermanfaat.

TIDAK ………….
untuk mencari kesalahan orang lain, mengunjingnya dan melupakan kesalahan diri sendiri.

Salam Cinta, Salam Kasih
Semoga yang maha pengasih selalu memberikan kita kesehatan, keselamatan dan kemudahakan di setiap urusan kita.

I Love U, Full
Bu Titik Lusiani (BTL).
Surabaya, 1 desember 2011

 

 

 

 

This entry was posted in Renungan Lusi. Bookmark the permalink.

4 Responses to Renungan Lusi

  1. Ismi says:

    Bu lusi tidak pernah lupa untuk mengingatkan semua orang akan pentingnya sholah, semoga ibu tidak pernah lelah untuk melakukan ibadah dan terus disayangi Allah SWT, aamiin

  2. Amin semoga bisa mengamalkannya, rasanya masih sudah tp itulah mungkin proses perjuangannya. Thanks mau berbagi cerita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *